06

183 15 3
                                    

⚠️ 21+ boleh di skip kl gak suka ⚠️


Dengan gesit, Jay mencengkeram tangan Anna erat, dia menerobos masuk ke dalam rumah. Pria itu mendorong Anna hingga punggung nya menabrak dinding cukup keras sampai mengeluarkan suara tubrukan membuat Anna meringis sakit.

"Sedang mencoba kabur dariku?" Anna meneguk saliva gusar mendengar suara berat Jay.

Dirinya menggeleng kaku, matanya tidak berani menatap sosok dominan di depannya.

"Kau tau? sejauh apapun kau lari aku akan menemukanmu"

Mata Anna terpejam saat Jay mendekatkan wajahnya, bisa dia rasakan hembusan nafas hangat Jay disana.

"T-Tuan aku minta maaf" ucapan Anna membuat Jay merasa semakin diatas.

"Tidak semudah itu" jawaban yg membuat Anna semakin gusar.

"Apa yg harus aku lakukan agar Tuan memaafkanku"

"Serve me" pinta Jay.

Kedua matanya membulat mendengar hal itu lalu Anna menggeleng beberapa kali.

"Adikku berada dirumah, tidak mungkin untuk melakukannya disini Tuan" tolaknya.

"None of my business" memang Jay paling ahli membuat Anna merasa frustasi dengan semua sikapnya.

"Don't worry, I won't make any noise" ucap Jay diselingi senyum kecil yg tertangkap oleh netra Anna.

Anna mengunci pintu kamarnya lalu berjalan pelan menuju kasur, dimana sudah ada Jay yg terduduk di pinggir ranjang dengan netranya yg tidak lepas memandangi wajah takutnya Anna.

Anna diam, tidak tahu harus berbuat apa.

"I'm waiting" ingat Jay yg kembali menyadarkannya.

Walaupun tangannya gemetar hebat, Anna berusaha meraih bahu lebar milik Jay. Di dekatkannya tubuh kecilnya, lalu mendekapnya.

Jay terdiam saat bahunya dijadikan tempat bersandar bagi gadis itu yg kini tengah mendekapnya, rasanya begitu hangat.

"Apa kau hanya akan memelukku sepanjang malam?" ujar Jay yg terasa seperti sindiran baginya.

Anna menarik wajahnya, tanpa aba-aba Jay merasakan bibir dingin milik Anna menyentuh lehernya.

Jay terpejam merasakan beberapa kecupan kecil seolah mengabsen lehernya, belum lagi tangan Anna mengelus tengkuknya dengan halus.

Brengsek, batin Jay.

Didorongnya badan Anna menjauh sembari menatap netranya yg terkejut oleh pergerakan Jay, tanpa babibu lagi dia menarik Anna hingga sang gadis kini berada dibawahnya.

Seperti orang kesetanan, Jay meraup rakus bibir Anna. Dihujani nya gadis itu sampai membuatnya kehabisan napas, Anna meringis disaat Jay menggigit lehernya meninggalkan bekas kemerahan disana.

Anna menahan teriak saat Jay dengan gampangnya merobek pakaian yg dirinya kenakan begitu saja, meninggalkan dirinya dengan sebuah bra yg masih terpasang.

Tanpa sadar, suara lenguhan keluar begitu tangan Jay mengelus perutnya. Pria diatasnya juga ikut membuka pakaian saat dirasa tidak adil jika hanya dirinya saja yg berpakaian lengkap.

Sembari melakukan kegiatannya, Jay menatap wajah Anna dalam gelapnya cahaya kamar karena hanya mengandalkan sinar rembulan yg terpantul dari luar.

Ekspresi yg tergambar di wajahnya membuat rasa semangat Jay semakin meningkat, karena merasa sudah cukup bermain dengan bagian atas pria itu beralih membuka belt nya sembari tersenyum melihat gadisnya.

Anna panik bukan main, dia segera bangkit namun bahunya ditahan oleh Jay menggunakan satu tangannya, sedangkan tangan yg lain masih berusaha melepas jeans yg sedang dia kenakan.

"You're mine tonight" bisik Jay yg sukses membuat bulu kuduk Anna merinding.

Anna menahan sakit saat gerakan yg dilakukan oleh Jay semakin kencang, jarinya meremas bahu pria itu untuk melampiaskan rasa sakit yg dia rasakan hingga menimbulkan luka kemerahan disana.

Suara pintu rumah yg terbuka dan juga ketukan di depan kamarnya membuat Anna langsung menahan napas.

"Kak? Sudah tidur?" itu suara Niki.

Gagang pintu naik turun karena Niki berusaha membuka nya.

"Berbicaralah" ujar Jay yg tentu saja Anna langsung menggeleng cepat.

"Kau atau aku yg berbicara?" ancam Jay.

Anna menurut.

"Kak?" panggil Niki lagi.

"A-Aku baru mau tidur eungh-" Jay mendorong bawahnya dengan keras begitu Anna bersuara membuat lenguhan keluar begitu saja.

Anna refleks menutup mulutnya.

"Kau baik-baik saja?" diluar sana Niki mengerutkan kening mendengar suara kakaknya.

"Y-Ya, kau tidurlah"

Cepatlah pergi Niki kumohon, batinnya.

"Baiklah, selamat malam" setelah itu terdengar langkah kaki Niki yg menjauhi kamarnya.

Jay tertawa senang melihatnya kemudian melanjutkan apa yg sedang dia lakukan.

Anna menatap kosong langit-langit kamarnya kemudian dilihatnya Jay yg tengah terlelap di sebelahnya, Anna terduduk dan melihat jam yg sudah menunjukkan pukul tiga pagi.

Setelah melakukan hal itu, matanya sama sekali tidak bisa terpejam berbeda dengan Jay sudah nyenyak dengan posisinya.

Anna memandang jendela luar yg hanya menampakkan tanah kosong, sama seperti perasaannya sekarang ini. Dia tidak tahu harus berbuat apa, menangisi kehidupannya yg menyedihkan pun rasanya dia sudah sangat lelah.

"Apa yg sedang kau pikirkan?" suara Jay menghentikan lamunannya.

Anna hanya merespon dengan gelengan sembari mengeratkan selimut yg menutupi tubuh polosnya.

Bisa Anna rasakan Jay yg seperti bangkit dari posisinya, beberapa detik kemudian punggungnya merasakan dekapan.

Jay menyandarkan kepalanya di bahu Anna sedangkan tangan kekarnya memeluk mesra pinggang kecilnya.

Tidak ada kata-kata yg terucap dari bibir keduanya, Jay memejamkan mata dan Anna sibuk termenung.

"Siang nanti kembalilah bekerja, jika tidak datang kau tau konsekuensinya"

Anna menahan tangan Jay, Pria itu seperti meminta lagi untuk melakukan hal yg sebelumnya sudah mereka lakukan.

"Ini sudah jam tiga pagi, sebaiknya Tuan pulang. Nanti siang aku akan kembali bekerja"

"Aku tidak menerima perintah Nona" ucap Jay datar.

Anna menghembuskan napasnya, kepalanya yg tadi tertunduk menatap Jay dengan memelas.

"Jika adikku atau warga sekitar melihatmu akan menjadi masalah besar bagiku"

"Ck! baiklah" Jay berdiri untuk kembali memakai pakaiannya.

Anna membelakanginya sembari dirinya yg sedang memakai baju.

"Mengapa kau berbalik? kau sudah melihat semuanya tadi" ucap Jay diiringi tawa kecil, kemudian pria itu berdiri di depan Anna dengan pakaian yg sudah lengkap.

Disentuhnya dagu Anna lalu diarahkan untuk melihatnya, sekali lagi Jay mengecup bibir Anna namun sangat lembut.

"Aku menunggumu" terakhir dari Jay dan berlalu keluar kamar.

Barulah disaat kepergian Jay dari kamarnya, bahu Anna merosot. Tangan nya meraih bantal lalu dilemparnya ke sembarang arah sembari menangis sejadi-jadinya.

Dia menahan agar suara tangisnya tidak keluar takut jika Niki terbangun dan mendengarnya, sedari tadi dia sudah ingin menangis namun ditahan karena ada Jay.

"Mengapa kau tidak adil kepadaku" lirih Anna kepada yg di Atas, menyalahkan semua kejadian yg menimpa dirinya selama ini kepada Tuhan.

Master ft Jay Park of EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang