Gentle or No gentle

7 0 0
                                    

Hari ini adalah hari terindah dalam hidup Amanda, sedari bangun tidur ia hanya bisa tersenyum tiada henti. Semesta paling mengerti titik penyembuh untuk hati Amanda, dan dapat membawa cerita terbaru bersama orang terkasihnya.

“Heh Manda” panggil Shirin seniornya di kampus

“Iya kak, ada apa”

“Oh ternyata, keluarga lo ya, yang bikin hancur perusahaan sahabat gue” ucap Shirin dengan wajah kesalnya.

“Kak gini deh, kakak langsung samperin aja ayah aku, kalau mau lebih jelasnya.” Tantang Amanda.

“Kak Shirin hanya denger isu-isu yang hoaks, dan kak Reynald salah paham, itu bukan akibat dari perusahaan ayah ku” jelas Amanda pada Shirin.

“Parah banget lo Man, gak ngaku-ngaku, sama aja kek keluarga lo”

“Terserah kak Shirin mau ngomong apa, aku udah tutup telinga” ujar Amanda dan langsung meninggalkan Shirin.

Saat Anantha ke ruangan G3, ia bertemu dengan Reynald, dan tiba-tiba Reynald mendorong meja dan kursi di ruang kelas G3. Reynald langsung menarik kerah baju Anantha dengan kasar.

“Heh Anan, lo bener-bener ya cari masalah sama gue”

“Apa sih, rusuh banget lo” menarik tangan Reynald dan langsung mendorongnya.

“Berani-berani nya lo ngadu ke rektor, dan turunin jabatan gue” Ucap Reynald sambil melemparkan kursi ke arah Anantha.

“Karena lo gak becus, jadi Ketua Pelaksana” jawab Anantha dengan suara tingginya dan sambil menunjuk ke arah wajah Reynald.

Saat Reynald akan menjotos wajah Anantha, seorang pria berambut ash gray, menggebrak pintu ruangan G3, ditemani dengan seorang gadis berambut Panjang.

GEBRAAKK!!!

“Hey!!! Stop, Rey lo bener-bener kaya bocah” ucap Arash dan berdiri di antara Anantha dan Reynald.

“Kaya gini aja lo permasalahin, harusnya lo intropeksi diri Rey” ucap Neisha sambil menghela nafasnya.

“Reynald!!!” teriak Shirin dari arah pintu masuk.

“Udah Rey, lo gak usah ngebela diri apa-apa”

“Maksud lo apa sih Rin? Ya gue punya hak lah untuk ngebela diri gue”

“Engga gitu maksudnya Rey, Ayahnya si Anantha Rektor jadi lo gak bisa bela diri apa-apa, udah nurut aja, ibaratnya gini, lo punya duit, lo punya kuasa.” Jawab Shirin dengan  sangat lantang.

“Gila lo Nan, gak gentle banget” Ujar Reynald sambil menendang kursi disebelah Anan, dan langsung melongsong pergi bersama Shirin.

Ketika Semesta Mempertemukan KitaWhere stories live. Discover now