Malam hari pun telah tiba, hembusan semilir angin menyentuh kulit Amanda, ia melangkah dengan perlahan sambil mendengarkan musik di earphone nya, tangannya terlentang menikmati semilir angin malam, wajahnya terus menerus tersenyum manis. Sesampainya di rumah, ia melihat mobil orangtuanya sudah datang, dan ia pun cepat-cepat masuk ke dalam rumah.
Clek!
Amanda pun membuka pintu rumahnya, ternyata kedua orangtuanya tidak ada di ruang utama. Ketika Manda memasuki ruang keluarga, keluarganya sedang menunggu ia pulang, dan Bunda nya terlihat sedang menatap tajam Amanda.
“Duduk Manda, Bunda mau ngomong sama kamu”
“Iya bun, ada apa?”
“Kamu tanya ada apa? Ternyata selama ini kamu kerja part time di café sampe malem kaya gini? Apa-apaan kamu, harusnya kamu tuh belajar aja di rumah, belum cukup emang uang yang di kasih dari Bunda sama Ayah hah? Ucap Bunda Amanda dengan emosi yang memuncaknya.
“Kok bunda ngomong kaya gitu sih? Aku cuman gak mau kesepian di rumah Bun, selama ini Bunda sama Ayah sibuk terus gak pernah ada waktu sedikit pun buat aku, aku juga pengen punya kegiatan, dan aku juga pengen ngehasilin uang dari jerih payah aku sendiri” jawab Amanda sambil mengusap air matanya.
“Oke Bunda paham, kamu kesepian, kamu bisa cari kegiatan, tapi gak kerja part time juga kan, kenapa gak ikut kegiatan di kampus aja?”
Hiks hikss
“Bun, Bunda pernah gak ngomong sekali aja, kalau Bunda bangga sama aku?, gak pernah kan Bun? Bunda juga gak nge-support aku ke jurusan yang aku mau, aku bener-bener gak tertarik sama jurusan Manajemen Bisnis Bun, aku pengen masuk jurusan Arsitek, kenapa Bunda sama ayah gak ngizinin aku masuk jurusan yang aku mau, ini sebenarnya siapa sih yang kuliah Bunda sama Ayah atau aku?.” Isak tangisnya pun tak bisa terbendung lagi, Amanda terus mengeluarkan emosinya melalui tangisan.
“Manda sayang, begini, bukan ayah sama bunda ngelarang apa yang kamu sukai, tapi ini suatu keharusan yang hanya bisa kamu lakukan untuk bunda dan ayah. Kamu tahu kan perusahaan ayah sedang naik-naiknya? Ayah tidak mau terulang lagi masa-masa dimana perusahaan kita jatuh karena suatu kesalahan sepele yang dibesar-besarkan. Karena itu ayah sangat mengandalkan kamu untuk melanjutkan perusahaan ayah sayang.” Ujar Ayah Amanda sambil mengusap-usap kepala Amanda untuk menenangkan putri kesayangannya.
Terlihat Amanda hanya bisa pasrah mendengar penjelasan dari kedua orangtuanya, ia benar-benar merasa sendiri, tidak ada yang mendukung mimpinya, tidak ada yang bangga pada dirinya. Ia hanya bisa menaratapi nasibnya yang penuh dengan permasalahan.
“Udah sayang, jangan nangis terus, istirahat aja ya, besok kan kuliah” ucap bundanya sambil menarik tangan Amanda untuk mengantarkan ke kamarnya.
YOU ARE READING
Ketika Semesta Mempertemukan Kita
Dla nastolatkówTak disangka, semesta selalu mempunyai cara untuk mempertemukan kita, hanya ada aku dan kamu, rasanya seperti seisi alam semesta membawa lebih dekat kebahagiaan, semoga semesta tidak membawamu pergi lebih jauh dari hidupku.