Malam itu, pesta masih berlangsung seakan tidak terjadi apa-apa. Tidak ada yang tau kejadian tentang Alaska, Clara dan Arga, balkon benar-benar hanya ada mereka pada saat itu.
Alaska sejak tadi diam dan sedang berdebat dengan isi kepalanya sendiri, sebenarnya ia bukan memikirkan tentang Arga yang babak belur. Namun ia memikirkan tentang dirinya sendiri, entah mengapa Alaska sangat tidak suka melihat Clara dilihat dari atas hingga bawah bahkan disentuh seperti tadi.
Iya, Alaska melihat dan mendengar semuanya, percakapan antara Clara dan Arga yang sedikit membuatnya 'panas' terhadap Arga, entah apa yang ada dipikirannya, namun yang pasti ia tidak menyukai Arga seperti itu kepada Clara.
Sekarang satu yang harus diselesaikannya, yaitu Clara yang mengoceh.
"Kaa kalo anak orang mati gimana"
"Ntar gua lagi yang salah"
"Lo main hakim sendiri sii, gimana sih ka, mampus ni"
"Udah ngocehnya?"
"Belom"
"Yeuhh, gua geprek juga lo lama-lama, kuping gua sakit nih udah lah santai aja"
"Gimana mau santai Alaska?? anak orang lo bikin kaya gitu, jangan-jangan psikopat ya lo!?"
"Mulut lo, sembarangan bener"
"Kalo dia bawa hukum gimanaa?"
"Lo yang nonjok?"
"..."
"Ngga kan, yaudah elu diem, kalo dia bawa hukum biar gua yang urus"
"Makasih Alaska, iya sama-sama" ucapnya menyindir Clara yang menatapnya sinis.
"Ya maap atuh, makasih yaa dah nolongin gue, gatau gue kalo gada lo gimana"
"Ya sama-sama"
"Oh iya, kok lo bisa disana si? ngekor ya lo?"
"Aa, itu.. jangan geer deh lo, gua lagi kebetulan aja disana terus ga sengaja denger obrolan kalian, yaudah gua pantau aja soalnya gua liat-liat tu orang mesum amat, ih geli ak-"
"Ehh mulutnya, nyerocos" ucap Clara sembari menutup mulut Alaska, kemudian dilepasnya kembali sambil tertawa.
"Udah deh ya, elo mending jangan sendirian saran gua, bareng Azrina aja, takutnya kejadian lagi berabe"
"Mau kemana lo?"
"Liat-liat doang, oh ya"
"Apa?"
"Cowo tadi siapa namanya?"
"Arga, gue gatau kepanjangannya"
"Oke"
"Mau lo apain?"
"Santet"
"Orang gila" gumam Clara sembari menatap punggung Alaska yang berjalan menjauh darinya.
"Hm, cakep boleh, penolong? iya, nyebelin tapi, ah udahlah, ngapain gue mikirin dia, sadar Clara"
Clara beranjak pergi dari tempatnya untuk mencari Azrina saja, karena memang belum banyak yang ia kenal untuk sekarang kecuali Azrina dan Alaska yang paling seringnya.
21.20
"Ini gue di cancel semua gimana caranya gue balik, mang jamal lagi temenin mama kerja, papa kerja, bibi? gabisa bawa mobil"
"Aduh mana mau hujan lagi"
Angin menghembus kencang pepohonan disekitar halte tersebut, dedaunan yang berjatuhan mulai terbang kesana kemari, dingin cuacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Alaska
Teen FictionSecarik pertemuan antara lelaki dengan wanita, yang di fikir hanya akan menjadi sebuah sapaan asing, namun ternyata menjadi sapaan sehari-hari. Hal yg dialami oleh seorang gadis cantik yang bersekolah disekolah elite yg ada di wilayah tempat tinggal...