[ 33.] Asam Basa

762 101 4
                                    

Happy reading ◉‿◉

✯✯✯


"Walaupun kami bukan sepasang suami-istri, tapi kami pernah menikah."

Bagai guyuran hujan deras yang tiba-tiba turun, menghantam tanah. Rasanya sebagian paru-paru nya terasa sesak.

Jadi benar ini nilai mutlak, yang dikatakan pria itu bukan omong kosong.

Selenium tak mau percaya, tapi ia juga tak mampu mengelak. Apalagi dihadapan nya telah di sodorkan sebuah Akte kelahiran berserta kartu keluarga yang di buat belasan tahun lalu.

"Kenapa kalian nggak pernah bilang sama aku?"

"Papah nggak mau kamu malu, Nak."

"Justru dengan begini, aku yang malu. Orang-orang nganggep aku anak haram, Mamah bukan wanita bener, semua— berita itu bikin aku malu!!" pungkas gadis itu tak bisa menahan air matanya, lolos begitu saja dari mata cantik itu.

"Sayang, Mamah hanya ingin melanjutkan hidup."

"Dan melanjutkan pekerjaan haram Mamah itu?!" sambung Selenium dengan lirih. Gadis bersurai dua warna itu meraup wajahnya dengan kasar. Menyembunyikan isakan dibalik telapak tangannya.

"Kalau kamu mau, saya akan menikah lagi dengan Resya," ujar Mikel tanpa ragu. Dulu mungkin pria itu merasa masih gamang, ia tak yakin dengan masa depannya jika harus bersama dengan Resya. Tapi ketika melihat pertumbuhan putrinya yang sangat ia sesali, karena tak pernah berada disampingnya. Perlahan, ia mulai menyadari.

Putri yang dulu tak diinginkan, ternyata tumbuh begitu sempurna.

Ia merasa, gagal menjadi ayah yang baik.

"Tolong kasih aku waktu buat terima ini semua." Setelah nya gadis itu beranjak dari ruang tamu. Melangkah menuju pintu. Seruan dari sang Mamah ia hiraukan.

Sele tidak tau, sekarang kakinya akan melangkah kemana. Tapi yang jelas, gadis itu sekarang perlu menenangkan pikiran dan hatinya.

Bayangkan 17 tahun lamanya, ia berpikir jika sosok ayah itu telah tiada, bahkan Resya sama sekali tak pernah membicarakan tentang nya.

Bukan hanya tak membicarakan, Selenium bertanya soal peran seorang ayah saja Resya bisa langsung marah. Katanya, Sele dan Mamahnya tak membutuhkan figur seorang ayah. Resya bisa menghidupi dirinya dan juga Selenium. Tak pernah terbayangkan oleh Sele, jika ayahnya ternyata masih hidup, bahkan kembali menghampiri nya. Dan sangat tak terduga. Ayahnya sendiri adalah guru fisika disekolah nya. Sungguh memang dunia begitu sempit.

Majas metafora yang selalu orang-orang gunakan, kini terjadi padanya.

Langkahnya membawa gadis itu menapaki trotoar jalan. Selenium menghirup oksigen disekitar nya. Sejak dirumah gadis itu merasakan begitu sesak, amat susah sekali bernapas. Apalagi ketiga sang Mamah mengiyakan pernyataan nya— fakta.

Baiklah, Sele akan mencoba berdamai dengan hatinya.

✯✯✯

Magnesium menanggalkan pakaian, cowok gondrong dengan tinggi 178 cm itu segera meraih handuk yang tergeletak di atas ranjang— sengaja cowok itu letakkan.

Kakinya melangkah menuju kamar mandi. Hari ini pikiran sedang tidak konsisten. Karena seharian memikirkan satu nama Selenium.

Sedang apa gadis itu sekarang? Apakah sudah membaik? Ah- sepertinya tidak. Magnesium hanya takut dengan fakta yang akan gadis itu dapatkan.

Ternyata benar pengamatan nya selama ini. Seseorang berjubah hitam yang selalu ia lihat jika sedang bersama Sele, ternyata guru fisika nya sendiri. Cowok itu sudah berpikir negatif, karena terlihat mencurigakan. Dari gerak-gerik nya Magnesium kira, jika Pak Mikel akan mencelakai gadis itu.

Helium High School [HHS]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang