Natal hampir tiba, suatu pagi di pertengahan desember . hogwarts terbangun dalam keadaan sudah berselimut salju tebal kira-kira selutut orang dewasa. Danau sudah keras membeku, jangankan penampakan matahari, sinarnya pun tak muncul sama sekali.
Liburan akhirnya datang juga. Untunglah ruang rekreasi memiliki api yang menyala-nyala sehingga membuat siapa saja yang berada di dalamnya terasa hangat. Aku duduk di dekat perapian siap dengan koper - peti besar ku, tak tahu kenapa harus ku bawa-bawa ini, isinya bahkan tak sesuai dengan besar peti nya. Mungkin selama liburan nanti aku berniat akan mengisinya dengan sesuatu yang berguna, yang terpenting bawa saja dulu.
"wah mione kau sudah siap ?" kepalaku berbalik ke arah tangga, harry berjalan di tangga dengan koper peti tua nya yang besar. Sedih sekali rasanya harus berpisah dengan harry.
"akan pergi kemana dirimu ?" tanya harry merasa tak enak
"mungkin menyewa kamar di sebuah hotel di dunia muggle ?" aku sebenarnya belum memutuskan akan pergi kemana nantinya.
"sebenarnya kau bisa saja ikut dengan ku. urusan mengerjakan tugas dengan riddle kau bisa apparate kan ?" aku sudah memikirkan itu dari jauh hari, tapi apparate dalam kondisi sihir tak sempurna seperti ini bisa jadi tubuh ku malah berpisah-pisah menjadi potongan di sana-sini. Aku tak mau ambil resiko, aku bahkan belum melatihnya sama liburan nanti mungkin menjadi waktu yang pas untuk berlatih.
"harry jika kita melakukan sihir apakah akan terdeteksi oleh kementrian ?" tanya ku bingung, bagaimana bisa aku berlatih jika kondisinya seperti itu.
"tak tahu, sepertinya tak masalah. Bahkan kita tidak ada disini kan seharusnya ? jadi sistem di kementrian pasti menganggap orang dewasa yang melakukan sihir - kau coba saja. Hukumannya hanya surat yang berbicara saja kok. Tak parah. Aku pernah dapat dua -" katanya sambil tertawa bangga.
"tak parah ? kau sampai menangis saat itu karena mendapat surat dari kementrian" goda ku.
"kapan ? tak pernah yang seperti itu. Ingatanmu mungkin mulai kacau" kata harry yang wajah nya sudah semerah tomat menahan malu teringat kejadian yang menimpanya, dia memang tak menangis saat itu, tapi dia benar-benar putus asa - jauh lebih parah bukan ?
" - aku akan sering-sering menjenguk dan mengirimi mu surat jadi jangan sedih." Sepertinya kondisi ku dan harry saat ini sudah bertukar ketika liburan begini harry lah yang paling sedih karena harus tinggal dengan keluarga nya - paman, bibi dan sepupunya yang jahat itu dan aku biasanya bersenang-senang dengan keluargaku. Kondisi macam apa saat ini ? harry lah yang bersenang-senang sementara aku harus sering-sering bertemu voldemort. Sudahlah bukan waktu nya merasa iri pada harry saat ini, toh ini pertama kali dalam hidup nya mendapatkan liburan bersama keluarganya.
"dan juga. Di luar sana perang sedang berlangsung. Jika menurutku itu terlalu berbahaya aku akan lagsung menjemputmu. Tugas-tugas itu - aku tak peduli. Aku yakin riddle bisa mengerjakannya sendiri. Jika dia tak mau kau juga pasti bisa melakukannya - Uang ada ?" tanya nya. Aku senang sekali harry masih tetap sama. Dari dulu memang dialah yang paling dewasa di antara kami,dia yang selalu melindungi kami. dia tak sepintar diriku, tapi rasa tanggung jawab dan setia kawannya tak perlu di ragukan lagi.
"uang yang pernah di berikan profesor dumbledore hanya berkurang satu galleon saja. Dan kemarin profesor memberikan ku 500 galleon lagi. Katanya dia akan terlalu sibuk liburan nanti, jadi aku di izinkan untuk memilih tempat tinggal ku sendiri." Kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter : Lost in 1943 [Tomione]
FanfictionNEW UPDATE !!! [tomione time travel] bersetting di hogwarts setelah atau mungkin sebelum perang dunia (?), harry dan hermione terjebak di masa lalu dimana voldemort muda masih bersekolah ! sorry untuk nama-nama tokoh atau nama mantra dan ramuan mun...