0.8

14 7 0
                                    

Aaaa!!! Kesal! Aku benar-benar harus menghadapi kerasnya sekolah tanpa hari libur kemarin. Apalagi sekarang pasti gak ada jamkos, bakalan belajar terus sih ini. Tapi tunggu! Kenapa kelasku sepi? Pada kemana?

Aku menaruh tas ku di kursi sembari mengamati orang-orang di luar kelasku yang berlari ke arah yang sama. Ada apa disana?

Ken! Itu Ken! Dia berjalan dengan tatapan kosong. Aku dengan cepat berlari keluar untuk mengejarnya. Dia disana, aku melihat dia berhenti didepan mading, bahkan banyak orang-orang disana

"Ken...?" Ucapku setelah sampai di samping Ken, tapi dia hanya diam saja, gak seperti biasanya "Kamu kenapa, Ken? Woy jawab!" Aku gak mengerti dia ini kenapa, akhirnya aku menatap ke depan. Ya, ke mading

Aku berjinjit untuk melihat mading yang terhalang oleh orang-orang yang berkerumun didepannya.

Hah? Yang benar saja? Sebuah poster dengan foto seorang gadis yang dinyatakan...

Hilang.

"Kak Yuna..."

Aku melirik Ken kembali. Menarik tubuhnya menjauh dari mading. Sekarang aku mengerti ada apa dengannya. Ya, Yuna... gadis yang disukai Ken dinyatakan hilang dalam poster itu

"Ken... mungkin ini cuma---"

"Gak mungkin cuma rumor, Rai. Kak Yuna bener-bener hilang, firasat ku bener kemarin." Ucap Ken yang memotong ucapan ku "Aku bahkan belum menyatakan perasaan ke dia"

"Ken! Rai!"

Aku menoleh setelah suara seseorang yang sangat kukenal terdengar. Aku melihat Kana dan Risa berlari menghampiri kami, wajah mereka menunjukkan kekhwatiran. Mereka sepertinya sudah tahu tentang Yuna

"Ken... semua bakal baik-baik aja, kalo ada poster ini berarti polisi juga bakal bertindak" ucap Kana yang perlahan memeluk Ken "Jangan khawatir, kak Yuna pasti ketemu. Dia baik-baik aja" 

"Kita kumpul dimana buat diskusi ini?" Tanya Risa "Gak bisa di perpus lagi, kan? Penjaganya udah balik sekarang. Gimana kalo di ruang sastra, kuncinya masih di kamu?"

Kana mengangguk sembari melepaskan pelukannya.

"Tepat bel kelas bunyi, langsung ke ruang sastra, oke? Kita gak bisa buang-buang waktu lagi, udah ada korban sekarang" Kana tampak takut "Gue ngerasa kita membangkitkan hal buruk dari buku itu"

"Yaudah nanti kita bahas itu, sekarang kita ke kelas. Bentar lagi masuk" ucapku yang langsung meninggalkan mereka

Ada yang aneh pada perasaanku. Entahlah... aku gak mengerti

Dan sekarang aku kembali ke kelas yang sudah banyak orang. Aku duduk kembali ke kursi ku dengan pikiran yang melayang entah kemana.

Bahkan aku gak mendengar bunyi bel masuk, aku hanya dapat melihat murid-murid berhamburan memasuki kelas. Aku gak bisa fokus pada kenyataan, pikiranku melayang pada hal-hal aneh dibuku misteri itu

"Pagi, anak-anak..." Ah! Bahkan aku gak sadar guru sudah masuk "Kalian pasti baru ngeliat ibu hari ini ya? Sebenarnya jadwal ngajar ibu Minggu kemarin itu hari Selasa, tapi diganti jadi Senin. Ibu ngajar sejarah..."

Oh yang waktu itu jamkos ternyata pelajaran guru ini? Haduh sejarah katanya? Membosankan.

"Ibu adalah penjaga perpustakaan, hahaha. Jangan lupa mampir ke perpustakaan ya" hah? Ternyata dia penjaga perpustakaan yang izin itu. Kalo gak ada dia aku udah rajin ke perpus "Nama ibu... Erity Ito"

Deg!

Jantungku berdetak lebih cepat. Mataku melebar menatap guru itu, tubuhku merinding seketika seperti ada angin yang datang hanya pada diriku. Guru itu... Erity Ito? Kenapa namanya sangat mirip Emily Ito?

Sial! Dia melihatku! Ini pasti karena wajahku yang sangat terkejut, dan mungkin juga terlihat ketakutan

"Yang dibelakang ada apa? Kamu sakit? Wajah kamu pucat"

"Permisi, bu. Mau ke toilet"

"Oh, iya silakan"

Aku langsung bergegas pergi dari kelas. Menenangkan diriku yang seolah sudah melihat hantu. Bahkan jika dilihat-lihat, guru itu memang mirip dengan Emily Ito. Dan juga kenapa kedatangannya...

Bersamaan dengan hilangnya Yuna.

.

.

.

.

.

Aku berjalan menaiki tangga sendirian untuk menuju ke ruang sastra. Kebetulan guru tadi keluar lebih cepat jadi aku langsung saja keluar kelas, bahkan bel istirahat baru berbunyi tadi

Entah kenapa aku ingin lebih dulu ke ruang sastra, meskipun mungkin ruang itu masih tertutup, tapi aku ingin tidur sebentar di luarnya

Akhirnya aku sampai dilantai tiga, lalu kini berjalan ke arah pintu. Dan berdiri didepan pintu itu. Aku mengulurkan tangan untuk menekan kenop pintu, hanya memastikan jika pintu itu memang terkunci

Clek!

Hah? Gak terkunci?

Kalo begini lebih baik tidur di dalam ruang sastra saja...

"Hahahaha bisa aja lo, Ken"

Aku mendengar suara. Suara Kana. Dia tertawa. Dia juga menyebut nama Ken, apa mereka sudah didalam? Aku langsung mendorong pintu itu untuk terbuka, dan benar! Aku mendapati Kana yang tertawa dengan Ken

Kana duduk di meja didekat jendela, dan Ken berdiri didepannya. Sepertinya Ken sudah melupakan berita bahwa gadis yang disukainya hilang. Ah! Mereka melihatku

"Rai! Risa! Ayo masuk, kenapa diam disana?"

Apa? Risa? Dimana? Aku hanya sendirian. Tapi saat aku menoleh ke belakang Risa ada disana dengan senyum lebar padaku, aku gak sadar ternyata Risa ada dibelakang ku. Aku mempersilakan dia masuk duluan

"Halooo Kana~ Haiii Ken~" sapa Risa sembari berjalan menghampiri mereka berdua "Ken udah gak apa-apa? Hati kamu udah tenang?"

"Lumayan lebih baik, karena Kana"

Aku berjalan menghampiri mereka. Aku harus menyampaikan bahwa ada guru yang bernama Erity Ito yang baru masuk hari ini bersamaan dengan berita hilangnya Yuna. Bukankah itu mencurigakan?"

"Ada guru yang bernama Erity Ito"

"Hah?!"

"Kok namanya mirip Emily Ito?"

"Yang benar, Rai?"

Mereka tampak terkejut, dan aku mengangguk sebagai jawaban dari 3 pertanyaan itu.

"Dia penjaga perpustakaan yang izin waktu itu sampai Kana harus gantiin dia" ucapku "Selain namanya yang mencurigakan, tapi juga kedatangan dia bersamaan dengan hilangnya Yuna"

"Penjaga perpus? Gue baru tau namanya Erity Ito..."

"Mau kita selidiki? Kana sempet masuk ke ruangan dia buat ngambil kunci pintu data murid, kan?" Tanya Risa yang mendapat anggukan dari Kana dan Ken tanda setuju "Rai...?"

"Bahkan mukanya mirip... Tapi dia masih muda, kemungkinan adiknya"

"Atau mungkin dia Emily Ito yang awet muda karena tumbal nyawa dari murid-murid yang hilang" Kana membuka buku misteri itu "Oh iya?! Kamu gak nanya ke kakak kamu, Risa? Dia pasti tau akhir bukunya"

"Aku gak bisa nanya banyak, Kana."

"Pulang sekolah mau masuk ke ruang guru?" Pertanyaan Ken membuat kami semua menatapnya. Dan secara bersamaan mengangguk setuju

Ya, kami akan memasuki ruang guru untuk menyelidiki Erity Ito

Tapi tunggu! Bukannya Erity Ito itu ruangannya diruang penjaga perpustakaan?

Ken? Sebenernya kamu ingin menyelidiki siapa?

School Mystery✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang