Bubble Gum 16

1.6K 133 33
                                    

Hanya sejenak rasanya tidur Jungkook yang nyenyak. Ia membuka mata, menunduk untuk menemukan satu kepala bersandar di dada. Jungkook menghela, ia menyentuh rambut halus dekat dagu.

"Ranjangku cukup luas, Jimin."

"I like your chest more."

Jungkook mengesah, ia menarik tubuh Jimin untuk menaikinya. Menepuk pelan punggung dan pinggul yang lebih tua. "Bad dream?"

"Apa harus ada alasan untuk berdekatan denganmu sekarang?" pipi kanan menyentuh dada. Jungkook tampak menggeser tubuhnya untuk berbaring lebih ke tengah. Ia menarik Jimin bersamanya. Tangan menepuk-nepuk bokong Jimin seperti itu adalah milik anak kecil yang tengah ia coba tenangkan untuk kembali tidur setelah mengalami mimpi buruk.

"Yoongi sudah punya anak."

Tepukan berhenti.

"Ia sudah menikah dan memiliki anak  laki-laki. Anak itu sudah bisa bermain bola bahkan sampai aku tidak tahu apa ini nyata karena bukankah artinya anak itu sudah ada cukup lama? Bukan lagi bayi atau sesuatu yang baru-baru ini disembunyikan." Jimin terkekeh, "Kau tahu, meskipun pekerjaanku ini buruk tetapi menjadi perusak rumah tangga orang itu jauh dari pikiranku."

Jungkook memeluknya, erat sampai Jimin mengeluh dadanya sesak. Yang lebih tua bercerita seolah itu hanya kisah menyedihkan orang lain, bukan dirinya. Tidak ada air mata, wajah sendu atau rasa sakit yang Jungkook lihat. Tidak terbaca apa yang pria itu tengah pikirkan.

Dada Jungkook semakin terasa berat oleh dua tangan yang meremas di sana. Jemari lentik menari berkeliling riang melingkari puting kanan dari atas kaus tipis. Jungkook menghela napas, tidak berusaha menghentikan Jimin. Mata kembali menutup, tak acuh kembali tidur.

"Aku mencoba merangsangmu."

"Lakukan itu besok. Biarkan aku tidur malam ini."

Tawa Jimin membawa sudut bibir Jungkook terangkat meski kecil dan tak terlihat ditemaram lampu kamar. Ia memeluk tubuh yang lebih kecil. Tidak lagi bersuara selain deru napas tenang dan detak jantung yang saling bersahutan.

***

Pagi-pagi sekali Jungkook sudah kelabakan. Ia terlambat dan ia pun lupa memberi tahu Jimin jadwal kuliahnya semester ini. Memasang sepatu secara asal, ia hampir lupa sarapan rotinya jika saja Jimin tidak memanggil namanya.

Jungkook menuju dapur, mengecup pipi kanan Jimin sekali kemudian menyambar roti di atas piring nya. Lupakan susu karena ia akan terlambat jika meneguk segelas susu hingga tandas.

Hari ini ia akan sibuk dengan tiga kelas dan tugas kelompok minggu lalu. Roti isinya sudah habis saat ia mencapai halte bis. Jungkook mengecek jam di ponselnya kemudian membuka ruang pesan bersama Jimin.

 Jungkook mengecek jam di ponselnya kemudian membuka ruang pesan bersama Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook menyakukan ponselnya. Ia menatap bus yang tiba tepat waktu. Menaikinya dan sangat beruntun karena masih ads tempat duduk kosong. Jalanan menjadi sedikit ramai  hanya karena ia terlambat bangun beberapa menit. Salahnya karenabelum memberikan jadwal kelasnya pada Jimin.

Not Safe For Work | KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang