Setelah sholat isya, Abi dan Umi Friska memanggil Arkhan dan Friska untuk membicarakan perihal perasaan Friska
"mohon izin ada apa ya Bi kenapa Arkhan dan Friska di panggil kemari?," Arkhan buka suara
"begini nak, kami hanya ingin meluruskan apa yang mungkin nantinya akan menjadi fitnah bagimu, bagi Friska dan bagi pesantren kita," jelas Abi
"silakan bi," tawar Arkhan
"nak Arkhan kamu dan Friska bukanlah saudara kandung atau bukan juga menjadikam mahram atas persaudaraan kalian, lantas timbul di hati Friska rasa kagum terhadap mu, bersediakah kamu menikah dengan Friska nak?"
Mata Arkhan membesar seolah takpercaya akan apa yang dikatakan Abinya, sungguh hal ini tidak pernah ia bayangkan akan terjadi ia akan menikahi perempuan yang selama ini ia kasihi sebagai adik akan menjadi pendamping hidup nya
"maaf Bi, Akhan ingin bertanya, apakah Abi ridho dengan pernikahan ini?" Arkhan menanti jawaban
"Abi dan Umi ridho dengan pernikahan ini dengan syarat kamu akan menjaga Friska dengan baik."
"Arkhan akan menikah dengan Friska tentukan saja kapan pernikahan nya akan di langsungkan."
Rona merah timbul di wajah Friska ia tampak sangat bahagia,akhirnya kini ia akan bersama dengan laki-laki yang ia cintai
"nak, kita urus surat menyurat pernikahan mu terlebih dahulu baru kita tentukan kapan akad nikah akan di laksanakan" jelas Abi
"berapa lama waktu yang di butuhkan Bi?," tanya Arkhan
"mungin hanya 3 bulan nak," tutur Abi
"iya bi saya akan menunggu."
*******
Pagi ini setoran di laksanakan kembali dengan perasaan bahagia Friska mengambil barisan paling depan
"assalamu'alaikum calon suami." Friska menggoda Arkhan
"ingat kita belum mahram jangan melampaui batasan mu." Tegas Arkhan
Friska menyetorkan beberapa surat yang sudah ia hafalkan, sebetulnya ia sudah tak tahan berada di hadapan Arkhan ingin sekali ia mengajak Arkhan bercanda namun ia akan menundanya hingga hari pernikahan tiba
sementara Bulan tengah fokus dengan hafalan nya ia ingin membuat orang tuanya bangga dan ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu luang nya di pesantren
"Bulan, kamu semangat banget," Hilya mengagetkan Bulan
"iya Hilya saya mau fokus dengan hafalan saya, kamu juga semangat ya hafalan nya."
Karena sering bertemu akhirnya membuat Hilya dan Bulan berteman mereka mulai sering bertukar cerita dan saling menyimak hafalan
"Bul, boleh saya bertanya?." Hilya menatap Bulan
"silahkan" Bulan menutup Qur'an di tangan nya
"kamu sudah punya calon suami?" celetuk Hilya
"loh, kenapa pertanyaan nya begitu?"
Bulan terkekeh"ah sudahla jika tidak mau menjawab" Hilya hampir putus asa
"saya tidak memikirkan hal itu sekarang, saya hanya berfokus pada hafalan ku kalau suatu saat jodoh ku tiba aku akan menerimanya karena Allah." Tutur Bulan lembut
"maa syaa allah Bulan," Hilya memeluk Bulan karena rasa kagum nya
sementara Friska sedang sibuk mempersiapkan berkas-berkas syarat untuk melangsungkan pernikahan
"astaghfirullah, lupa bilang sama Bulan kalau aku akan menikah,"
Friska bergegas menata kertas-kertas penting ke dalam mapIa berjan menyusuri asrama menuju kamar Bulan, ia dengan perasaan bahagia
"Bulan...!" teriak Friska
"ning Friska," Hilya berdiri dari ranjang Bulan lalu berjalan keluar kamar
"Bulan saya mau kasih kabar baik untuk kamu."
"apa ?,"
"aku akan menikah dengan ustadz Arkhan,"
"hah, serius kamu?" raut wajah Bulan terlihat bahagia
"iya kami harus menunggu 3 Bulan lagi untuk melaksanakan akad " tutur Friska
"maa syaa allah, semoga lancar sampai hari yang telah di tetukan ya Friska" Bulan meletakkan tangannya di pipi Friska
"aamiin tapi jangan beritahu siapa-siapa ya nanti saja kalau tanggalnya sudah di tentukan "
🌟🌟🌟🌟
Bantu Author mengoreksi jika ada typo ya readers
jangan lupa vote dan komen agar author semangat berkaryakirimkan kritik dan saran kalian di komentar
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Rindu
Teen Fictionini adalah episode ke 2 dari karya ku sebelum nya Sebatas Temu silahkan baca dulu episode satu baru berlanjut ke episode Dua Rindu supaya faham alur ceritanya ******** Tiga Tahun telah berlalu, kini Bulan dan Bintang telah menyelesaikan masa pendid...