I Will be fine.

7.2K 392 11
                                        


NO EDITED.. :) hai... apakabar semua... minal Aidzin wal faidzin, mohon maaflahir dan batin untuk semua readers yang merasa aku bohongin #tikpukinPopcorn... untuk readrs yang merasa aku abaikan, mohon maaf semua, karena sekarang aku gak bisa seaktif dulu di dunia orange... you know what? karena aku lagi berusaha mengejar mimpi yang tertunda di DUTA... tapi aku akan berusaha buat aktif di dunia orange, meski itu hanya uplod cerita.. #tepokjidad... and finally... happy reading. ;)

#sorry kalau ada typo... belum sempet ngececk.. setelah ngetik langsung publish... oke... cuap-cuapnya gitu aja.. bye bye

Sore itu suasana di salah satu taman bilangan Jakarta terasa senggang, tak banyak orang yang datang kesana, hanya beberapa. Salah satunya Airin, wanita yang sudah menikah namun sifat kekanakannya masih ada, sedang berdiri di tepi danau buatan. Melihat bayangan dirinya di dalam air yang sedikit keruh, di samping wanita itu ada dua anak kecil yang melakukan hal serupa.

"Lihat! Itu ikannya. banyak banget!" Seru Chavi menunjuk-nunjuk kearah air yang tidak jauh darinya, dimana ada beberapa ikan yang terlihat sedang berenang.

Azri menoleh, melihat kearah yang di tunjuk Chavi dan mendengus, tangannya terlipat di depan dada sok dewasa.

"Itu gak banyak Chavi. Cuman 3." Jawab sang adik yang di balas delikan galak dari sang kakak.

"Tiga itu 'gak cuman, tapi banyak, kan lebih dari satu, kalo lebih dari itu, itu banyak. Iya kan, 'Nda?" Tanya Chavi menatap sang bunda meminta pembelaan.

Airin yang melihat tingkah laku kedua anak di sampingnya tersenyum manis. Kepalanya mengangguk mengiyakan.

Azri memanyunkan bibirnya tidak terima. "Tapi 3 itu dikit, 'Nda. Kalo 10 baru banyak. Iya, kan?!"

Airin semakin tersenyum manis, mengacak rambut Azri gemes. "Memang, tapi apa yang di katakan Chavi itu juga benar. Kalau lebih dari satu bisa di katakan banyak." Tuturnya lembut.

Azri masih memanyunkan bibirnya. Kepala keras kepalanya tidak bisa menerima penjelasan sang bunda.Sikap arrogant yang di tampilkan-nya ini membuat orang yang melihat merasa gemes bukan main.

Dengen gemes Airin mencubit pipi tembem Azri, sang korban mengaduh, tangan mungilnya mencoba melepaskan cubitan maut di pipi yang terasa sangat sakit. Sedangkan Chavi tertawa puas, seolah bahagia melihat adik kandungnya sedang kesakitan.

"Bunda, sakit!!." Rengek Azri mencoba melepaskan cubitan maut di pipinya. Matanya memerah, bersiap menumpahkan liquid bening.

Airin tertawa gemes dan melepaskan cubitannya di pipi Azri yang di sambut elusan dari tangan mungil itu, matanya menatap sang bunda jengkel.

"Kamu ini, Rin. Hobi banget bikin Azri nangis." Menggeleng pelan, Asyia berjalan kearah Azri dan Chavi.

"Mama!" seru Chavi berlari kearah sang mama dan memeluk kakinya erat.

Asyia terkekeh geli. Tangannya mengacak rambut Chavi lembut dan menggendongnya. Azri berjalan kearah sang mama masih dengan tangan mengelus pipi dan bibir cemberut, yang di ikuti Airin dari belakang.

"Mama, bunda nakal. Masak pipi Azri dicubit sampe merah gini. Kan sakit."

Airin sang tersangka terkikik geli. "Habis gemesin sih kamu." Katanya menarik bibir Azri yang masih cemberut.

"BUNDA!!!" teriaknya melengking yang di sambut galak tawa ketiga orang di sana. "KALIAN NAKAL!"

Sontak hal itu membuat ketiga orang itu semakin gemas bukan main. Ah Azri ini benar-benar mirip dengannya sewaktu kecil. Tanpa sadar bibirnya tersenyum miris.

Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang