Usai sholat subuh Friska membantu Bulan memindahkan barang-barangnya ke asrama putri
tidak jauh dari ndalem"Fris nanti kamu juga tidur di kamar yang sama kan sama aku?," Bulan mengambil koper di tangan Friska
"Enggak Bulan,tapi nanti aku bilang sama Abi." Friska menarik kembali koper dari pegangan Bulan
mereka berdua berjalan menyusuri koridor kamar , di setiap kamar terdapat nama-nama yang perbeda seperti, Khadijah, Aisyah, Asiyah, dan Hawa
"Nah ini kamah mu Bulan, ada empat orang di sini kamu perlu mengingat nama kamar mu yaitu Aisyah."
Friska mengetuk pintumereka duduk di ranjang bawah, ada loker juga kasur di sana fasilitas di sini memang sangat lengkap
"Bul!" Panggil Friska
"kenapa Fris?," Bulan duduk di samping Friska
"aku mau jelasin sesuatu," Matanya menatap Bulan
"boleh silahkan."
"sebetulnya pesantren ini milik Abi dan Umi ku, mereka menjalankan amanah dari kakek ku untuk meneruskan perjuangan berdakwah terutama mengajarkan Al-Qur'an."
"loh kenapa kamu baru bilang?," Bulan berdiri karena kaget mendengar ucapan Friska
"maaf Bul,tapi aku enggak berani bilang karena takut kamu enggak mau di ajak ke sini."
"aku jadi enggak enak sama Abi dan Umi kamu Fris, kalau gini nanti aku merepotkan kalian."
"enggak Bul, aku hanya mau kamu belajar bareng aku di sini."
"aku mau pulang saja Fris," Bulan menarik kembali koper yang baru saja ia letakkan
"Bul, plis dengerin aku dulu!." Friska mencengkram pergelangan tangan Bulan
"aku mohon Bul,aku butuh kamu di sini aku enggak mau kamu larut dalam kesedihan mu,"
mendengar ucapan Friska yang memohon dengan rasa bersalah, Bulan kembali duduk dan menenangkan hati nya
"maaf Fris, hatiku sedang kacau," Bulan meraih kedua tangan Friska
"tapi janji jangan pergi ya," Friska menautkan jari kelingking nya dengan Bulan
"janji," ucap Bulan dengan senyum
********
setelah pukul 08.00 di masjid pondok anak-anak akan menyetorkan hafalan kepada pembimbing masing-masing, Bulan belum mengetahui siapa pembimbing nya
"Friska aku setoran sama siapa?"
Membawa Qur'an di tangan nya"sebentar ya saya tanya Abi."
Friska mendekat pada Abi nya yang sedang menyimak hafalan para santru lain, Bulan melihat Friska dan Abi nya tengah berdiskusi
usai berdiskusi Friska kembali menemui Bulan, dengan raut wajah berseri-seri
"Pembimbing kita mungkin akan datang nanti malam, jadi kita setoran sama Abi dulu ya ."
Friska dan Bulan ikut mengantri pada barisan santri yang akan menyetorkan hafalan nya
ayat demi ayat Bulan hafalkan, membuat nya tidak sempat memikirkan tentang Bintang.
Tekad nya sudah sangat kuat ia ingin pulang dari mondok ia akan menjadi seorang hafidzah 30 juz yang akan membuat ibu nya bangga
kelelahan usai setoran selepas isya Bulan terlelap di ranjang nya, adaptasi dengan lingkungan baru membuat nya perlu banyak belajar lagi
TinTin..
satpam membukakan gerbang mobil inova memasuki gerbang pondok di tengah malam seperti ini, namun siapa yang bertamu di malam hari
seorang lelaki dengan tinggi
168 cm, matanya cokelat ,hidung yang mancung dengan kulit putih bersih menyinggung senyum di bibir nya
"assalamu'alaikum kyai." Dia mencium tangan Abi Friska
"ustadz Arkhan !!," Friska meneriakkan nama lelaki itu hingga ia terbelalak
🌟🌟🌟🌟
Bantu Author mengoreksi jika ada typo ya readers
jangan lupa vote dan komen agar author semangat berkaryakirimkan kritik dan saran kalian di komentar
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Rindu
Teen Fictionini adalah episode ke 2 dari karya ku sebelum nya Sebatas Temu silahkan baca dulu episode satu baru berlanjut ke episode Dua Rindu supaya faham alur ceritanya ******** Tiga Tahun telah berlalu, kini Bulan dan Bintang telah menyelesaikan masa pendid...