"tolong jaga mione selama liburan" aku benar-benar terkejut mendengar perkataan harry barusan. Apakah ini mimpi ? sejak kapan mereka akrab ? dan apa maksudnya semua ini ? sepertinya harry benar-benar telah di mantrai oleh yang harus ku lakukan.
"tenang saja, akan ku jaga dia" katanya tersenyum dan langsung meninggalkan kami. beberapa langkah setelah kepergian riddle, aku masih terpaku atas ucapan harry kepada riddle, aku sama sekali tak tahu apa yang sebenarnya ada di fikiran harry saat ini. tanpa fikir panjang tangan ku spontan mencengkram bahu harry yang nyaris saja tersedak oleh pai dagingnya.
"kau ! –"
"harry, aku ingin berbicara padamu – empat mata saja" kata ku menoleh ke arah thomas dan george, yang sedari tadi terus memperhatikan kami. kuputuskan saja untuk membawa harry keluar dari aula supaya bisa berdiskusi lebih leluasa.
"mau pergi kemana kalian ? –"
"kami akan menunggu kalian di halaman depan kastil. Kita akan pergi ke hogsmeade bersama" tambahku, mereka pun mengangguk paham. Kami berjalan dalam diam. Aku penasaran sekali apa maksud nya tadi. Menitipkanku pada pangeran kegelapan ?yang benar saja. Kalau benar-benar harry dalam pengaruh sihir aku akan langsung mencari profesor dumbledore. Bukannya aku tak bisa melakukan apapun hanya saja dengan kemampuan sihirku yang sedang tidak normal seperti ini bisa jadi malah memperburuk keadaan harry.
Lantai batu kastil yang ku pijaki berangsur-angsur berubah menjadi tanah coklat dengan beberapa rumput hijau di sana sini. Aku menghentikan langkah ku tepat di depan air mancur yang berada di depan kastil.
"muffliato" bisikku.
"harry – "
"jangan khawatir – " tak disangka, harry lah yang membuka percakapan ini.
"aku melakukan hal tadi dengan sangat sadar. Kau tau? Ada kemungkinan ia mengetahui ada sihir aneh dalam diri kita. Tak tahu kenapa sejak kita pergi ke hutan terlarang ia semakin banyak memperhatikan kita dan – " aku menahan nafas menunggu kalimat harry yang selanjutnya.
"kita harus bisa memposisikan diri kita. Kau tau tak seharusnya kita membencinya – masudku di hati kita membencinya tapi jangan pernah kita tunjukkan di bawah hidungnya bahwa kita membencinya. Dia memang saat ini siswa biasa. Tapi percayalah dia sudah pernah membunuh manusia sebelumnya. Dan kemungkinan dia sudah memiliki horcrux"penjelasan harry memang masuk akal, aku berfikir sejenak merenungkan setiap kalimat yang di ucapkan harry.
"jadi – kau tak terpengaruh sihirnya ?"
"apa ? sihir ? jangan konyol ! apakah itu yang kau cemaskan sejak tadi ?" jawab harry geli, ku pukul bahunya agar ia diam tapi percuma saja. Ah! Lega sekali rasanya, aku kira harry terkena kutukan atau apalah, aku sudah terlalu banyak mengkhawatirkan sesuatu yang tidak penting akhir-akhir ini.
"kalian sudah selesai bicaranya ?" thomas dan geore menghampiri kami. aku melihat rasa lega di balik wajah mereka berdua. Mungkin mereka fikir aku akan bertengkar dengan harry disini.
"aku sudah tidak sabar untuk bersenang-senang hari ini !" mereka berteriak girang. Aku hanya memutar bola mata ku saja sebagai respon dari apa yang mereka ucapkan. 'dasar laki-laki !'
Perjalanan menuju hogsmeade sungguh menyenangkan. Kami bercanda dan tertawa membicarakan hal ini dan hal itu, Aku jadi teringat dengan teman-teman di masa depan. Apakah mereka baik-baik saja? Apakah mereka menyadari bahwa kami menghilang ? atau ketika kami menghilang masa depan pun ikut berubah ? memikirkan itu semua sungguh membuat ku sedih. Tapi dalam kondisi seperti ini pun aku tetap bersyukur karena aku di pertemukan oleh mereka berdua, tanpa mereka mungkin hidup kami saat ini tak berwarna seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter : Lost in 1943 [Tomione]
FanfictionNEW UPDATE !!! [tomione time travel] bersetting di hogwarts setelah atau mungkin sebelum perang dunia (?), harry dan hermione terjebak di masa lalu dimana voldemort muda masih bersekolah ! sorry untuk nama-nama tokoh atau nama mantra dan ramuan mun...