Bubble Gum 11

1.8K 182 20
                                    

"Bagus tidak?"

Jungkook melipat lengan di dada, kemudian memijat pelipis menyaksikan bagaimana pria di depannya berputar-putar menunjukkan pakaian mini di mana atasnya hanya tertutupi oleh kemeja transparan bahan chiffon, kaki jenjangnya hanya di balut celana dalam calvin klein berwarna hitam.

"Aku pakai live nanti malam."

Jungkook menarik tangan Jimin, sebenarnya agar pria itu duduk di sofa bersamanya namun justru bokong tebal mendarat di pangkuannya.

"Apa tidak bisa jalankan bisnismu yang lain?" karena Jungkook baru tahu Jimin memiliki bisnis cukup sukses dengan toko online menjual segala barang sensual. Contoh; pakaian yang tengah dikenakannya sekarang. Jungkook jadi semakin tidak setuju jika Jimin meneruskan pekerjaannya yang sudah seperti racun untuk kehidupan pria itu.

"Aku merasa tidak nyaman kalau tidak melakukannya." Jimin menjawab dengan santai, bokongnya tidak bisa diam bahkan sengaja bergerak menggilas kemaluan Jungkook sampai terbangun.

"Jimin-" kedua tangan Jungkook menahan pinggul itu agar tak semakin banyak bergerak. Ia menyadari betul perubahan Jimin setelah malam itu, bagaimana mereka bersikap satu sama lain dan bagaimana Jimin menjadi pria manja ketika Jungkook di dekatnya.

"Mereka memujaku, dan punya uang. Selama ini tidak ada yang perlu aku pertimbangkan untuk melakukan siaran." ucap Jimin, kepalanya menunduk, bibir kecup pipi Jungkook tanpa meminta izin.

"Pernah berpikir untuk berhenti?" Jungkook mendongak untuk menghindari kecupan di pipi namun mengumpat dalam hati begitu Jimin menyambar lehernya sebagai ganti.

"Pernah, tapi rasanya sakit sekali dipukuli jadi aku tidak mau berpikir lagi."

Jungkook rasanya tahu maksud Jimin tanpa perlu bertanya. "Aku tidak tahu gay akan selemah itu. Apalagi pihak bottom." di sana ia mendapat cubitan perut.

"Aku tidak lemah!"

"Kalau tidak lemah seharusnya kau lawan. Itu lebih mudah karena ia pendek dan terlihat tidak bisa berkelahi." telapak tangannya berpindah menepuk bokong yang dilapisi sehelai kain lateks. Bentuk gaun wanita kurang bahan yang entah mengapa Jungkook tidak merasa aneh jika Jimin memakainya.

"Aku sudah hidup seperti ini bertahun-tahun sampai tidak tahu caranya berhenti. Apa itu akan menjadi masalah bagimu?" Jimin memainkan rambut Jungkook yang mulai panjang, "Aku suka rambutmu panjang begini."

"Nanti mau aku potong."

"Jangan di potong. Sudah aku katakan, aku suka rambutmu panjang." bibir tebal merengut. "Apa tidak bisa kau bersikap manis padaku meski hanya berpura-pura?"

Mata gelap itu menatap ke dalam mata Jimin yang tampak menyipit karena kesal. Jungkook mengelus punggung secara tiba-tiba, membuat Jimin menegakkan duduknya dan meremas pundak pemuda itu.

"Kalau aku akan manis padamu, itu bukan bentuk kepura-puraan. Aku akan manis jika aku mau dan akan seperti ini jika aku mau. Aku pria yang posesif kalau kau ingin tahu. Jadi siaranmu membuatku muak meskipun dari sanalah aku dapat uang darimu."

Garis mata Jungkook semakin tajam saat Jimin malah tertawa setelah pernyataannya. Tangannya meremas bokong Jimin kencang hingga lateks tertarik dan membuatnya merasakan kulit bokong Jimin.

"Aku tidak pernah punya seseorang yang posesif." bibirnya mengecup hidung bangir Jungkook.

"Berhentilah menjadi seorang perayu." Jungkook memindahkan tubuh Jimin duduk di sampingnya. Menutupi paha Jimin dengan bantal dan menepuk pipi pria itu dua kali.

"Harus kuliah, aku pulang telat."

***

"Seberapa posesifnya aku?"

Not Safe For Work | KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang