chp.2

2.9K 274 6
                                    

Chapter 2

.

.

.

'hari ini ku akhiri saja patroli sialan ini' batinnya, riddle menutup pintu kantor professor kesayangannya itu. Ia berhenti sejenak dan berharap bisa mendengar apa yang sedang di bicarakan oleh professor Dumbledore dan tamu-tamu aneh nya. Ia sadar sihir yang di pasang oleh professor Dumbledore sungguh luar biasa, jadi tidak mungkin ia bisa mendengar perbincangan yang ada di dalam terlebih lagi pintunya sudah rapat tertutup.

"shit ! peduli apa aku dengan professor aneh dan teman-teman yang tak kalah aneh nya itu !" rutuknya kesal. Ia kembali teringat akan kedua orang asing yang ia temui tadi. Berbagai pertanyaan kembali datang ke dalam benaknya. 'siapa mereka ? pakaian mereka sungguh aneh, terlebih lagi.... Ah sudahlah mereka benar-benar aneh dan konyol" ia berusaha menyudahi fikirannya tentang kedua orang tadi tapi Nampak nya sangat sulit baginya. Ia memutuskan untuk berjalan menuju asrama nya saja, siapa tahu dengan bermain dengan anak kelas satu bisa menyembuhkan rasa frustasi akibat penasarannya terhadap dua orang aneh tadi.

'mereka benar-benar kenalan Dumbledore eh ? bagaimana bisa Dumbledore berteman dengan orang-orang bodoh yang tahun pun mereka tak ingat ? itu keterlaluan bodohnya' gumamnya. 'dan ada apa dengan anak laki-laki itu ? tidak, anak perempuan itu juga... mereka benar-benar aneh' . fikiran tentang dua orang tadi tak henti-henti nya kembali dalam fikiran riddle.

Begitu banyak lorong yang sudah di lewati riddle, kemudian ia berhenti di sebuah dinding batu "pureblood" sepertinya itu adalah kata kuncinya, sebuah dinding batu terbuka dan memperlihatkan pintu yang terhubung dengan ruang rekreasi asrama slytherin, riuh ramai terdengar, sekumpulan gadis-gadis yang sepertinya berada di tahun ke empat sedang asyik menggosip, sekumpulan anak lainnya sedang sibuk dengan setumpuk perkamen dan yang lain tidak jelas sedang melakukan apa. Luar biasanya tidak ada satupun siswa yang memperhatikan riddle masuk, bukan karena mereka tidak peduli dengan riddle tetapi sebagian besar dari mereka takut dan enggan berurusan dengan riddle. Riddle memandang sekeliling. Ia sama sekali tidak melihat para pengikutnya,tak ambil pusing ia langsung menuju kamarnya.

Ia memandang sekeliling, dinding batu dingin berwarna kehijauaan berdiri kokoh mengelilingi kamar, lampu hias besar bertengger tenang di atap tepat di tengah ruangan,lantainya dilapisi beludru tebal berwarna hijau yang membuat penghuninya hangat, dan perapian menyala terang di sebrang ruangan,benar-benar terasa hangat. Di ruangan terjejer 5 kasur rapi yang di tutupi seprei berwarna hijau dan tirai kelambu hijau tua, di sebelah kasur berdiri meja belajar yang buku-bukunya tersusun sangat rapih. Diantara meja-meja yang lain, meja riddle lah yang paling penuh buku-buku. Riddle tidak memiliki uang sepeserpun bahkan untuk membeli buku-buku itu, ia tidak perlu membeli buku-buku itu, ia hanya perlu mendapatkannya saja.

"huft ! sabar sedikit tom, dalam beberapa jam lagi kamu pasti akan pindah dari tempat konyol ini karena kamu akan menjadi ketua murid" tersungging sedikit senyuman di sudut bibirnya, ia tidak begitu suka berada di asramanya, bukan berarti dia tidak suka di tempatkan di asrama slytherin. Di tempatkan di asrama slytherin adalah sebuah kebanggan, tetapi dia malas kalau harus berbagi kamar dengan anak-anak lain, ia membutuhkan sebuah privasi untuk meneliti berbagai macam hal yang harus di telitinya.

Riddle merebahkan tubuhnya, masih memikirkan kehadiran dua orang aneh itu. "siapa sebenarnya mereka ?" tanya riddle pada dirinya sendiri. Riddle tidak suka di buat penasaran, itu sungguh membuat nya prustasi. Riddle tidak bisa tidur sama sekali, ia memutuskan untuk keluar mencari pengikutnya dan membuat pertemuan malam ini. Ia kemudian kembali turun keluar dari kamarnya. Ia memandang sekeliling ruang rekreasi tapi sama sekali tidak menemukan satupun pengikutnya. Ini membuatnya semakin frustasi.

Harry Potter : Lost in 1943 [Tomione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang