chp.8

1.2K 149 10
                                    

Apa yang sebenarnya terjadi ? beberapa detik yang lalu aku melihat riddle di balik semak-semak itu. Tapi sedetik kemudian aku sudah berada di halaman kastil. Aku masih bingung dengan semua kejadiannya. Aku melihat harry yang tampak lebih terkejut lagi di bandingkan diriku.

"apparate ! hanya itu yang ada di fikiran ku saat itu. Aku tidak menyangka aku benar-benar bisa menembus nya" kata harry masih dalam keadaan terkejut, dahinya sudah di banjiri keringat tak sebanding dengan cuaca dingin berkabut seperti ini. Terkejut bercampur bingung – itulah yang kurasakan saat ini. Bagaimana bisa pertahanan hogwarts di tembus seperti ini ?

"apa karena kita dari masa depan ? atau mungkin ini bantuan dari sihir aneh itu ?" kami berdua masih merenungi semua kejadian ini.

"sebaiknya kita kembali ke dalam. Sebentar lagi jam makan malam" kata harry. Langit memang sudah mulai gelap bahkan semburat merah sudah berangsur-angsur berubah menjadi hitam sepenuhnya. Kami berjalan dalam diam masih dalam keadaan terkejut.

"jangan ceritakan apapun pada profesor dumbledore"pinta harry, aku pun mengangguk setuju. Bagaimana pun harry jauh mengenal profesor dumbledore di bandingkan diriku. untuk saat ini percayakan saja segala keputusan ini pada harry.

Setelah selesai membersihkan diri kami pun turun untuk makan malam, sebenarnya masih ada banyak hal yang ingin aku diskusikan dengan harry. Namun seperti nya ini bukanlah waktu yang pas untuk mendiskusikannya.

Aula besar sudah sangat penuh, bahkan meja guru pun sudah terisi penuh, aku melihat profesor dumbledore sedang berbincang-bincang dengan profesor dippet. Sungguh penampakan yang menggelikan, bagiamana tidak ? sepertinya profesor dumbledore sedang berusaha melucu atau apalah tetapi hanya dirinya saja yang tertawa terbahak-bahak sedangkan profesor dippet hanya menatapnya tanpa ekspresi, tak jauh dari situ profesor dengan kepalanya yang nyaris botak dengan rambut putih yang tumbuh di sana sini tak lupa dengan kacamatanya – profesor binns sedang menikmati makannya. Benar-benar hal yang ajaib melihat nya belum berwujud hantu seperti itu.

"disana" harry menunjuk tempat yang paling ujung. Tak ada siapapun disana. aku melihat sekilas thomas dan george melambaikan tangannya tapi untunglah disana penuh jadi kami tidak bisa makan bersama mereka.

"waahh" gumam ku, aku langsung menumpukkan sosis dan pai daging ke piringku.

"harry ?" tanya ku. Ia hanya mengambil beberapa kentang goreng.  Ia terlihat semakin stress saja. Aku tau, akulah yang paling tau di dunia ini dengan apa yang di cemaskannya saat ini.

"makanlah meskipun kamu tak bernafsu" aku mengambilkan beberapa daging asap dan kentang rebus. Namun hanya di tatapnya saja datar.

"harry aku tahu kecemasanmu. Tapi jika kamu tidak mampu bertahan di sini, bagaimana aku bisa bertahan sendirian ?kita akan selalu bersama kan ?"kata-kataku seperti nya tak ada yang sampai ke harry.

"aku khawatir tidak bisa kembali"kata harry getir.

"kembali kemana ?" aku hampir terlonjak mendengarnya. Itu adalah thomas dan george.

"apakah kau sudah rindu dengan tempat asalmu ?keluarga mu ?" tanya george, tapi harry tetap membisu.

"ayolah ! jangan terlau di fikirkan. Sebentar lagi libur natal kau bisa berkunjung kerumah kami –"

"tidak ! ia sudah berjanji mengunjungi rumah ku, bukan rumah mu" timpal george.

"baiklah – dan ingat, kamu adalah bagian dari tim quidditch sekarang. Kita akan mulai berlatih malam ini" tak kusangka kalimat thomas membawa angin baik bagi harry, wajahnya langsung saja berubah ketika mendengar kata 'quidditch' benar-benar, dimana pun ia berada quidditch memang bisa membangkitkan suasana hati nya lagi. Aku tersenyum melihatnya kembali ceria seperti itu.

Harry Potter : Lost in 1943 [Tomione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang