Part 69 || Please

31 1 0
                                    

Happy Reading...

***

Sekali saja tuhan berikan
Aku kesempatan, jika sujud
Ku dapat mengembalikannya
Maka aku siap.

Alba Aldrich Alaska.

***

Satu minggu sudah Alba mencari gadisnya, gadis yang sudah dia hina dihadapan semua orang tak kunjung ia temukan begitu pun dengan para sahabatnya yang tiba tiba menghilang bak ditelan bumi.

Alba sudah menugaskan orang orang terpercaya serta menyewa detektif untuk mencari gadis itu, namun nihil mereka sama sekali tidak menemukan titik terang dimana keberadaan mereka semua.

Kemana mereka??

Alba sudah berkali kali datang mencari Nia di mansionnya namun apa?? Gak ada satupun orang disana entah kemana mereka semua perginya.

Saat ini Alba sedang berada di atas Rooftop HSC sejak pagi dia sudah datang kesini tapi dia tidak ada niatan untuk balik kekelas, bel masuk sudah berdering 30 menit yang lalu namun Alba masih enggan untuk beranjak dari sana.

"AAAAAAAAAAAA aku kangen kamu ay, kamu dimana aku ingin bertemu" jiwa Alba kini sudah hilang beserta hilangnya Nia ntah ada dimana sekarang, bahkan beberapa hari belakangan ini Alba jadi sosok yang menakutkan bagi setiap orang yang melihatnya, gimana nggak senggol dikit bacok, bahkan tubuhnya yang kekar kini menjadi kurus dan penampilan yang acak acakan serta pakaian yang sudah tidak rapi lagi, sungguh menyedihkan sekali hidupnya sekarang.

Alba benar benar sangat rindu sama sosok gadis itu, Alba merogoh benda pipinya dan membuka galeri dimana terdapat semua moment bersama Nia dia abadikan.

Klik...
Video ini berputar dengan indahnya membuat Alba tidak kuasa menahan tangis, ntahlah sejak bertemu dengan Nia dia menjadi sosok yang mudah menangis jika menyangkut suatu hal tentang gadis itu.

Kenapa dulu dia ngehina bahkan mencaci makinya??

Ohh ayolah bukan sudah dijelaskan Alba itu sudah dibutakan oleh emosi dan kecemburuan, lain dihati nya yang paling paling dalam, dia masih menyimpan nama gadis itu dengan sangat amat rapi disana.

Jilah?

Astaga, dia cuman pelarian karna waktu itu Alba sudah terlalu dibutakan dan kelicikan Jilah yang membuatnya hilang kendali.

Tes
Tes
Tes

"AAAAAAAAAAAA" Alba menangis ntah sudah berapa kali dia menangisi karna kebodohannya sendiri, kebodohan akan perbuatannya.

"Hiks... Hiks.... Hiks... Ay sekali saja hiks.."

"Aku rindu hiks... disaat kita bersama hiks..."

"Egois hiks... memang hiks... jika a-ku mengharapkan hiks... kamu untuk tetap stay disampingku hiks... sedangkan hiks... aku sudah hiks... menghianatimu hiks... Nggak mempercayaimu hiks..."

"Hiks... aku sudah berjanji padamu agar tetap berjalan hiks... disampingmu bukan dibelakangmu bahkan didepan bersama wanita lain hiks... hiks... hiks... tapi apa, aku sudah mengingkari janji itu hiks... aku hiks... memang lelaki bajingan" memori dimana saat Alba dengan lancangnya mencium Jilah dihadapan Nia berputar dengan indahnya, Alba ingat betul saat itu dan Alba juga dapt melihat betapa lukanya gadis itu, betapa hancurnya gadis itu, sungguh pria yang benar benar bodoh bukan, membuang sebongkah berlian hanya demi sebuah sampah tak ada gunanya.

Alba memetik gitar yang sedari tadi dia bawa dan mulai bernyanyi, meluapkan rasa penantiannya terhadap Nia agar Gadis itu kembali ke pelukannya.

temukan dia untukku
pulangkan dia padaku
tunjukkan jalan padanya
bahwa ku tetap disini

KANIA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang