[BL]Four Prince[End]

0.1

Happy reading (⁠灬⁠º⁠‿⁠º⁠灬⁠)⁠♡

Vote dulu dong gaess💐

•

•

•

•

•

Udara yang terasa begitu dingin telah menembus seluruh tubuhnya sehingga dia tanpa sadar menggigil seperti buluh tertiup angin.

Rintik rintik hujan terdengar begitu keras di sertai suara guntur yang membuat bulu kuduknya merinding.

"Dingin...sangat dingin."

Suaranya terdengar bergetar hebat dengan wajah yang begitu pucat. tubuhnya tertutupi selimut tebal namun tidak kunjung menghangat.

Sepasang mata manik manik nya bertuju pada cahaya bulan yang terlihat begitu terang, dengan pandangan nya yang mulai mengabur. begitu indah.

***

Aku terbangun dalam di sebuah ruangan dengan di penuhi perabotan mahal, di saat itu aku sadar bahwa aku terbangun di sebuah kamar yang tidak ku kenali.

Ketika ku sedang mengamati isi kamar yang semuanya terlihat begitu mahal dan begitu banyak hiasan yang seperti terbuat dari sebuah emas, namun tiba-tiba terdengar seperti seseorang sedang membuka pintu.

Aku pun berpura-pura tidur dengan menutupi kedua mataku.

Terasa dingin di dahiku, membuat mata ku terbuka lebar.

Aku melihat sebuah wajah tampan tepat di depan wajahku. Dia seperti pangeran.

Entah mengapa aku merasa wajahku terasa begitu panas di cuaca yang begitu dingin saat ini.

"Tampan."gumam ku.

"Apa yang baru saja kau katakan?"tanya pria itu heran.

"Tidak."sahut ku lantang, lalu aku pun bangun dari tidurku, aku duduk di atas kasur dengan selimut menutupi separuh tubuhku.

"A-aku siapa?"pandangan ku turun,"k-kamu siapa?"tanyaku sambil menaikkan pandanganku.

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu?"

Ketika aku mendengar perkataannya aku tersadar bahwa saat ini aku sedang tidak berada di tubuhku sendiri.

'Tubuh yang putih,halus,tidak terlalu tinggi, dan juga... seorang pria?'

'Bagaimana bisa aku berada di tubuh orang lain?'

Pria tampan itu melambaikan tangan di depan mataku,"Hei?ada apa dengan mu?"

"Aku tidak ingat siapa aku."sahutku sambil menggenggam erat tangan ku.

"Kau serius?"tanya seorang pria yang baru saja memasuki kamar.

Aku menatapnya dengan kaget lalu mengangguk pelan, entah mengapa ketika memandang wajahnya tiba-tiba aku merasa takut, walaupun ia terlihat tampan.

Tiba tiba muncul seorang pria yang menghelakan nafas dengan kasar sambil membuka pintu kamar.

Aku semakin heran berapa banyak pria yang akan memasuki kamar saat ini? Apakah akan lebih dari empat?

Aku pun tanpa sengaja mengacak-acak rambutku karena begitu heran dengan kenyataan ini.