[ 4.] Rubidium Heksani

1.8K 193 16
                                    

Happy reading◉‿◉

✯✯✯

Kesan pertama saat memasuki sekolah ini, yang keluar dari mulut nya adalah kata 'Wahh.' Kemewahan yang dimiliki oleh HHS tidak henti-hentinya membuat gadis itu berdecak kagum.

Apalagi saat tadi pagi melewati gerbang menuju kearah lobi. Begitu banyak tanaman hijau dan pohon rindang. Gadis itu jadi penasaran, kejutan apalagi yang akan ia dapat dihari berikutnya.

Walaupun tadi sempat keheranan saat diruang kepala sekolah. Mendengar dengan jelas tentang peraturan yang ditetapkan di HHS, sedikit aneh. Tapi gadis itu tidak peduli, sejak SMP memang sekolah ini adalah impiannya. Dan sangat antusias begitu Bundanya memberi kabar bahagia ini.

Katanya, Helium High School itu telah mencetak puluhan ilmuan hebat. Mereka yang mendapat beasiswa setelah lulus dari sini akan masuk ke perguruan tinggi. Yaitu Stanford University. Tentu saja mereka akan kuliah gratis. Sudah pasti menjadi impian semua orang untuk melanjutkan studi disana.

Kaki pendeknya melangkah menuju kantin, setelah tadi terdengar bunyi bel istirahat. Membuat seluruh penghuni HHS berhamburan untuk mengisi perutnya.

"Heh, bocil," seru seseorang dari belakang meneriaki namanya. Gadis itu agaknya tidak asing dengan suara barusan. Tidak mengindahkan, gadis itu kembali melangkahkan kakinya mencari kursi kosong. Kemudian segera memesan makanan.

"Gue panggil malah nggak nyaut lo," gerutu cowok dengan kalung besar dilehernya. Beri, telah duduk dengan santai dihadapan gadis itu.

"Sekalian dong, bayarin makanan gue." Gadis itu mendelik tajam, kemudian menggeleng.

"Kenapa?"

"Uang aku cuma seratus ribu," jawab nya mengeluarkan selembar uang berwarna merah. "Loh, itu banyak!!" tunjuk Beri.

"Uang segini itu, buat 3 hari kedepan. Setiap hari aku jajan dua puluh ribu. Dan sisanya aku tabung, buat beli makanan Pus juga," jelas gadis sebahu itu sesekali menghitung dengan jarinya.

"Yaudah nanti gue ganti," ujar cowok itu dengan enteng.

"Kapan?"

"Ya, kapan-kapan deh." Gadis itu kembali melorot. Mengerucut bibirnya.

"Enggak deh kak, kalo aku nggak nabung. Uang tabungan nggak nambah, terus buat makan Pus gimana? Buat perawatan Pus setiap bulan juga gimana?" cecar gadis itu dengan wajah melasnya.

"Tenang aja sehari gue di kasih satu juta," jawab Beri tersenyum penuh. Gadis itu membulatkan kedua matanya. "Beneran?" Cowok berkalung rantai itu mengangguk.

"Coba sini aku itung, kalau misal ditabung, terus yang di pake jajan, kena abis berapa?" tanya nya dengan antusias.

"Ngapain di hitung, nggak ada kerjaan."

"Aku suka berhitung, ayo sini aku totalin." Gadis sebahu itu menggoyangkan lengan Beri dengan semangat. Mendengar itu tiba-tiba membuka sudut bibirnya terangkat. Akan cowok itu berikan sedikit permainan.

"Uang jajan gue satu juta sehari, makan 3 kali abis tiga ratus ribu. Terus gue beli rokok, abis lima puluh ribu. Gue beli cemilan abis tiga puluh ribu sembilan ratus sembilan puluh rupiah. Dan terakhir gue beli permen dua ribu. Coba lo kaliin selama 30 hari, jumlahnya berapa selama satu bulan sisanya?" tanya cowok itu dengan menanyakan banyak pertanyaan.

"Sisanya 18.510. 300 rupiah," jawab gadis itu mengembang senyumnya.

"Berarti sisanya banyak tuh, buat ditabung," lanjut gadis itu dengan kedua mata terbinar. Jawaban tadi seketika membuatnya terdiam. Hanya membutuhkan waktu beberapa detik gadis itu menjawabnya dengan benar. Padahal Beri sengaja mengerjai gadis ini. Cowok itu tidak sungguh-sungguh dengan harga cemilan tadi, karena Beri itu random. Membeli cemilan harganya tidak menentu.

Helium High School [HHS]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang