Bubble Gum 2

2.6K 263 111
                                    

Tidakkah ia tahu Jungkook sedang pusing? Merecokinya dengan meminta makan pada anak kosan yang selalu mengirit setiap bulan. Jungkook menekuk wajahnya ketika melihat Taehyung di depan pintu, wajah berseri dengan gigi putih yang terlihat semua.

"Menyingkirlah dari pintu, Jungkook!"

Jungkook tambah merengut, kerut di dahi bertambah. Tubuhnya digeser begitu saja. Pemuda yang bertamu tanpa undangan melenggang masuk. Sandal putih tiruan Fila ditaruh pada rak kecil. Jungkook mengekorinya.

"Taehyung, ini hari libur."

"Aku tahu, tapi aku lapar."

Bola matanya tidak tahan untuk berputar. "Pergilah membeli makanan, bukan ke sini." ia mengambil kantung di tangan kanan Taehyung dan melihat isinya. "Kenapa kau beli bahan mentah?" daging, sayur caisim, kol, jamur kancing, dan Jungkook melihat mie instan di bagian kanan.

"Kau tahu perutku ini spesial. Tidak bisa masuk sembarangan makanan."

"Maksudmu aku disuruh memasak ini semua?" sudah ia tebak sejak melihat Taehyung pagi-pagi sekali datang ke tempatnya.

"Kau sangat tahu aku," menyebalkannya pemuda itu menempati kasur lipat Jungkook, merebahkan diri tanpa peduli wajah tertekuk tidak senang. "Setelah makan pergilah." Jungkook mengeluarkan seluruh isi di kantung plastik, memasak entah apapun itu.

Meski mendumal, ia tetap membuatkan Taehyung makanan.

"Jungkookie," Gumam kecil sebagai balasan. "Sudah dapat pekerjaan?"

"Belum." pembicaraan itu berhenti, Jungkook menoleh mendapati perusuh kediamannya tertidur pulas di kasur sempit. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain masak dan membangunkan Taehyung nanti.

***

"Oh! Jeon Jungkook?"

Wajah tertekuk, heran dan sedikit kesal bertemu pria yang memberi tambahan satu mimpi buruk. Jungkook mengabaikan sapaan merujuk pada keingintahuan lebih lanjut dari pria berjas ungu di belakangnya.

Mengapa mengantri di kasir mini market pun ia harus mendapat kesialan?

"Hei, kau belum lupa bukan? Ini baru tiga hari berselang setelah interview."

Interview kepalamu!

Antrian di depan Jungkook sudah dilayani kasir. Ia ingin cepat-cepat pergi sampai satu kakinya tidak bisa berhenti mengetuk lantai.

"Apa kau sudah memikirkan tawaranku?"

Jungkook tetap diam, tidak peduli dikatai tidak sopan atau apa pun terserah. Orang-orang di sekitar mulai melirik saat pria itu kembali bicara.

"Kau menolak gaji besar itu sombong sekali."

Itu tidak seberapa dengan harga diri penisku!

Semua ucapan itu hanya ada di dalam kepalanya. Jungkook masih memiliki akal sehat untuk mengutarakannya dengan suara jelas hanya akan mempermalukan diri sendiri.

"Kalau tidak mau segitu mari bicarakan lagi, kau maunya gaji berapa?"

"Selamat malam, apakah hanya ini?" kasir di depannya sudah melayani. Jungkook tersenyum dan mengangguk kecil. "Ya, sudah semua." sayangnya ada satu belanjaan yang bukan miliknya mengambil tempat di meja kasir. Pelakunya adalah tangan berjari kuku merah yang melewati samping kanannya.

Not Safe For Work | KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang