0.4

19 8 0
                                    

Seperti kemarin. Kami akan berkumpul di perpustakaan setelah bel istirahat berbunyi, dan pembahasan kali ini adalah tentang siapa itu Emily Ito? Kami membaca datanya, semuanya.

Ada tanggal bulan dan tahun lahirnya. Nama kedua orang tuanya, tempat tinggalnya, tapi tidak ada foto kelulusannya. Dia benar-benar hilang, seperti yang diceritakan dalam buku itu. Hanya sedikit data tentangnya

Hanya ada foto awal masuk sekolah.

"Kita bakal ke rumah dia, kah?" Tanya Ken yang terlihat dari wajahnya tidak minat untuk kesana "Rumahnya di gunung loh. Seriusan kalian?"

"Gue males sih, tapi gue penasaran juga"

"Temen-temen..." Panggil Risa pelan, wajahnya menunduk, "Rumah ku dekat dengan rumah Emily Ito, gak terlalu dekat juga sih. Tapi rumahku dekat gunung, kalian mau gak kita kesana? Ayolah~"

"Gimana ya? Boleh deh"

"Gue ikut"

"Btw... ini Emily Ito" aku mendekatkan foto Emily Ito ke tengah meja untuk menunjukkan pada yang lain "Mirip sama muka patung dibelakang sekolah" ucapku yang membuat mereka terkejut

"Serius lo?! Anjir sampe dibikin patung!"

"Hah? Patung aneh itu ya? Iya juga ya" Ken mengamati lebih dekat, dia setuju denganku, entahlah dia sudah lihat patung itu kapan, atau mungkin dia sok tahu saja "Iya mirip, tapi aku belum lihat patungnya sih"

Menyebalkan bukan? Ya itu lah Ken, tapi anehnya meskipun Ken menyebalkan Kana gak pernah marah padanya, sedangkan padaku, padahal aku diam saja, tapi dia tetap marah. Aneh. Perempuan itu aneh.

"Aku udah liat patungnya... dan ya! Mirip" ucap Risa, mungkin saat awal masuk sekolah dia juga ingin tidur dibelakang sekolah, tapi melihat patung itu jadi gak jadi, sama sepertiku "Rai, kamu lihat juga?"

"Iya, waktu awal masuk aku kesana"

"Aku juga loh, kkkk~" dia terkekeh pelan, Risa itu... tidak terlalu aneh. Dia cukup bisa dimengerti. Tapi aku merasa dia juga cukup cerdas untuk menutupi sesuatu dengan senyuman. Jadi tetap saja, perempuan itu aneh

"Gue jadi penasaran, nanti gue kesana deh"

"Kapan? Aku juga ikut ya"

"Ayo, pulang sekolah"

Aku menatap Ken dan Kana di depanku, mereka akan melihat patung itu pulang sekolah. Membuatku juga ingin ikut, memastikan bahwa patung itu memang mirip dengan Emily Ito

"Aku juga ikut dong, hehe. Rai...? Ikut juga, kan?"

Aku menoleh pada Risa, dia menatapku memohon untuk ikut, dan aku mengangguk pelan. Ya, aku juga memang ingin ikut

"Tumben lo! Sejak ada Risa lo jadi punya semangat hidup ya, Rai"

"Hahahaha cie wajah kamu merah, Rai---eh Risa lebih merah"

Aku menoleh pada Risa setelah Ken mengatakan itu. Ingin melihat wajah merah gadis itu, dan ya! wajahnya memerah, kulit putihnya kini jadi merah. Dia langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Hahahaha"

Seketika hening. Setelah aku tertawa mereka terdiam. Mereka menatapku dengan wajah terkejut tidak percaya. Aku juga manusia, kadang suka tertawa. Mereka memang aneh, bukan aku yang aneh

"Rai...? Kamu ketawa?"

"Ya emang kenapa?" Tanyaku pada Ken, wajahku jadi datar kembali, dan mereka malah tertawa lagi "Aku juga manusia" mungkin menurut mereka aku adalah robot yang tidak punya perasaan, dan tidak bisa tertawa

"Kaget aja kamu gak pernah ketawa selama 3 tahun kita temenan"

"Ya karena---"

"Dia suka ketawa waktu kecil, gak sering sih, kalo gak salah 2 kali selama gue temanan sama dia dari kecil" Kana menatapku "Lucu banget lo, Rai. Muka lo merah lagi" Kana dan Ken tertawa lagi

Sialan mereka. Padahal lagi di perpustakaan. Gak boleh berisik.

Aku melirik pada Risa di sampingku. Ternyata dia sedang menatapku. Dia tersenyum, senyum lebar khasnya. Dan sebenarnya tanpa keinginan ku, aku membalas senyuman itu. Sungguh! Itu tidak sengaja

"Cowok dingin gue udah cair kah?" Tanya Kana, dan aku hanya diam sembari menatapnya yang tertawa. Gadis itu sepertinya tidak menyadari sesuatu, dan mungkin yang lainnya juga tidak sadar "Pangeran es gue..."

Dia tidak sadar bahwa dia secara tidak langsung menyebut ku miliknya.

.

.

.

.

.

Seperti yang direncanakan tadi di perpustakaan, sepulang sekolah kami akan ke belakang sekolah untuk melihat patung aneh. Dan disinilah kami berada, dibelakang sekolah. Menatap patung Emily Ito

"Mirip beneran anjir" Kana mengangkat foto Emily Ito disandingkan dengan patung itu "Gila, serem banget menurut gue. Kenapa dibuat patung gitu? Ada sayapnya juga. Gak jelas sumpah"

"Iya, kalo Rai gak bilang mungkin aku juga gak sadar patung ini mirip Emily Ito karena ada sayapnya"

"Jadi kaya patung yang disembah. Mana ditaruh di tengah halaman gini lagi. Serem woy"

Memang sangat mengerikan patung yang cukup tinggi ini. Tapi yang lebih mengerikan adalah menyadari bahwa pihak sekolah yang membuat ini, entah apa alasannya, tapi ini sangat mengerikan.

Bagaimana jika penyebab murid-murid hilang itu adalah hantu yang masuk ke patung ini?

"Hei! Lihat ini"

Aku mengalihkan pandanganku pada Kana yang berada sangat dekat dengan patung itu. Aku dan yang lain langsung menghampirinya untuk melihat apa yang ingin Kana tunjukan

"Dibuat tahun 1975, berarti dibuat 10 tahun setelah hilangnya Emily Ito" ucap Ken setelah membaca ukiran tahun dibuatnya patung itu "Ini mungkin dibuat setelah gangguan-gangguan pada murid"

"Mungkin bener, jadi ada yang mengajukan untuk dibuatnya patung ini. Guru kah? Atau orang tua Emily Ito? Atau mungkin---"

"Emily Ito sendiri" ucapku yang memotong ucapan Risa. Mereka semua mengangguk tanda setuju. "Emily masih dikatakan hilang dibuku itu, bukan mati. Bagaimana kalo masih hidup?"

"Itu lebih serem sih, menurut gue lebih serem manusia psikopat daripada hantu"

"Kalo hantu psikopat?" Tanya Ken yang membuat semua terdiam

Aku juga tidak mengerti tentang ini semua. Terasa terlalu mengerikan untuk menjadi nyata. Tapi terlalu nyata untuk menjadi fiksi. Yang harus dilakukan disini mengetahui siapa penulis buku itu bukan?

"Kita kan niatnya mau nyari tau penulisnya. Gimana kalo tanya guru?" Tanya Risa yang sama dengan pemikiran ku

"Boleh, ke guru sastra aja"

School Mystery✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang