0.7

12 7 0
                                    

Aku kehilangan hari liburku lagi. Sial! Sial! Sial! Aku kehilangan waktu istirahat, waktu aku bermalas-malasan, waktuku mengisi energi sosialku. Harusnya aku tolak saja permintaan Risa

Tapi kenapa waktu itu aku gak nolak ya?

Padahal aku bukan tipe yang nggak enakan. Aneh. Mungkin aku merasa bersalah pada kakaknya kemarin? Kesal! Itu semua karena aku terlalu menuruti Kana. Harusnya sekali saja aku gak menurut padanya

Tapi mau gimana lagi? Udah terjadi semua. Kini aku hanya bisa merelakan hari liburku untuk datang pagi ke cafe dekat jalan kereta. Ya, Risa meminta bertemu disana, dan aku serta sepeda ku menuju kesana

Risa meminta cafe itu karena gak jauh dari rumahku dan gak terlalu jauh dari rumahnya. Dan ya! Kini aku sudah sampai, aku memarkirkan sepedaku dulu, lalu berjalan memasuki cafe

Risa disana, dia dikursi ujung dekat jendela. Aku perlahan menghampirinya

"Halo, Rai~"

"Hai"

"Maaf ya ganggu waktu libur kamu"

"Iya"

"Eh? Jadi aku beneran ganggu?" Tanyanya dengan wajah dan mata yang merasa bersalah, dan aku mengangguk, karena itu kenyataannya "Aaaa... maaf ya, Rai" dia melipat kedua tangannya didepan

"Iya" jawabku "Jadi mau ngomong apa?" Tanyaku langsung, supaya tidak membuang-buang waktu, dan agar aku tidak perlu membeli minum di cafe jika hanya sebentar. Kalo lama kan gak enak kalo gak beli

"Ah, pesan dulu minum ya"

Haduh! Padahal aku nanya to the point buat gak buang waktu dan uang

"Iya boleh, samain aja" setelah mengatakan itu, Risa langsung memanggil pelayan cafe, dan memesan minuman matcha milk tea dua, untukku dan untuknya. Sebenarnya aku gak suka matcha

Tapi gak apa-apa lah, salahku sendiri bilang samain

"Kakakku bilang itu memang bukan fiksi, itu nyata. Hanya saja tentang kasus yang terjadi di angkatannya cuma hilangnya beberapa siswa dan siswi. Sedangkan untuk  kesurupan, kepribadian ganda murid, itu palsu"

"Palsu?"

"Ah gimana ya? Itu kaya dari telinga ke telinga, kasus itu gak ada selama kakakku sekolah disana. Hanya kasus hilang saja" Risa menghentikan ucapannya "Menurutku... bagaimana jika pelakunya bukan hantu?"

"Jadi mereka membuat rumor  kesurupan, kepribadian ganda untuk terlihat seperti perbuatan hantu?"

"Iya, Rai. Kamu sepemikiran, kan?" Tanya Risa, yang membuatku terdiam, berpikir sejenak "Aku gak nanya akhir dari buku itu karena sakit kakakku kambuh. Aku gak bisa nanya banyak ke dia"

"Aku ngerti." Aku meminum dulu matcha yang baru datang "Aku sepemikiran, tapi... kamu beda 13 tahun sama kak Reno, kan? Jadi 3 tahun sebelum kasus hilang itu berhenti. Apa pelakunya masih ada?"

"Iya juga. Udah 10 tahun kasus itu gak ada, seakan pelakunya juga udah gak ada... Apa ini akhir dari perjalanan misteri kita?"

"Kita harus diskusi sama Kana dan Ken." Ucapku dan Risa mengangguk, akhirnya gadis itu terlihat lebih tenang. Tapi aku yang gak tenang, rasanya canggung

"Rai..."

"Iya?"

"Aku menyukaimu"

"Eh?"

Aku terdiam. Terkejut dengan ucapannya secara tiba-tiba itu

"Aku tau aku udah menyatakan perasaan aku kemarin, aku juga tau kalo kamu sebenarnya ngerti tentang bulan itu. Tapi aku masih mau mengungkapkan perasaan aku dengan kalimat langsung"

School Mystery✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang