27. I'm Ready

354 17 56
                                    

Taehyung mengscroll ponselnya, membaca dokumen yang ada di dalamnya.

Lalu ia mendongak, memandang bangunan putih sederhana yang berdiri dibalik tembok abu-abu membosankan.

Ia membaca dokumennya lagi. Tidak boleh ada kesalahan sama sekali, atau akan ketahuan tujuannya datang kemari.

Tangan yang kekar memeluk bahunya. "Taehyung, kita ngapain sih jauh-jauh ke Singapura cuma buat bengong di depan sekolahan?"

Taehyung tidak menjawab, menghitung mundur dalam kepalanya. Tiga...dua...satu... Mendadak sekolah yang senyap itu riuh rendah oleh suara para remaja.

Harin makin kebingungan, dan sedikit panik melihat ratusan murid sekolah berjalan ke arah gerbang. Walaupun tidak ada seorangpun yang memperhatikan mereka, pelukannya di bahu Taehyung mengencang.

Taehyung justru tersenyum kecil. Langsung memencet sebuah nomer yang sudah disiapkannya.

Waktu pulang sekolah adalah saat yang tepat. Semua staf sekolah kewalahan dengan murid-murid yang membutuhkan bantuan untuk berbagai hal yang tidak bisa mereka bereskan di jam sekolah.

Siapapun yang menjawab teleponnya tidak akan bisa berkonsentrasi penuh pada suara atau detail lainnya.

Suara seorang perempuan yang terdengar tidak ramah menjawab teleponnya. Ia mengucapkan salam, tapi lalu terdengar bicara dengan orang lain sebelum kembali mengucapkan salam buat kedua kali.

"Hi, may I speak with Mr. Michael Lee?"

"Who?"

"Michael Lee."

"We don't have staff with... wait..." Perempuan itu bicara dengan orang lain. "Do you mean Mr. Mike Lee? The Korean Culture extracurricular mentor?"

"Yes, that Mike Lee."

Mendadak perempuan itu terdengar waspada. "May I know with whom am I speaking?"

"He applied to our institution as an English teacher. And your school was listed as his latest workplace."

"Oh, yeah. Yes, he worked here."

"Who should I speak to get more information about his performance?"

"I'm sorry sir, we can't give you anymore information besides that he worked for us. He was not our homeroom teacher anyway, he was just extracurricular mentor."

"Okay. Thank you."

"You're welcome." Telepon itu langsung diputuskan.

Taehyung memasukkan ponselnya ke saku, berjalan diantara para remaja yang menuju ke halte bus tidak jauh dari sekolah itu. Tapi Harin kembali merengkuh bahu Taehyung.

Ia menunduk, menarik Taehyung berbelok ke sebuah jalan kecil yang kanan-kirinya dipenuhi jajaran cafe dan toko kecil. "Aku tidak tahu kenapa kau sampai ke Singapura cuma buat mengunjungi sekolahan..."

"...atau apa yang pernah kau lakukan disini, pokoknya ada yang mengikuti kita dan dia mengawasimu terus."

Taehyung tertawa, mengeluarkan ponselnya lalu pura-pura membrowsing. "Yang mana orangnya?"

"Restoran kopitiam arah jam 7. Window seat. Cowok kurus berambut blonde sebahu."

Taehyung merengkuh pinggang Harin, diangkatnya ponselnya tinggi-tinggi. Siapapun yang melihat mereka, akan mengira mereka adalah sepasang turis yang sedang berselfie.

Tapi Taehyung dan Harin justru menatap seorang pria kurus yang juga menatap mereka melalui zoom di ponsel Taehyung. Ia terlihat santai, duduk sendirian dengan cangkir kopi di hadapannya.

Pandora's Dating Agency: Taehyung's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang