[ Teenage Mistake : Prolog ]

583 63 5
                                    

Langkah kecilnya berhenti di tengah hiruk pikuk pesta. Tanpa disadari satupun orang dewasa disana ia menyeringai. Gadis kecil yang mengenakan gaun peach ala putri dongeng itu menunjuk lurus dengan penuh percaya diri. Saat itu, anting di telinga dan tiara di atas kepalanya berkilau seolah mendukung tindakan gilanya.

"Kamu, bocah lelaki yang pakai mahkota."

Semua tatapan mata tertuju padanya.

Hal sama juga berlaku pada anak lelaki dengan pakaian ala pangeran yang ditunjuknya. Matanya menyipit tajam, merasa terganggu tapi juga penasaran maksud dari tindakan gadis asing yang nampak seusia dengannya tersebut.

Orang dewasa berhenti dari pembicaraan bisnis mereka ketika sang gadis kecil berjalan arogan mendekati si bocah lelaki.

"Itu adikmu, bukan?" Tanya seorang pemuda yang seketika membuat pemuda lain di sebelahnya menyemburkan sirup dari mulutnya.

Pemuda itu-- Kim Mingyu, melotot.

"Apa yang sedang dilakukannya?!"

Pria yang pertama bicara mengamati tindakan adiknya Mingyu sembari berfikir. "Aku rasa.. "

Semua orang bertanya-tanya saat gadis itu mengangkat ceri --hasil curiannya dari salah satu kue pencuci mulut di area tempat saji-- ke udara.

"Mamaku bilang putri cantik ditakdirkan dengan pangeran yang tampan." Memegang tangkai dari buahnya, ceri itu dia sodorkan sombong tepat di depan mata sang bocah lelaki yang tak bergeming.

Wajahnya memerah sedikit ketika melanjutkan, "Maka terima ini dan jadilah pangeranku."

Rahang Mingyu jatuh.

"... Dia sedang menembak cinta pertamanya dengan buah?" Lanjut Jaehyun. "Uuu~ betapa manisnya~~" Pemuda itu tidak bisa lagi menahan tawa gelinya sampai menutup mulut.

Bahkan dipukul Mingyu berulang kali pun dia tidak berhenti juga. Pokoknya, tidak ada yang boleh mengolok adiknya selain Mingyu sendiri!

"Kebanyakan nonton film D*sney, dasar bocah gendeng." Mingyu berniat menghampiri adiknya namun Jaehyun langsung menghentikannya.

Disaat bersamaan, keheningan akhirnya dipecahkan oleh si bocah lelaki itu sendiri.

"Ayahku bilang perempuan itu merepotkan," Menjeda, ia tiba-tiba mengulas senyuman manis seraya mematahkan mahkota mahal yang tadi bertengger di kepalanya. "--Dan kebetulan gadis aneh tidak tau malu bukan tipeku. Silahkan cari bocah bodoh lain karena aku bukan pangeran lagi."

Sang gadis kecil mematung. Seketika itu pula ceri digenggamannya jatuh ke lantai marmer, menandakan hati mungilnya yang kini remuk.

Melihat gerak-gerik adiknya yang akan menangis, Mingyu langsung sigap menggendongnya bagai karung beras. Mingyu tak lupa menyempatkan diri untuk memberikan jari tengah pada bocah lelaki tadi sebelum benar-benar pergi dari tempat perkara. Orang-orang yang menertawai adiknya pun tak luput dari tatapan tajamnya.

"Sorry, Jaehyun. Kita balik." Ujarnya berpamitan pada anak si pemilik acara lalu menelfon supir agar mereka segera dijemput.

"Y/n, si bocah dableq. Siapa yang mengajarimu melakukan hal gila seperti itu, hah? Mana ditolak pula! Tolol. Seharusnya aku tidak mengajakmu kemari, bikin malu." Omelnya di luar.

Kamu menangis sesugukan di dalam gendongannya. Iya, gadis kecil yang dikatai berulang kali oleh Mingyu itu adalah Kim y/n.

Kamu.

Mingyu menghela nafas karena merasa bersalah telah berkata kasar. Pemuda itu menggumamkan permintaan maaf berulang kali sambil mengelus sayang pipimu yang banjir air mata.

"Pangeran apanya? Dia itu babu tidak tau diri yang mencuri mahkota orang kerajaan." Mingyu berusaha melucu namun tangisanmu tak kunjung mereda, malah makin keras karena malu.

"Sst, berhentilah menangis Tuan Putriku. Kita pulang sekarang, oke?" Suaranya lembut dan hangat.

Kamu hanya bisa mengangguk kecil sembari bersembunyi dipelukan hangat sang kakak.

Lalu beberapa tahun kemudian, kamu malah bertemu lagi dengannya di belakang panggung acara musik sebagai sesama idola pendatang baru.

Vending Machine menjatuhkan kaleng minuman yang telah kamu bayar. Namun jangankan mengambil, kamu bahkan tidak menyadarinya karena terlalu sibuk menatap pada pria yang sudah siap dengan koinnya itu di sampingmu.

".. Sh*bal."

Dia menoleh dan ikut terkejut.

Rupanya bukan hanya kamu, Riwoo juga nampaknya terbayang jelas akan hari itu terlihat dari bagaimana dia langsung mengenalimu.

Bocah pengidap princess sindrom dan bocah yang tidak mengenal rasa simpati dipertemukan lagi.

Kamu mengutuk banyak dalam hati. Entah kemana pertemuan kalian mengarah kali ini..

-End of prolog♡

-End of prolog♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Coming soon.. ©Apel

BOY NEXT DOOR IMAGINE 🦜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang