Happy Reading...
***
Hari ini dimana seluruh sekolah khususnya untuk SMA/MA/SMK akan menghadapi masa masa dimana akan membuat kepalanya pada migren dan begitu pun siswa/i HSC, mereka sedang bersiap diri untuk memasuki ruangan yang akan membuat kepalanya memutar tujuh keliling walaupun hanya UAS tapi tidak menutup kemungkinan untuk santai bukan?
"Udah siap??" tanya Alba seraya mengusap usap pipi Nia dan Merapikan anak anak rambut yang menghalangi wajah cantiknya.
"Siap dong." Alba terkekeh melihat Nia sekarang, Nia yang manja plus cerewet dan tidak ada kata NIA YANG DINGIN lagi.
"Kamu siap??"
"Siap dong kan udah belajar."
"Belajar apa mojok??" bukan Nia yang menjawab melainkan Nafit yang dateng entah dari mana.
Alba terkekeh mendengar penuturan Nafit.
"Hehe belajar plus mojok pacar." sedangkan Nia hanya geleng geleng kepala melihat tingkah kekasihnya.
"Alba, ntar bagi bagi yah." melas Subuh karena ia tahu bahwa sahabatnya itu memiliki kepintaran di atas rata rata.
"Enak bener hidup lo, makanya belajar bukan malah ngadepin gadget sampe pagi huh." jawab Alba karena ia sangat tahu kalo Subuh adalah seorang gamers yang akan melupakan apapun yang ada didekatnya, dan sekarang ia melupakan untuk belajar dan hanya mementingkan game nya, warbiasaahhh bukan??
"Yah lo mah gitu sama sahabat juga."
"Iyain aja biar cepet."
Kringgg...
Bel tanda masuk ujian berlangsung sudah berbunyi, Nia dan Alba ddk sudah siap dengan akan apa yang akan dihadapinya nanti.
"Yaa udah ayo masuk." ajak Nia.
Lembar demi lembar telah dibagikan oleh pengawas, Nia dan Alba menatap anteng kertas kertas dihadapannya, namun tidak bagi yang lain.
Ujian sudah berlangsung selama 30 menit Nia dan Alba tampak santai santai saja mengerjakannya beda dengan yang lain, ada yang menatap malas, ada yang ngitung kancing, ada yang tolah toleh sini dll.
"Pushhh susstt, Al 1-40" bisik Subuh membuat Alba tersenyum devil.
"Bu Subuh nanya sama saya, 1-40 apa?? boleh saya memberitahunya??" tanya Alba dengan wajah sangat polos membuat Subuh menatapnya horor.
"Subuh." panggil ibu Rina dingin.
"Iya bu, dengan saya sendiri."
"Nomor berapa sayang??" tanya bu Rina membuat perhatian semuanya tertujuh pada Subuh seraya berkata.
Mampus lo!!
"Eh, gak kok bu." kikuk Subuh.
"Ya udah kerjain."
"Iya bu." Subuh menatap tajam Alba yang sedang cekikikan.
Detik berganti menit kasak kusuk terdengar semakin jelas, Nia pertama kali bangkit seraya menentang kertas, maju kedepan dan menyerahkan kepada pengawas setelah selesai Nia kembali ke mejanya dan disusuli oleh Alba yang juga mengantarkan kertas keramat tersebut pada pengawas.
Subuh mencebik kecewa karena Alba tidak memberinya jawaban sedikitpun, sedangkan sang empu hanya terkekeh melihat muka jelek Subuh, merasa tidak tega Alba segera melemparkan kertas kecil pada Subuh yang langsung refleks ditangkap olehnya.
"Thanks, ini baru namanya sahabat." bisik Subuh.
"10 menit lagi." peringat pengawas membuat Subuh langsung ngegas, sedangkan Alba hanya geleng geleng kepala melihat tingkah sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA [On Going]
Teen Fiction[Budayakan follow, vote, and coment] - ‼️DILARANG BERSIH KERAS UNTUK PLAGIAT!!! - Penasaran dengan ceritanya? Jom baca di part nya - - "Perjalanan hidup itu seperti membaca buku, kau tak akan tau alurnya dan endingnya jika hanya membaca di awal saj...