0.5

18 8 0
                                    

Hari ini setelah bel istirahat berbunyi kami tidak berkumpul di perpustakaan lagi. Tapi didepan ruang guru, untuk bertemu dengan guru sastra, dan menanyakan padanya tentang buku itu

"Permisi..." Ucap Kana, lalu dia memasuki ruang guru lebih dulu, disusul Risa, Ken, lalu terakhir aku. Kebetulan guru sastra itu adalah wali kelas 10-1 yaitu kelasnya Kana "Bu, permisi ada yang mau saya tanyakan"

"Eh Kana? Iya ada apa?"

Aku berdiri di samping Ken, melihat guru perempuan yang masih terbilang muda tampak terkejut dengan kehadiran kami. Aku gak yakin dia tahu tentang buku itu

"Ini kami ingin bertanya tentang buku..." Kana menunjukan buku itu pada guru, guru itu perlahan mengambil, lalu membuka lembaran halaman "Ibu tau sesuatu tentang buku itu? Penulisnya?"

"Mmm... ini yang di gudang, kan?"

Aku langsung melirik Risa saat guru sastra menanyakan itu, dapat ku lihat yang lainnya pun menatap Risa, karena memang dia yang menemukan buku itu

"Iya, bu. Aku menemukan itu di gudang"

"Ini kayanya fiksi deh, dan tentang kasus hilangnya murid itu udah lama ya, sekitar 10 tahun lalu terakhir ada yang hilang, dan mereka bukan hilang disekolah. Sekolah ini baik-baik aja ya, semua ini fiksi"

Guru itu memberikan buku itu kembali pada Kana, dia tadi sempat membacanya

"Emily Ito... ibu tau dia?" Tanya Ken yang membuatku terkejut, sudah direncanakan dari awal kalo kami tidak akan menanyakan Emily Ito

"Gak tau, sudah ibu bilang kalo itu fiksi"

"Tapi data dia---"

"Oh iya makasih, bu! Ada salinan buku ini gak ya? Mau lanjut baca karena halaman dibuku itu banyak yang robek" Risa langsung memotong ucapan Ken, agar tidak membocorkan data Emily Ito yang kami ambil

"Iya karena ini udah rusak bukunya. Coba deh kalian ke ruang ekskul sastra, ruang itu udah gak ke pake sih, tapi masih ada banyak buku disana, ada karya tulis murid juga, mungkin buku ini berasal dari sana"

Guru itu pun tahu kalo buku misteri itu bukan buku novel, karena buku itu menggunakan tulisan tangan, bahkan jika diperhatikan sampul buku yang sudah usang itu seperti buku tulis biasa, hanya lebih tebal

"Dimana ruang sastra?"

"Di lantai 3 paling ujung ya. Ini kuncinya, hati-hati banyak debu disana" Guru sastra memberikan kunci pada Kana "Kana kamu yang bertanggung jawab ya" Kana hanya menganggukkan kepalanya

"Baik, bu. Terimakasih, permisi"

Kami keluar dari ruangan itu, dan langsung saja berjalan ke anak tangga untuk menuju lantai 3. Sebenarnya aku gak tahu kalo ada lantai 3, dari luar gak terlihat ada lantai 3. Mungkin hanya berisi ruangan kecil

"Guys... ada yang mau aku sampaikan, hehe" ucap Ken yang berada di depanku, dia membuat kami menghentikan langkah menaiki tangga, dan kini fokus terhadapnya "Kayanya aku menyukai seseorang"

"Siapa, Ken? Hahahaha kamu malu-malu"

Risa terlihat turut bahagia mendengar itu, tapi gadis disebelah Risa malah berekspresi sebaliknya. Dia terlihat tidak minat dengan topik obrolan itu. Ya, Kana. Gadis itu sepertinya masih menyukai Ken

"Dia kakak kelas... namanya Yuna, aku mengenalnya dari awal masuk. Dia sangat cantik---"

"Sebentar lagi masuk, kita harus cepet ke ruang sastra" ucap Kana yang memotong ucapan Ken, dia langsung melangkah menaiki tangga kembali, membuat kami terdiam sesaat setelah mendengar ucapannya yang sinis tadi

School Mystery✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang