Happy Reading...
***
Please berikan aku waktu untuk menjelaskan semuanya ay walaupun itu hanya sedetik saja.
Kania Putri Khalista
***
Zolin dan rindi berlari mendekati Nia yang kini sudah terduduk tidak berdaya dihalaman sekolah begitupun dengan Nafit dan Subuh, mereka tidak henti hentinya melafalkan sumpah serapah pada Alba dan Jilah bahkan Nafit dan Subuh juga ikut emosi melihat Nia diperlakukan seperti itu, mereka semua tidak menyangka jika Alba bisa serendah itu memperlakukan wanita yang belum tentu sepenuhnya salah.
"Nia, ayo bangun." ucap Zolin yang kini juga sudah ikut menangis melihat sahabatnya.
"Hiks... Salah gue apa sama hiks... Tuhan kenapa tuhan selalu membuat gue kaya gini hiks... Dulu Rayhan hiks... Ninggalin gue karena Tuhan sudah memanggilnya hiks... Sekarang hiks... Alba mau ninggalin gue hiks.. Sama wanita lain hiks... Kenapa tuhan selalu memberikan gu-e kebahagiaan yang hiks... Sementara hiks... Sakit gue sakit hiks...hiks..." tangis pilu Nia membuat mereka yang melihatnya juga ikut tersayat hatinya.
"Hiks... Kenapa takdir hiks... Nggak biarin hiks... Gue bahagia aja." pecah sudah tangis Rindi dan Zolin melihat betapa pilunya gadis yang kini masih setia dengan posisinya.
"Nia sudah, jangan kaya gini hiks... Kita nggak bisa ngeliat lo hiks... Kaya gini." ujar Rindi penuh dengan rasa sakit yang membara dihatinya, melihat Nia seperti ini mengingatkan nya pada Nia yang dulu, Nia yang dimana kehilangan arah karena ditinggal pergi oleh Rayhan yang notabene nya pacar serta calon tunangannya.
"Nia, ayo bangun." perintah Nafit.
Mereka pun membantu Nia berdiri dan memapanya untuk berjalan menuju kelas, kelas dimana yang terdapat pria yang sudah meluluh lantakan isi hatinya.
Sesampainya dikelas, Nia sudah bisa melihat Alba yang kini sedang menyibukkan dirinya dengan gadget yang baru ia beli, Nia berjalan menuju bangku dimana terdapat Alba disana, baru saja ingin mendaratkan bokongnya suara yang selalu menyapanya dengan hangat kini berubah dingin itu menginstruksinya untuk pergi.
"Gue nggak sudi duduk sama wanita menjijikan kaya lo." sergah nya membuat Nia menatapnya tidak percaya bahkan semuanya.
"Maksud kamu apa sih ay, kalau aku salah tegur, biar aku tahu dimana letak kesalahannya." lirih Nia seraya menatap arah mata Alba yang kini sedang menatapnya tajam.
"Halah, jangan sok lugu deh lo, gue udah tau semuanya."
"Tau apa sih ay??aku beneran nggak ngerti."
Alba berdecak kesal.
"Lo pergi dari hadapan gue." dinginnya membuat hati Nia semakin ngilu.
"Aku nggak akan pergi, sebelum kamu memberitahu apa yang kamu maksud." keukuh Nia membuat emosi Alba semakin tersulut mengingat betapa bahagianya Nia bersama pria itu.
"Yakin lo nggak tau apa masalahnya hm??" Nia mengangguk membuat Alba lagi lagi berdecih.
"SIAPA PRIA ITU HAH?? SEBERAPA KAYA DIA DIBANDING GUE SAMPE SAMPE LO BANTING SETIR SAMA DIA HAH?? GUE RELA NGGAK MAKAN SEHARIAN CUMA NUNGGUIN KABAR DARI LO DAN BALESANNYA APA?? LO JALAN SAMA PRIA LAIN, APA HARTA GUE NGGAK CUKUP DIMATA LO HAH?!!" teriak Alba penuh amarah.
"Kamu salah paham ay, dia..."
"DIA SELINGKUHAN KAMU, YANG LEBIH TAMPAN DAN KAYA IYA, LO NGGAK ADA BEDANYA SAMA WANITA JALANG KANIA!!!"
Plakkk...
Satu tamparan mendarat dengan mulusnya dipipi kanan Alba membuat Alba terdiam kaku.
"Kamu pikir aku mencintai kamu karena materi iya?? Nggak ay aku cinta kamu apa adanya dan setulus hati."
"ALAH NGGAK USAH MUNAFIK, KALO EMANG LO CINTA KENAPA LO ADA MAIN DIBELAKANG GUE HAH?!!"
"Kamu dapet gosip ini dari mana hah??"
"ALAH, BAHKAN GUE ADA VIDEONYA PAS LO LAGI BERDUAAN SAMA DIA DI MALL, DAN OHH YAH JANGAN PERNAH GANGGU GUE LAGI." Nia mengerti sekarang kepada siapa Alba cemburu.
"Tap..."
"UDAH LAH MENDING LO PERGI." Nia tersenyum kecut mendengar ucapan Alba.
"Bahkan kamu udah ngilangin kata aku dan kamu ay."
"Dan kamu harus tau, aku nggak pernah selingkuh atau apapun dibelakang kamu, seharusnya kamu denger dan tatap mata aku disitu kamu akan tahu siapa yang berbohong dan siapa yang terlalu mudah untuk dipengaruhi oleh sebuah video doang, bahkan kamu nggak mau tatap mata aku ay kalau kamu nggak mau sedetik saja menatapnya, kamu pasti akan tahu aku bener atau kamu yang salah sudah menuduh aku yang bukan bukan, dan satu hal lagi, aku nggak akan pernah benci kamu, justru aku akan selalu mencintai kamu sampai kapan pun itu." setelah mengucapkan itu Nia berlalu pergi meninggalkan kelas dengan beruraian air mata.
Sedangkan Alba?? Ia masih dibutakan oleh kecemburuan dan emosi yang berkali lipat gandanya, bahkan kini dia tidak membedakan mana yang bener dan mana yang salah.
"Hahahahahahah kalian terlalu bodoh, dan sekarang gue udah menang haha."
Setelah menyaksikan pertengkaran itu Jilah berlangkah pergi dengan tawa yang tidak pernah pudar dibibirnya.
***
Disinilah Nia dibawah langit yang mendung terduduk pilu diantara ratusan makam disekitarnya, Nia memeluk erat pusaran makam Rayhan dan menangis sejadi jadinya disana.
"Hiks... Nia sakit hiks... Nia kecewa hiks... Nia nggak kuat hanya hiks... Kenapa takdir hiks... Selalu mempermainkan hiks... Nia han, Nia ingin bahagia hiks... Tapi tuhan hiks... Selalu memberikan kebahagiaan Nia dengan jangka waktu yang pendek hiks... Salah Nia apa??"
Duarrrrr...
Petir menggelegar serta hujan yang turun dengan derasnya membasahi tubuh mungil Nia yang masih setia memeluk nisan Rayhan, seolah olah nisan itu adalah tubuh Rayhan.
Langit bahkan tau betapa pilunya diri Nia saat ini hingga langit menurunkan hujan untuk menemani Nia yang sedang terduduk sendiri di permakaman umum itu, hujan semakin deras seolah olah dia setia untuk menemani Nia yang sedang rapuh.
"Nia nggak tau han, apa Nia akan sanggup untuk melewati semuanya.
"Nia mau ikut Rayhan, Rayhan bisa jemput Nia nggak hiks...hiks..." tangis pilu yang semakin menjadi serta hujan juga ikut semakin deras.
***
Alooo guyss up lagi nih
Gimana nih sih Alba?
Mau next lagi gak nih??
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA [On Going]
Novela Juvenil[Budayakan follow, vote, and coment] - ‼️DILARANG BERSIH KERAS UNTUK PLAGIAT!!! - Penasaran dengan ceritanya? Jom baca di part nya - - "Perjalanan hidup itu seperti membaca buku, kau tak akan tau alurnya dan endingnya jika hanya membaca di awal saj...