yang tulisan miring itu masalalu ya.....
kira-kira In the past ini 2 atau 3 bagian yah, dan aku usahain lebih cepet dari yang ini. baju yng d atas itu gambaran pakaian Airin waktu hari kejadian.
AUTHOR POV
Kalva berjalan kearah Kendra yang sedang duduk di kursi roda sedang menatapnya datar dan duduk di kursi yang tadi di duduki Airin sebelah kursi roda Kendra, Kalva tersenyum ala kadarnya melihat tatapan Kendra.
pemuda itu menghela nafasnya panjang sebelum mulai berbicara, meski di luar Kalva terlihat cuek dengan masalah sepupu sekaligus sahabatnya, tapi siapa sangka kalau dialah orang yang paling takut sepupunya kenapa-kenapa, melebihi takutnya seorang ibu.
"gua yakin kak Ken sudah tau kalau Airin bukan gadis, tapi gua juga yakin kalau Airin nggak nyeritain detail kenapa dia begitu"kata Kalva memberi jeda sedikit panjang dan menghela nafas berat, tatapannya tertuju kedepan tapi semua orang pasti bisa melihat kalau tatapan pemuda itu bukan ketaman "ini semua bermula beberapa tahun yang lalu---"
"Kalv anterin gua ketemu kak Al ya"pinta gadis manis di sebelah pemuda yang sedang serius membaca majalah otomotive.
"nggak ah males, suruh anterin kak Dion napa? loe nggak liat gua lagi apa? udah sana jangan ganggu, berisik amat sih jadi cewek"
gadis manis itu mendengus sebal dan mengerucut bibirnya mendengar penolakan sepupunya secara kasar.
"ih loe itu begok apa pikun sih?? bang Dion kan lagi di rumah oma sama mama. anterin ya kalv, masak loe tega biarin gua pergi jalan kaki dari sini sampe apartement kak Al, ayolah Va, nanti gua kenalin sama cewek tercantik di sekolah gua, mau ya ya ya"
Kalva mendengus mendengar tawaran sepupunya, kepalanya menggeleng tegas menolak mentah-mentah tawaran itu tanpa berfikir panjang, seorang Kalva yang cuek sama mahluk yang bergender Cewek di kasih tawaran di kenalin sama cewek cakep di sekolahnya, apa dia ngigo??
"ini itu udah malam Rin, lagian loe jadi kecentilan banget nemuin laki-laki malam-malam kek gini, apalagi di apartement, nggak takut di apa-apain loe?"kata kalva membalik majalah otomotive-nya dengan cuek, tapi tanpa di ketahui sepupunya dia bersungguh-sungguh sama ucapannya.
sejak Awal kalva ketemu temannya Dion dia sudah bisa liat ketertarikan untuk Airin, meski dia cuek terhadap sekeliling tapi dia paling peka untuk orang yang dia sayangi, bisa di katakan kalau kepekaan Kalva itu limited edition.
"ya ampun Kalv, nggak boleh berfikiran kayak begitu, kita ini masih SMP baru lulus kemaren, makanya kalo jadi cowok itu jangan nongki-nongki di kamar terus, sekali-kali kelayapan kek, heran gua sama loe"
Kalva melirik sinis Airin yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya menatapnya sebal "eh bukannya gua yang terus di rumah, tapi loe yang terus kelayapan, jam 9 baru pulang, mau jadi apa loe? kuntilanak?"
"kuntilanak pola loe? namanya juga anak gaul, ya pulangnya jam segitu, lagian masih untung gua pulang dari pada temen gua yang nggak pulang-pulang kayak bang toyib"
kali ini bukan lirikan sinis yang di beri Kalva melainkan tatapan membunuh "kalo loe sampe kayak temen loe yang nggak pulang-pulang itu gua bisa pastiin kalo nama loe tercoret di hak pewaris"
"dih loe bokap nyokap gua? udah lah Kav anterin gua, kalo loe tetep nggak mau nganterin gua gua bilang sama nyokap kalo loe itu sering bolos"
Kalva menaikkan alisnya mendengar perkataan Airin "bilang aja sana, emangnya gua takut apa?? lagian tante juga tau kalau gua sering bolos"
mulut Airin terbuka lebar mendengar perkataan cuek Kalva, dalam hati ia mendumel kenapa mamanya nggak marah sama Kalva kalo mamanya tau Kalva sering bolos?? sedangkan dia? baru bolos sekali udah di ceramahi tujuh hari tujuh malam. nggak adil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Story
Roman d'amourgua nggak nyangka gu akan nikah sama kakak sahabat gua sendiri. ini musibah atau anugerah??!! dan parahnya gua yang ngerlamar dia. gua ulangi sekali lagi GUA YANG NGELAMAR DIA. catet baik-baik itu. -Airin Maharani- dia ini sudah gila atau ap...