15. Penyair

22 22 1
                                    

"Hilya!," Arkhana memanggil santriwatinya untuk setoran

Hilya memberikan buku catatan kepada Arkhan, dan mulai menyetorkan hafalannya.

ketika Arkhana membalik halaman buku tulis milik Hilya selembar kertas  terjatuh dan mengalihkan perhatian nya

Diambilnya kertas itu lalu membaca tulisan di dalam nya." milik siapa ini?," tanya Arkhan

"saya ustadz" Hilya mulai panik karena ia lupa memindahkan kertas itu

"siapa yang menulis puisi ini ?."

"Bu_Bulan ustadz" Hilya gugup

Arkhan mengembalikan kertas pada buku hilya "Bulan..!!," suara Arkhan memenuhi ruang kelas

Bulan duduk di hadapan Arkhan menyerahkan buku catatan. "Benar kamu yang menulis puisi di kertas Hilya?"

"Be_Benar ustadz" Bulan berbicara terbata

"Bacakan."

"hah!!," Bulan menatap Arkhan dengan jantung dag dig dug, bukan karena jatuh cinta tapi ia takut ini akan menjadi masalah

"ta_tapi tadz," (terpotong)

"bacakan saja di hadapan saya ,"

Bulan membacakan bait puisi yang ia ciptakan

"pertemuan yang tanpa sengaja terjadi membuaf aku tidak menyadari perlahan aku mencintai nya tanpa pernah bertanya rasanya saat ini
berat bagiku mengetahui di hatimu bukanlah diriku dan cintamu bukan aku"

Bulan menyelesaikan puisinya.lalu di lanjutkan dengan menyetorkan hafalan, ia akan selalu hafal setiap puisi yang ia tulis dari hatinya

"Duh kenapa puisi itu bisa di baca ustadz Arkhan?," Bulan cemas

"maaf Bulan, tadi aku memasukkannya dalam buku catatan
ternyata kertasnya jatuh saat ustadz Arkhan membalik halamannya"
Hilya merasa bersalah

"tidak bukan itu yang aku permasalahkan Hilya,"

"lalu apa?"

"Ustadz tersenyum setelah mendengar puisi ku"

"hah!!"

"kamu saja terkejut apalagi aku"

"ustadz jatuh cinta padamu" celetuk Hilya

"hutss, jangan ngarang kalau ngomong mana mungkin pengantin baru jatuh cinta" Bulan mencubit kecil Hilya

"oh jadi gus mendengar puisi Bulan"
ucap Friska setelah mendengar cerita suaminya

"iya, dia kenapa sih galau ya?" sambung Arkhan

"kalau saya ceritakan janji gus akan menyimpan cerita ini dengan baik?"

"iya sayang"

*Friska menceritakan masalalu Bulan*

D

ua minggu telah berlalu, hari ini Friska hendak mengajak suaminya jalan-jalan, menghibur diri yang mulai penat

"gus ayo jalan-jalan ke taman"
Friska menarik tangan suaminya

"eh kenapa tiba-tiba ?," Arkhan menggenggam tangan istrinya agar tidak terjatuh

"ayolah gus kumohon"

melihat istrinya yang memohon hati Arkhana lulih, ia mengambil kunci mobil di laci lalu berpamitan pada Abi dan Umi

" Bi Arkhan dan Friska jalan-jalan ke taman sebentar boleh?" Arkhan menunggu jawaban Abi nya

"silahkan, bawa martabak ya kalau pulang."

Dua Rindu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang