Cahaya matahari pagi menyelinap melalui celah-celah jendela dapur, menciptakan bayangan lembut di lantai yang bersih. Suasana di rumah terasa lebih lengang dari biasanya. Tidak ada suara langkah berat Jay yang memenuhi koridor, tidak ada tatapan tajam yang membayangi Anna di setiap geraknya. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Anna bisa menghirup napas lega.
Anna berdiri di dekat wastafel, menatap keluar jendela dapur yang mengarah ke taman belakang. Burung-burung berkicau riang, angin pagi yang sejuk menyapu lembut wajahnya. Senyum tipis muncul di bibirnya. Hari ini, dia merasa... bebas.
Namun kebebasan itu bukan tanpa kehati-hatian. Anna tahu, ini hanya sementara. Meski Jay tidak ada, ancaman pria itu masih membayanginya seperti bayangan gelap yang tak pernah benar-benar hilang.
Sambil membersihkan piring sarapan, Bibi mendekatinya.
"Anna, kau terlihat berbeda pagi ini" ujar Bibi sambil menyodorkan piring tambahan.
Anna tersentak dari lamunannya, buru-buru menyeka tangannya di apron. "A-apa maksud Bibi ?"
Bibi tertawa kecil. "Entahlah, kau terlihat lebih... ringan ? Seperti beban berat telah diangkat dari bahumu"
Anna tersenyum samar, tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin dia mengatakan bahwa ketidakhadiran Jay memberinya ruang untuk bernapas, "Aku hanya menikmati pekerjaanku Bi" jawab Anna singkat, kembali fokus pada pekerjaannya.
Anna meletakkan piring terakhir ke rak, kemudian menghela napas panjang. Percakapan singkat dengan Bibi tadi menyisakan sesuatu di benaknya, sebuah ide. Jika Jay tidak ada selama beberapa hari, ini adalah waktu yang tepat baginya untuk mulai mencari cara melunasi hutangnya. Beban utang itu selalu menghantui pikirannya, dan Anna tahu, selama dia masih terikat oleh hutang tersebut, kebebasannya hanyalah ilusi.
Ia melangkah ke taman belakang, duduk di bangku kayu yg sedikit lapuk. Tatapannya terarah ke bunga-bunga yang bergoyang pelan diterpa angin. Dalam keheningan itu, sebuah rencana muncul di kepalanya.
"Kalau aku bisa menemukan pekerjaan tambahan, sesuatu yang hanya bisa kulakukan di hari minggu, mungkin aku bisa mulai mengumpulkan uang" gumam Anna. Tangannya meremas ujung apron yang ia kenakan, matanya dipenuhi tekad.
Tapi pekerjaan apa yang bisa ia lakukan tanpa menarik perhatian ? Sebagai pelayan di rumah Jay, ia hanya bebas di hari Minggu, dan itupun tidak selalu penuh waktu. Namun, Anna tahu dia harus mencoba.
Setelah beberapa saat merenung, Anna kembali masuk ke dapur, di mana Bibi sedang sibuk melakukan sesuatu.
"Bibi, bolehkah aku bertanya sesuatu ?" Anna membuka percakapan dengan hati-hati.
"Tentu, ada apa ?" Bibi menoleh sambil tersenyum.
Anna menggigit bibirnya, sedikit ragu untuk mengungkapkan idenya. Namun, ia memutuskan untuk melanjutkan. "Bibi tahu tempat di sekitar sini yang mungkin membutuhkan bantuan tenaga kerja ? Maksudku, pekerjaan tambahan hanya di hari Minggu"
Bibi mengernyit, tampak berpikir "Hmm, pekerjaan tambahan ? Untuk apa Anna ? Bukankah pekerjaan kita di sini sudah cukup melelahkan ?"
Anna tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan niat aslinya. "Aku hanya ingin mendapatkan penghasilan tambahan, untuk berjaga-jaga. Kau tahu, biaya hidup semakin sulit"
"Oh, aku mengerti" Bibi mengangguk paham. "Sebenarnya, aku pernah mendengar bahwa toko bunga di ujung jalan sering membutuhkan bantuan pada akhir pekan. Pemiliknya, Ny. Clara, biasanya kesulitan mengurus pesanan yang membludak, terutama di hari Minggu"
"Toko bunga ?" Mata Anna berbinar. Itu terdengar seperti pekerjaan yang cukup tenang, jauh dari perhatian, dan tidak terlalu berat.
"Iya," lanjut Bibi. "Tapi aku tidak yakin dia masih membutuhkan bantuan. Mungkin kau bisa mencoba bertanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Master ft Jay Park of Enhypen
Fanfiction"You are my escape so don't ever leave me" - Jay Park.