Happy reading ◉‿◉
✯✯✯
Keheningan tercipta sejak beberapa menit yang lalu. Dulu mereka sempat menyusup ketempat ini, dan hari ini harus menapaki tempat ini lagi.Selenium menghela napasnya gusar, memejamkan kedua matanya. Akhir-akhir ini banyak sekali yang tengah ia pikirkan. Terlebih tentang kertas cek, lemparan batu beserta tulisan yang mengancamnya. Dan sekarang, gadis Akademik-2 disebelahnya.
Gadis itu terkejut ketika masuk keruangan ini, matanya di suguhi oleh sosok Flourine. Gadis yang masuk kedalam urutan 5 peringkat, kompetisi gila.
Selenium mendesah. "Gue sampe nggak fokus, padahal kemaren namanya disebut," gumam gadis itu nyaris tak terdengar.
"Wah, selamat kepada lima anak emas Helium High School," tutur pria paruh baya didepan kelima anak itu, Pak Ganesh menyambut mereka dengan mengucapkan selamat. Raut wajah senang nya, tercetak jelas ketika memasuki ruangan miliknya.
"Wajah kalian kenapa? Seperti tidak senang?" Alis pria tua itu mengerut. Beberapa detik kemudian terkekeh pelan. "Bapak tau, kalian pasti masih terkejut." Kedua kakinya melangkah kearah kursi, mendudukkan dirinya disana.
"Selenium, luka kamu sudah sembuh?"
"Bapak nggak perlu basa-basi deh, saya tau kok ini rencana bapak, kan?" tukas Selenium dengan berani, iris matanya menatap tajam kearah kepala sekolah.
"Kamu bicara apa?"
Membuat suasana diruangan itu seketika menjadi tegang. Terlebih, keempat murid disana terkejut. Magnesium, Berilium dan Rubidium tak mengira jika gadis itu akan melakukan ini.
"Yang melawan, akan terluka. Kata-kata bapak waktu itu ditunjukkan untuk saya kan."
Berpikir logis, sepertinya ia tidak melakukan itu sekarang. Hanya sebuah persepsi dari pikiran nya, yang menyangkut pautkan pada kejadian sebelumnya. Mereka mendapatkan peringatan langsung, serta dengan terang-terangan mengungkap bahwa, pria itu sengaja. Kalian tentu masih ingat kan, saat mereka ketauan menyusup keruangan ini?
"Sel, jangan kayak gini. Kalo pak Ganesh ta--"
"Dia udah dari awal tau, Ber," potong Selenium menunjuk kearah pria tersebut. Pak Ganesh menatap lekat tanpa ekspresi. Sele, dapat melihat jelas, jika pria itu sekarang sedang memperhatikan setiap pergerakan mereka.
Selenium mengerjap, merasakan sebuah tangan kini menggenggam sebelah tangannya yang berada diatas sofa. Gadis itu menoleh, ternyata si pelaku kini sedang menatap kedepan, dengan rahang yang sudah mengetat.
Gadis itu mematung untuk beberapa detik. Tiba-tiba pipinya memanas, ia meringis menahan napasnya. Selenium berusaha menormalkan detak jantung nya, seraya menggigit pipi bagian dalam.
Akhir-akhir ini jantung nya berdetak tidak normal!
"Kita jadi peraih peringkat itu, sekarang apa yang kita dapat?" tanya Magnesium membuka suaranya. Tatapan mata legam itu tak lepas dari sosok pria tua dihadapan nya.
"Baik, kalian akan tau sebentar lagi. Tapi sesuai dengan peraturan. Saya akan memberikan sebuah hadiah untuk, Selenium," ujar Pak Ganesh tersenyum kecil.
"Ikut saya," lanjut pria itu bangkit dari duduknya. Perlahan berjalan keluar dari ruangan.
"Sel, mendingan jangan ikut," bujuk Rubi mendekat. Memegang tangan gadis itu yang hendak melangkah. "Pak Ganesh udah tau kan rencana kita?"
Selenium mengangguk, gadis itu yakin bahwa pria tua yang menjabat sebagai kepala sekolah itu sudah tau semuanya.
"Rubi bener, lo nggak usah terima hadiah itu." Seseorang bersuara mengalihkan atensi keempatnya. Flou menoleh kearah Selenium.
KAMU SEDANG MEMBACA
Helium High School [HHS]✓
Подростковая литература#SERIES SEKOLAH MISTERI [SMA Batavia] Series ke 2, baca!! Helium High School "Tak berwarna, tak berbau, tak berasa dan tak beracun." Aturan adalah perintah yang harus dipatuhi dalam sebuah lingkar perjanjian yang sudah di sepakati. Kalian masuk HHS...