Sedikit tidak menarik jika saat ini Jungkook mengucapkan sumpah serapah pada pengisi pangkuannya. Jika kalian ingin tahu, itu adalah bokong bulat yang tertutup oleh celana kulit hitam ketat. Sungguh malam yang tidak terbayangkan jika ia sebagai laki-laki akan melaluinya.
"Turunlah. Kau membuatku malu."
Bukan tindak persetujuan yang Jungkook dapatkan. Ia menahan kesal saat bokong itu lebih maju menggencet junior kesayangannya. Begitu pun dengan tubuh berbalut kaus tanpa lengan yang bersandar seenaknya pada dada. Bahu sempit yang mulus dan putih, Jungkook ingin menggigitnya seperti anjing liar jika saja tidak mengingat pemilik bahu berjenis kelamin sama.
"Dari mana kau tahu aku di sini? Kau mengikutiku." tuduhan itu serius dan pertanyaan Jungkook juga sama seriusnya.
Niat untuk bersenang-senang bersama Taehyung dan Seokjin pupus begitu ia mendapati pria pengincar sodokan penisnya berjalan mendekat dari pintu masuk. Dunia yang sempit, sial sekali.
"Di mana kedua temanmu, Jungkook?"
"Untuk apa kau bertanya?" dan dari mana kau tahu.
Pria dengan wajah berpolesan make up tipis terkekeh, wajah eloknya menghadap pada Jungkook. Senyum tipis itu ia artikan sebagai ejekan yang centil.
"Kau pria bajingan yang meninggalkanku dalam keadaan bugil setelah menjari─" telapak tangan mengunci mulut sembarangan berucap. Jungkook menatap lebih kesal dan tajam. "Diamlah! Kau ingin orang lain mendengarmu?"
Bahu sempit hanya naik sejenak dan turun kembali. Acuh, bahkan tidak menyingkirkan tangan di mulutnya sampai Jungkook sendiri yang menjauhkan tangannya.
"Pergilah. Aku tidak ingin ada yang melihatmu."
"Apa aku sebuah rahasia untukmu? Dengar pria kejam, aku sudah menyerahkan pantatku untuk kau hancurkan dan kau meninggalkanku seperti bajingan."
Jungkook meringis, ia tidak tahu lagi bagaimana membuat mulut itu menjaga ucapannya di tempat umum. Ia melirik kanan dan kiri, beberapa orang yang tadinya mengobrol mulai memperhatikan.
"Sir, aku tidak mau jadi talent pornografi." tekannya dengan suara berbisik.
"Aku tebak kau sudah melihat link yang tertera di kartu namaku
Kau tidak perlu menunjukkan wajahmu, jika kau melihat lebih dari satu maka kau akan tahu seluruh pria yang ada di sana menggunakan topeng."Seluruh pria. Ah, sialan. Jungkook merinding memikirkan apa yang telah ia lihat dan berapa banyak yang sudah masuk ke dalam pantat pria yang duduk di pangkuannya. Lalu, bagaikan pria itu tahu apa yang dipikirkan Jungkook, mulutnya berceletuk. "Aku hanya berpasangan dengan seseorang yang aku kehendaki. Apa yang kau lihat bukan aku semua. Bedakan tubuhku, kau sudah melihatnya sendiri."
"Sir, aku tidak peduli itu."
Jimin dengan santai memesan minuman pada bartender. Entah apa yang ia pesan, Jungkook tidak mau tau.
"Kau harus peduli. Aku bersih, terakhir melakukan MCU sebulan lalu." bibirnya melengkungkan senyum, Jungkook merinding mendengar nada bisik di sebelah telinganya. Terlalu dekat dan terlalu mendayu. "Atau kau lebih suka tanpa pengaman? Karena itu kau tidak menghancurkanku malam itu? Karena kau tidak tahu kebersihanku?"
Jungkook mendorongnya menjauh meski satu tangan menahan di pinggang kalau-kalau pria itu kehilangan keseimbangan. Jangan salah paham, ia hanya tidak ingin membuat keributan dengan satu orang yang jatuh karena dorongannya.
"Aku tidak harus menjawab itu. Sir, temanku akan datang sebentar lagi."
"Lalu?"
"Turun dan tinggalkan aku sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Safe For Work | KookMin
FanfictionIa hanya Jungkook, gelandangan dari kampus Hybe yang hampir tak bisa mengikuti semester keempat. Maklum, ia bodoh juga tidak pintar merayu pengajar galak nya. Mau lulus cepat apa dayanya hanya mahasiswa biasa bukan supernova privilege dan bergelima...