22. Heaven is A Place on Earth

423 26 57
                                    

"Noona, kau suka?"

"Tadi menyenangkan." Aku tersenyum, memandang ke dermaga kecil melalui jendela di kamar kami. "Tapi dingin."

"Noona lebih banyak diam." Taehyung mengusap-usap bahu telanjangku yang membeku..

"Terlalu romantis sampai terasa tidak sungguhan."

Taehyung terkekeh. Mengencangkan rengkuhannya di pinggangku yang duduk di pangkuannya, seakan ketakutan aku akan kabur darinya. "Ada bagusnya aku suka drama romantis kan?"

Kupejamkan mataku. Terasa tubuhku melayang, bahuku menekan ke dada Taehyung dan kepalaku yang terasa berat akhirnya menyandar ke puncak kepalanya. "Aku merasa aneh..."

"Duduk di pangkuan murid sendiri memang pasti terasa aneh."

Aku tertawa kecil mendengar nada sinis dalam suara Taehyung. "Bukan itu...aku merasa..."

Tanganku terangkat ke depan wajahnya. Semuanya terasa tidak biasa.

Segala di hadapanku bagaikan tertutupi filter instagram. Berpendar dalam warna yang aneh. Gerakan dan kata-kataku terasa lebih lambat. Dan kulitku, mengirimkan sensasi yang berlebihan ke seluruh tubuhku.

Bulu kudukku meremang hanya karena hembusan napasku sendiri di dalam lubang hidungku. Saat aku mengubah posisi lututku yang pegal, seluruh bagian tubuh lainnya tidak mau kalah menggeliat manja berlebihan.

Tapi yang paling terasa adalah rasa aneh di mulutku. "A-aku haus... lapar..."

Taehyung meraih tanganku, menurunkannya ke pangkuanku. Tapi ia tidak mengangkat lagi tangannya, perlahan menyapukannya ke pahaku.

Aku memejam. Tangan Taehyung begitu hangat. Dan saat ia melepaskan genggamannya untuk meraih minuman di meja kamarnya, aku merasa sedikit kecewa. "Noona mabuk. Kau menghabiskan satu botol champagne sendirian."

Aku menggeleng. "Cuma satu botol tidak cukup untuk membuatku mabuk."

"Dan marijuana yang Noona habiskan tadi itu grade terbaik."

"Rokok tadi itu marijuana?"

"Yep." Ia tersenyum puas.

Aku menghela napas. Semua dalam hidupku berubah menjadi ironi terbesar semenjak anak kaya ini hadir.

Selama ini, di sekolah, aku selalu mengkampanyekan agar murid-muridku menjauhi benda bernama marijuana tersebut. Yang bodohnya hanya kuketahui namanya, tapi tidak bentuknya.

Atau rasanya. Aku menggigiti bibirku. Semuanya sudah menjadi bubur bukan sekarang? "Enak. Apa aku bisa minta lagi?"

Taehyung meraih sebuah botol berisi cairan hijau. "Tentu. Kalau kerja Noona bagus, akan kuberikan buat bonus."

Aku menggesekkan daguku ke dahinya. Menggumam. "KimTaehyung, germo terbaik!"

Taehyung hanya tersenyum kecil, berkonsentrasi menuangkan sedikit cairan hijau itu ke gelas kristal. Diletakkannya sebuah plat logam aneh di atas gelas itu, lalu meletakkan sebuah kotak berwarna putih. Lalu dituangkannya cairan putih bening ke kotak itu.

Aku mengerjap takjub. Bagaimana kotak itu perlahan melarut terlihat luar biasa indah.

Taehyung meraih gelas itu. "Noona haus kan? Aku punya minuman."  Taehyung tersenyum miring, mengangkat gelas cairan hijau di tangannya. Menyesapnya pelan.

"Apa itu?" Aku tidak mau terjebak dalam permainannya untuk kesekian kali.

"Orang bilang minuman ini namanya Green Fairy*" Ia menggoyangkan gelasnya perlahan, dan larutan pekat bergerak berpusar di dalam cairan bening. Begitu mempesona.

Pandora's Dating Agency: Taehyung's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang