52. Our Time

150 9 4
                                    

Taehyung memasuki kamar mewah yang tampak berantakan dengan langkah santai. Dilepaskannya jaket tebalnya, dilemparkannya ke atas sofa, ke atas beberapa blazer lainnya yang sudah menumpuk di sana.

Dihampirinya meja makan bulat yang bagian tengahnya dipenuhi berbagai botol minuman keras. Dibukanya satu, lalu diteguknya. Ia hanya butuh alkohol, tidak perduli jenis apa atau bagaimana rasanya.

Ruangan ini sedikit banyak mengingatkannya pada villa tempat ia dan kakak-kakaknya berkumpul untuk berpesta. Mendadak ia merasa rindu pada kebebasan yang bisa ia nikmati disana, tidak ada aturan, dan mereka semua terlepas dari hukum yang berlaku.

Dipijatnya tengkuknya lalu diputarnya lehernya. Bunyi berkeretak menyeramkan terdengar dari belakang lehernya. Ah, sepertinya ia butuh olahraga karena tubuhnya begitu kaku.

Terdengar suara cekikikan manja dari balik pintu salah satu kamar, dan sudut bibir Taehyung terangkat. Yeah, mari olahraga.

Pintu kamar utama itu tidak benar-benar tertutup. Ia mendorongnya membuka dan membuka tangannya. "Hi, ladies."

Kedua wanita yang sedang bercumbu di atas tempat tidur itu langsung menghentikan permainan mereka. Wajah mereka merona merah dibalik makeup tebal mereka. "Hai, ganteng."

Taehyung menjilat bibirnya. Sungguh luar biasa pemandangan yang ada di hadapannya. Dua tubuh yang hanya berbalutkan pakaian dalam berenda yang nyaris tidak menutupi apapun yang seharusnya ditutup.

Payudara keduanya membulat dan tegang karena terangsang. Paha mereka berkilau oleh cairan pelumas. Dan mainan seks berbagai jenis tersebar di kasur. Beberapa jelas terlihat habis digunakan.

Dan mata kami bertemu, dan akupun tidak bisa menahan untuk tidak menjilat bibirku. "Sini."

"Lanjutkan saja. Tidak usah pedulikan aku." Taehyung menelan air liurnya dengan tegang karena bahkan sebelum kalimatnya selesai, Madame Lim sudah mulai kembali meremas dadaku dan menciumi tengkukku. "Aku mau istirahat dulu. Sambil nonton."

Kecupan mendarat di bibirku. Basah dan lengket karena lapisan lipgloss yang tebal. "Tidak usah pedulikan cuckold mu cantik. Nanti juga dia datang."

"Cuckold?" Taehyung terkekeh, lalu meneguk minumannya. Mulai meremas-remas selangkangannya. "Kalian pikir aku tidak tahu seberapa suka kalian dengan ini, hah?"

"Kasih aku show yang bagus dan kalian akan bisa merasakan yang asli." Ia meringis.

Aku tertawa kecil, lebih untuk memastikan bahwa Taehyung tahu kami mendengarnya. Entah sudah berapa kali kami melakukan threesome seperti ini. Dan saat Madame Lim mulai menggesekkan tubuhnya ke tubuhku, aku tahu bahwa malam inipun akan menjadi sesi yang panas.

Kutarik wajah wanita paruh baya yang masih luar biasa cantik itu ke wajahku, dan kubenamkan ciuman yang dalam ke mulutnya.

Taehyung menggeram, dan Madame Lim memasukkan lidahnya menggerayangi bagian dalam mulutku.

Tangannya merayapi punggungku, kuku palsunya meraba satu persatu ruas tulang punggungku sebelum menyelinap ke balik celana dalamku.

"Mmh... Masukkan..." Aku terengah.

Tapi Madame Lim hanya menya menyapukan jemarinya ke rekahan yang terasa lembab. "No. Kau selalu begini. Kalau ada Taehyung, kau jadi terburu-buru."

"Yeah, Madame Lim benar. Take your time, Noona."

Aku menatapnya dan Taehyung sudah melepas t-shirtnya. Celana baggynya menyembunyikan apapun yang terjadi di dalamnya, tapi dari gerakan tangannya yang begitu bersemangat, aku tahu diapun hanya mengulur waktu.

Perlahan kuturunkan celana dalamku, dan berbaring. "Eugh!!!" Mata Taehyung tidak terlepas dari area diantara kakiku, dan gerakan kencang ia lepaskan saat pelan-pelan kakiku membuka.

Pandora's Dating Agency: Taehyung's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang