Bab 10

174 5 0
                                    

"Laska pulangg" ucapnya setelah membuka pintu rumah besar miliknya.

"Dari mana kak?"

"Nemenin temen"

"Pacar ya?"

"Ngga ah, suudzon aja lu"

"Canda ngabs"

"Mama sama papa mana?"

"Keluar kota seminggu"

"Lu ga ikut dek?" tanya Alaska kepada adiknya tersebut.

"Gak ah, malas banget" jawab adik kesayangannya tersebut, Lezza.

Alaska dan adiknya sudah biasa di tinggal sejak dulu, mereka terbilang cukup akur.

Tak menjadi masalah bagi mereka jika orang tua mereka bepergian tiap sebentar, karena mereka berpikir itu juga demi kehidupan mereka.

Walaupun papa mereka cukup keras, khususnya terhadap Alaska. Hal itu sudah menjadi hal biasa baginya, karena tak setiap hari juga papa nya berkelakuan keras terhadap dia.

"Dek, tolong bikinin gue mie dong" ucap Alaska sembari berduduk santai di sofa ruang tamu mereka.

"Lagi?"

"Laper gua"

"Emang lo ga makan tadi diluar?"

"Ya.. makan si, tapi gua laper lagi" jawab Alaska.

"Tolong dong, masakin" sambungnya lagi.

"Gak lah, mie mulu lo" jawab adiknya.

"Yang lain aja" sambungnya.

"Nasi goreng dah, jangan banyak banget yak, ntar ga abis"

"Nah gitu, gosah mie mulu lo, diabetes ntar" ucap adiknya sembari berdiri menuju ke dapur.

"Kok diabetes sih nying?" jawab Alaska heran, namun tak di hiraukan oleh adiknya tersebut.

Alaska mulai menyandarkan dirinya di sofa tersebut dan mulai membuka hp nya.

Dia membuka galeri hp nya melihat hasil jepretan nya tadi.

Terlintas sebuah ide yang sangat amat manuk akal di kepala Alaska.

Dia membuka status WhatsApp nya, dan memposting foto Clara disana, namun hanya di lihatkan ke-beberapa orang terdekatnya.

"Hehe" cengir nya.






























Ting!
Ting!
Ting!
Ting!
Ting!

"Sabar gilaaa, sapa si"

Clara membuka hp nya yang berisik dengan notif WhatsApp tersebut, dan mulai membuka salah satu kontak yang ada disana.

Clara membuka hp nya yang berisik dengan notif WhatsApp tersebut, dan mulai membuka salah satu kontak yang ada disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang