BAB 7 : Sayang Aku, Nggak?

4.2K 216 11
                                    

Mami Tari & Papi Dylan

Mami Tari & Papi Dylan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












"Maxwell! Charlotte!" Pagi-pagi sekali keponakan Dylan sudah bikin ulah. Siapa lagi kalau bukan Kejora. Remaja cantik yang masih duduk di bangku kelas sebelas itu, datang sambil membawa dua plastik bening berisi ikan Mas Koki. Buat Tari yang hendak menuju ruang makan dan melihat keberadaan Kejora kontan berdecak kesal. "Lihat nih gue bawa apaan!"

"Whoaaa!" Pipi gembul Max bersemu merah, mendukung ekspresi takjubnya.

"Aku mau dong, Kak! Dua ya? Buat Miguel satu." Charlotte berniat menggapai plastik di tangan Kejora, tapi dengan sigap dihalau kakak sepupunya. Praktis bibir Charlotte mengerucut.

"Bayar dulu." Dengan muka tengil andalannya, bocah SMA itu menaik-turunkan sepasang alis tebalnya. "Satu ikan, cemban. Murah, 'kan?"

"Cemban itu berapa?" tanya Charlotte, mengedip lugu.

"Sepuluh ribu," jawab Kejora.

Tangan Charlotte sudah masuk ke saku baju seragam, sejurus dengan itu Tari muncul sambil berdeham keras. Menyita seluruh atensi. Ibu dua anak itu menetapkan netranya pada Kejora. Ditusuknya sang keponakan lewat sorot sengit nan tajam. "Kalau mau dagang, jangan di sini. Gelar lapak aja sana di tanah abang!" ketusnya, judes. Lalu beralih menatap si bungsu. "Simpen aja uangnya. Nanti minta beliin Papi ikan yang gede."

"Ikan paus, Mi?" tebak Charlotte, sok tahu.

"Bukan, coy! Tapi ikan terbangnya indosiar," sahut Kejora, lalu tergelak.

Charlotte ikut-ikutan ketawa.

Pun Max yang kemudian melompat-lompat.

Berbeda dengan Tari yang tampak sebal bukan main. Sejujurnya dia tidak membenci keponakan Dylan. Hanya saja, terkadang cara bercanda Kejora di luar batas. Itulah kenapa Tari kurang cocok dengan anak ini. Apalagi tiap ditegur, Dylan akan dengan lantang membela sang keponakan. Padahal pria itu jarang membela anak-anaknya. Wajar jika Tari tersinggung.

"Kak Jora berangkat bareng aku?" Charlotte mengoper topik.

"Yoi." Kejora mengangguk membenarkan.

Omong-omong, Kejora ini tinggalnya nomaden alias tidak tetap. Kadang tidur di sini, kadang di rumah kakeknya, tapi lebih sering nginep di kosan temennya. Pergaulan anak itu juga lumayan bebas -sejak ibunya meninggal. Sementara ayahnya sama sekali nggak peduli. Ditambah Zayn juga sudah menikah lagi dan punya baby lucu nan menggemaskan, tak seperti Kejora yang menjengkelkan.

Ring A Bell [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang