Hai!!
Sebelum membaca, alangkah baiknya divote dan pencet komen dulu dong.
Kalian tau cerita ini dari mana?
Jangan lupa di share, ke teman-teman kalian yah.I just wanna say...
Ambil yang bisa kalian ambil, but yang baik-baik nya aja. Ini hanya cerita belaka dan fiktif karangan aku.
•
•Happy reading ◉‿◉
✯✯✯
Suasana pagi yang begitu menyejukkan. Warna langit yang belum sepenuhnya terlihat cerah, dengan dilapisi awan-awan yang masih menggumpal.
Langkah kakinya membawa gadis itu berjalan santai di koridor kelas. Gadis dengan rambut sebahunya telah memutuskan untuk datang lebih pagi. Tapi lihat, sebagian murid sudah berada disekolah. Gadis itu berpikir, hey mereka bangun jam berapa, agar bisa datang ke sekolah di jam yang bahkan lebih pagi darinya.
Jarum jam dipergelangan tangannya tepat menunjukkan pukul 05.30, yang menandakan masih kurang lebih setengah jam lagi bel akan berbunyi.
Sesekali gadis itu tersenyum dan melambaikan tangan nya, menyapa seseorang yang lewat. Walaupun nyaris dari orang yang ia temui, tidak mengenalinya. Tak apa, lagi pula mereka baru beberapa hari bersekolah disini.
Tapi, setelah beberapa detik ada kerutan didahi Rubi. Ketika telinganya mendengar suara yang menggangu pendengaran nya.
"Eh, liat deh cewek rambut sebahu itu."
"Kenapa-kenapa?"
"Sok kenal banget, nyapa orang-orang gitu."
"Gue yakin sih, dia itu cuma caper aja. Biar di liat juga sama guru-guru."
Damn it!!
Yang Rubi tau.
Dalam geometri, garis singgung atau garis tangen adalah garis lurus yang hanya menyentuh kurva pada titik tersebut.
"Lo, nggak tau? Dia itu murid jalur undangan. Tapi sih denger-denger ambis banget pengen dapet beasiswa."
Dan Rubi bagaikan garis singgung lingkaran.
Bagaimana rumor itu cepat sekali tersebar? Padahal, ia hanya bercerita pada beberapa teman sekelas, yang duduk dekat dengannya.
Garis yang memotong lingkaran tepat disatu titik dan tegak lurus dengan jari-jari yang melalui titik tersebut.
Dan Rubi tepat berada tegak lurus dengan titik ini.
Kedua kakinya berhenti melangkah didepan mereka. Perubahan drastis tercetak jelas di wajahnya. Gadis itu menatap ketiga gadis yang sedang berdiri di depan pintu kelas Akademik-2.
"Duh, yang diomongin ada disini lagi," decak salah satu diantara ketiganya. Gadis itu terlihat menepuk kedua bahu temannya.
"Hai Rubi, lo keliatan agak beda hari ini," sapa gadis lainnya dengan pura-pura senyum.
"Lo, pagi banget hari ini dateng nya."
Hanya basa-basi.
Rubi jelas melihat, kelakuan mereka sekarang adalah kebohongan.
"Mending sekarang ngibahin nya, dari pada ngomongin dibelakang," ucap seseorang membuat keempat nya menoleh pada sosok gadis yang baru saja datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Helium High School [HHS]✓
Dla nastolatków#SERIES SEKOLAH MISTERI [SMA Batavia] Series ke 2, baca!! Helium High School "Tak berwarna, tak berbau, tak berasa dan tak beracun." Aturan adalah perintah yang harus dipatuhi dalam sebuah lingkar perjanjian yang sudah di sepakati. Kalian masuk HHS...