chp. 3

2.4K 237 4
                                    

Chapter 3

"mione..."

"bagaimana kalau riddle mati di zaman ini ?" hermione langsung menghentikan langkahnya. Mereka baru saja keluar dari aula dan akan menuju asrama mereka. Mereka memang berencana untuk keluar terlebih dahulu agar bisa mendiskusikan hal aneh yang baru-baru saja mereka alami.

"harry, aku mengerti perasaan mu. Tapi seperti yang sudah kita ketahui bahwa kita tidak boleh bermain-main dengan waktu, kita tidak boleh mengubah apapun di masa ini." Hermione tidak berani memandang mata harry yang menyala oleh kebencian besar terhadap voldemort muda. Hermione juga ingin sekali rasanya membunuh riddle dimana dia masih belum begitu berbahaya,tapi dia mengerti sekali aturan tentang perjalanan waktu.

"kita ada disini saat ini. Bukankah kita sudah mengubah waktu ? kurasa mengubah sedikit lagi tidak masalah, lagi pula perubahan itu akan membawa dampak yang besar di masa depan" suara harry terdengar getir, hermione merasa kasihan dengan sahabatnya itu. Hermione tidak bisa berkata-kata lagi, menurutnya ini hanya emosi sesaat harry saja,dia hanya mengelus lembut punggung sahabatnya berusaha untuk menenangkannya.

"sudahlah harry, untuk sementara kita nikmati dulu saja hidup disini. Menurutku tidak buruk. Lagi pula kamu bisa bertemu sepuasmu dengan kakek buyut mu itu" hermione berusaha mengalihkan pembicaaran harry. Ia tampak berfikir sejenak dan akhirnya mengangguk pelan.

"iya, aku senang sekali bisa bertemu dengan kakek buyutku. Ternyata dia mirip sekali dengan ku. Kalau begitu rasanya tak ingin aku kembali ke masa depan" harry tidak memiliki keluarga satupun di masa depan - keluarga dursley mungkin bisa di katakan keluarganya satu-satunya tapi mereka memperlakukan harry tidak sepantasnya dan sungguh harry sama sekali tak ingin berjumpa lagi dengan keluarga itu.

"liburan nanti aku akan mengunjungi keluarga ku lainnya. Ku harap profesor dumbledore mengizinkannya" hermione senang sekali melihat harry kembali ceria dan punya tujuan hidup di zaman ini. Setidaknya mereka butuh sesuatu yang bisa membangkitkan semangatkan ?

"mione, hagrid bukankah sudah ada di zaman ini ? kira-kira dimana dia sekarang ?" harry teringat dengan sahabat raksasanya itu.

"ah iya, dia ada di zaman ini tapi dia sudah di keluarkan. Mungkin profesor dumbledore tahu. Besok kita tanyakan saja" mereka terus berjalan di sepanjang lorong. Lorong-lorong ini masih sama dengan lorong-lorong di zaman mereka. Mereka benar-benar menikmati nostalgia ini. Setelah menaiki berpuluh-puluh tangga sampailah mereka di sebuah lukisan yang sangat besar yang merupakan pintu penghubung menuju asrama gryffindor. Penghuni lukisan ini ternyata masih sama dengan yang ada di zaman mereka yang membuat mereka berjengit kaget.

"kenapa kalian ? dan sepertinya aku baru melihat kalian ?" tanya lukisan nyonya gemuk itu.

"tidak. Kami murid baru disini. Ingus troll" hermone mengucapkan password nya. Tanpa tanya-tanya lagi lukisan itu terbuka dan segera memperlihatkan ruangan yang ada di dalamnya. Ternyata masih sama dengan di zaman mereka. Suasana yang benar-benar merah menyambut mereka, sungguh kehangatan yang luar biasa bisa kembali ke ruangan ini.

"wow !" hanya itu saja yang keluar dari mulut hermione. Hermione memandang sekeliling ruang rekreasi yang masih tak berpenghuni, nampaknya mereka semua masih betah berlama-lama di great hall. Hermione jalan menuju salah satu sofa yang menghadap ke perapian. Tata letak semua barang-barang yang ada di ruang rekreasi tak ada yang berubah satu pun, masih sama seperti yang ada di zamannya.

"sepertinya aku akan betah mione, hidup lebih lama disini kurasa bukan masalah" kata harry nyengir.

"tidak boleh harry ! kita tidak boleh berlama-lama disini. Lagi pula tidakkah kamu rindu dengan semua teman-teman kita di masa depan ! ron ? ginny ?" harry tertawa terbahak-bahak melihat wajah hermione yang penuh kengerian.

Harry Potter : Lost in 1943 [Tomione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang