7. Izin

37 26 3
                                    

Dengan kekecewan Bulan terpuruk
tapi ia tersadar bahwa ia bukanlah siapa-siapa bagi Bintang, lagi pula Bintang adalah manusia kapanpun ia bisa membuat Bulan kecewa

Bukankah sedari dulu Bulan memang sering di campakkan begitu saja,lalu mengapa kali ini harus murung dan berhenti bahagia

teringat waktu itu Bulan pernah berkata pada Bintang "jika dalam perjalanan ini kamu ingin berhenti dan pergi silahkan aku tidak melarang "

Jika sekarang ia telah menemukan perempuan yang baik mungkin dia akan memilihnya dan pergi meninggalkan Bulan

"tidak papa Bulan ayo sadarlah dia akan baik-baik saja tanpa mu lupakan dia kamu akan terluka jika terus mengingatnya" batin Bulan dalam hati nya

toktoktok

pintu di ketuk

"Bulan..," panggil ibu

"iya bu" Bulan bergegas menghapus air matanya ia berpura pura sedang menonton film agar ibu nya percaya ia baik baik saja

Bulan membuka pintu

"ada apa bu?" berpura pura melepas aerphone

"mau antar ibu kepasar nak?" ibu membawa kertas daftar belanjaan

"boleh Bulan ganti baju dulu ya bu" kembali menutup pintu dan berganti baju

******

setibanya di keramaian pasar, mata Bulan memandang pada orang-orang di sekitarnya

ada ibu yang menggendong anak nya saat memilih sayur,ayah yang menunggu istri dan anak nya memilih baju ,dan Bulan yang menanti ibu

"mbak tempat jual sapu di mana ya?," tanya seorang perempuan mengagetkan Bulan

"oh di utara pasar mbak nanti ada toko alat alat rumah tangga, " jawab Bulan sambil menunjukkan arah

perempuan itu mengenakan cadar di wajahnya gamis yang ia kenakan menyapu jalan hingga terlihat kotor
namun dari binar matanya terlihat bahwa ia tersenyum pada Bulan

"terimakasih mbak," berjalan pergi

Bulan memandangi punggung wanita itu yang perlahan mulai menjauh, ia sangat merasakan ketenangan ketika melihat perempuan bercadar yang tidak ia kenal

"ayo Bulan ibu sudah selesai," ibu datang membawa beberapa sayur mayur di tangan nya

"ayo bu," Bulan menyalkan motor dan berjalan menuju kerumah

jarak dari rumah Bulan ke pasar tidaklah jauh hanya memerlukan waktu 10 menit perjalanan

di jalan ibu membuka pembicaraan
"nak ikhlaskan apa yang pergi darimu jika ia di takdirkan menjadi milikmu ia akan kembali kepadamu namun sebaliknya apabila ia bukan takdirmu seerat apapun kamu menggenggamnya maka ia akan tetap menemukan jalan untuk lepas dari mu."

Bulan tidak menjawab apapun ia hanya diam

****

seusai berganti baju Bulan menerima pesan dari teman nya yang sedang mondok di jawa timur

"assalamu'alikum Bulan apa kabar?"

lalu Bulan membalas pesan tersebut

"wa'alikumussalam alhamdulillah baik"

percakapan mereka berlangsung hingga terungkap maksud dari pesan tersebut, ya teman Bulan ingin mengajak Bulan mondok tahfidz qur'an di jawa karena temannya tau Bulan sangat ingin menjadi hafidz Qur'an

"aku minta izin ibu ku dulu nanti aku kabarin lagi."

Bulan mengakhiri percakapan dan merenungi tawaran Friska, Friska adalah teman yang Bulan kenal 2 tahun lalu karena bertemu di kegiatan remaja masjid ,mereka menajadi dekat dan sampai saat ini pun begitu

********

🌟🌟🌟🌟

Bantu Author mengoreksi jika ada typo ya readers
jangan lupa vote dan komen agar author semangat berkarya

kirimkan kritik dan saran kalian di komentar



Dua Rindu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang