Hari berganti pagi kembali, seperti biasa Clara pergi ke sekolah kembali untuk melaksanakan rutinitas nya sebagai pelajar.
Istirahat pertama sudah lewat, kini kelas Clara sedang sibuk di lapangan karena mata pelajaran waktu itu olahraga.
Clara dan Azrina sedang beristirahat sekarang di pinggir lapangan setelah melakukan olahraga lari tadi.
"Na"
"Hmm?" tanya Azrina tanpa menolehkan wajahnya.
"Gua kok gada liat Alaska ya hari ini"
"Lo ada liat dia ga?" sambungnya.
"Ga ada tuh, ga dateng kali" jawab nya.
"Kemana ya.." ucap Clara.
"Emang kalian gada chattan?" tanya Azrina.
"Tau dah, nyebelin orangnya di chat" jawabnya.
"Itu si Karta ama Vazen juga gada keliatan" ucap Azrina.
"Ada sesuatu kali ra" sambungnya.
"Tawuran?" tanya nya heboh.
"Ngga gitu juga Clara Alannis Alethea" ucap Azrina sambil tersenyum paksa.
"Mereka mana pernah ikut gituan" sambungnya sambil melihat langit cerah pagi itu.
"Beli yang ini cuk" ujar Karta.
"Boleh tuh ka, cakep nih warnanya" ucap Vazen menyetujui Karta.
"Kantongin" jawab Alaska.
"Beli yang inian lah cok, yang buat di motor nya nanti" ucap Vazen.
"Oh iya lupa gua, kantongin zen" ucap Alaska menepok dahinya.
"Ini ntar meledak nya gede kan?" sambungnya.
"Yoii, gede bet malah keknya" jawab Karta.
"Okelah, udah semua kah? buat di motor udah kan?" tanya Alaska.
"Udah nih" jawab mereka kompak.
"Anak-anak standby ka, cus ke tkp" ucap Karta sembari melihat hp nya.
"Okelah" jawabnya sambil berjalan.
---
"Anjay rame bener" ucap Alaska.
"Yoi" jawab 2 kawannya.
"Ini udah pada latihan kah?" tanya Alaska.
"Udah bro!" jawab anak-anak motor tersebut yang jumlah nya hampir mencapai 60 orang.
"Okelah, tinggal gua jalanin aja ntar" jawab Alaska.
"Woiii, nih coba di tes dulu ledakannya, lo juga ka, sekalian pasang di motor lo buat tes" ucap Karta sembari memberikan petasan tersebut kepada beberapa orang termasuk Alaska.
Alaska menerima itu dan langsung memakaikan petasan tersebut di samping body motornya untuk melihat contoh hasil ledakannya.
Petasan tersebut sudah di setting agar ledakannya mengarah ke atas, supaya tidak mengenai orang.
Alaska mulai menaiki motornya itu dan mulai beratraksi disana, dan terlihat hasil dari ledakan itu cukup bagus dan sesuai dengan yang di inginkan mereka.
"Okeh, inimah udah selesai semua ini"
"Cus makan, gua traktir" sambung Alaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Alaska
Teen FictionSecarik pertemuan antara lelaki dengan wanita, yang di fikir hanya akan menjadi sebuah sapaan asing, namun ternyata menjadi sapaan sehari-hari. Hal yg dialami oleh seorang gadis cantik yang bersekolah disekolah elite yg ada di wilayah tempat tinggal...