"Bibi?" Anna menghampiri bibi yg sedang menyiram bunga di halaman belakang.
"Ya?" balasnya, Anna memainkan jarinya gugup sembari berpikir.
Bibi menoleh saat Anna tidak merespon, beliau mematikan selang lalu kembali bersuara.
"Ada apa? kau ingin mengatakan sesuatu?"
"Apa boleh aku izin? Besok peringatan kematian kedua orangtuaku, aku akan pergi ke desa untuk melakukan upacara"
Bibi terdiam sebentar kemudian setelahnya dia mengangguk.
"Pergilah, aku tidak mungkin melarangmu"
Anna tersenyum senang dan mengucapkan terimakasih kepada Bibi.
***
"Niki" panggil Anna kearah lapangan sambil mengayunkan tangannya, Niki yg merasa terpanggil membalas lambaian tangan Anna lalu segera menghampirinya.
"Kak? Tumben kau kesini, ada apa?" Tanya Niki.
"Kau lupa? Besok 'kan peringatan hari kematian Ayah dan Ibu. Ayo pulang dan beberes, malam ini kita harus segera ke desa" ajak Anna, Niki langsung menganggukan kepalanya kemudian berjalan untuk mengambil tas sekolah dan seragamnya yg tertinggal di lapangan basket.
Niki menggandeng lengan Anna, dia mengernyitkan bingung menatap sang Kakak yg hanya diam saja selama perjalanan pulang, tidak seperti biasa batinnya.
"Apa terjadi sesuatu di tempat kerja?" Tanya Niki.
Anna mengangkat satu alisnya mendengar ucapan Niki.
"Maksudmu?"
"Kakak terlihat seperti banyak pikiran, apa semuanya baik-baik saja?"
Anna terdiam lalu membuang muka untuk menghindari tatapan Niki, dia hanya mengangguk.
"Aku baik-baik saja, aku diam karena merasa berat menopangmu Niki. Badanmu besar sekali, menyingkirlah" ucap Anna sambil menepis pelan lengan Niki.
Niki langsung mengejar sang Kakak yg berjalan meninggalkannya, dia menarik bahu Anna untuk mendekat kepadanya. Dengan tidak tahu diri, dia memeluk Anna dan menidurkan kepalanya di pundak sang Kakak. Anna tertawa melihat tingkah adik kecilnya kemudian mengacak-acak rambut Niki.
"Aku menyayangimu, jika ada sesuatu yg mengganggu ceritalah kepadaku" perkataan Niki membuat Anna diam, Niki tahu betul pasti ada yg sedang mengganggu pikiran Anna hanya saja dia tidak ingin memaksa Kakaknya untuk bercerita, jika sudah saatnya pasti Anna akan jujur dengan sendirinya pikir Niki.
Malamnya, Jay yg baru pulang dari kantor merebahkan tubuhnya di ranjang. Gurat lelah sangat terlihat di wajah tampan nya untuk beberapa saat Jay memejamkan matanya mengistirahatkan matanya yg sudah seharian menatap layar laptop.
Sepuluh menit sudah Jay tertidur, matanya kembali terbuka saat mendengar ponselnya yg berbunyi. Dia meraih ponselnya yg berada di saku, membuka nya dan melihat sebuah pesan dari Alayna.
Wanita itu mengirimkan beberapa foto dia bersama teman-temannya yg sedang menikmati perjalanan di Italia, Jay hanya membalas dengan simbol hati lalu kembali mematikan ponselnya.
Jay bangkit dan terduduk di ujung kasur, tenggorokkan nya terasa kering lalu dia bergegas pergi ke dapur untuk melepaskan dahaga nya. Sampai di dapur, dia melihat suasana yg sangat hening.
Jay membuka kulkas mengambil air dingin, tidak lama bibi masuk.
"Tuan sudah pulang? ingin di hidangkan apa untuk makan malam?" tanya Bibi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Master ft Jay Park of Enhypen
Fanfiction"You are my escape so don't ever leave me" - Jay Park.