Chapter 9

1K 147 6
                                    

"Ny. Chika keadaannya telah stabil, kami telah berhasil menghentikan dan menangani pendarahan dikepalanya, mengobati luka ditubuhnya, dan memberikan obat agar ia bisa istirahat. Sebentar lagi beliau akan sadar. Mungkin Ny. Chika akan mengalami rawat inap selama tiga atau empat hari." Jelas dokter. Nampak Nenek Saras menghela napas lega. Begitupula dengan yang lainnya. Mata indah sang dokter tertuju pada Shani yang masih dalam posisinya duduk dilantai dengan sejumlah luka diwajahnya.

"Maaf bukan saya bermaksud ikut campur, tapi selesaikan masalah keluarga ini diluar. Saya khawatir dengan kondisi kejiwaan Ny. Chika saat ini." Aran hanya tersenyum kecut menanggapi ucapan dokter dihadapannya.

"Apa Chika sudah boleh dilihat keadaannya dok?" Veranda angkat bicara. Wanita yang masih sangat cantik untuk seumurnya ini sekilas menatap kearah anak bungsunya. Dalam hati ia berfikir, belum terlambat rasanya menyelamatkan rumah tangga Shani, asalkan anaknya itu mau berubah.

"Sudah, tapi mungkin satu persatu menjenguknya. Baik saya permisi dahulu!" Pamit si dokter langsung meninggalkan semuanya. Aran menatap sinis kearah Shani dan langsung menggendong Zee masuk ke kamar Chika, meninggalkan yang lainnya.

Perasaan bersalah, menyesal dan takut bercampur aduk dibatin Shani. Merasa bersalah telah menjerumuskan orang yang tak bersalah seperti Chika kelubang penderitaan. Menyesal karena telah menganiyaya istri yang sebenarnya amat sangat ia sayangi. Walau ia masih menyangkal perasaan itu. Apa mungkin keutuhan rumah tangganya akan tetap terjaga? Itulah yang ia takutkan jika pada akhirnya rumah tangganya berakhir di meja hijau.

la tekuk kakinya, lalu menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya. Perlahan terdengar suara isak tangis dari bibirnya.

~

Malam itu kau mabuk

Kau menyakitinya... Merebut semua yang ia punya...

Kesuciannya.

Kau hanya menatapnya jijik ketika ia menangisi semua perbuatanmu.

Kau pergi meninggalkannya. Bertingkah seperti pengecut.

Disaat ia meminta tanggung jawab atas apa yang kau perbuat...

Apa yang kau lakukan?

"Aku hamil Shani, aku minta tanggung jawabmu!"

"Gugurkan!"

~

Disaat banyak pasangan bahagia bisa tidur bersama, apa yang kau perbuat pada istrimu?

"Izinkan aku tidur disini Shani..."

"Jijik aku tidur denganmu!"

~

Disaat kau melihat wajah lelahnya yang tertidur

Kau tak membelai rambutnya, mengecupnya dan mengucapkan selamat pagi ketika ia terbangun..

Tapi apa yang kau lakukan?

Kau jambak rambutnya, kau jatuhkan tubuhnya kelantai yang dingin tak berperasaan.

"Dasar malas! Tidur saja yang kamu bisa!"

~

Disaat kau pulang, ia selalu menyambutmu..

Memberikan senyum terbaiknya sambil mengucapkan kata 'selamat datang'

Tapi apa balasanmu?

"Berhenti tersenyum! Benci aku melihatnya.."

~

Ketika ia menelponmu, memberitahumu bahwa putramu telah lahir kedunia...

Kau tak mengucapkan kata syukurlah atau berterima kasih pada istrimu...

Apa yang kau ucapkan?

"Dasar istri merepotkan!"

~

Putramu telah lahir kedunia dan itu semua berkat usaha istrimu..

Putramu begitu tampan dan mirip denganmu..

Tapi apa yang kau katakan ketika kau melihat kemiripan itu?

"Kenapa harus mirip denganku? Memuakan!"

~

Setiap hari yang kau keluarkan hanya cacian dan makian...

Tapi ia hanya tersenyum sambil menundukan kepala...

Begitu pula ketika kau merangkul mesra tubuhnya, mengeluarkan kata manis ketika berhadapan dengan keluarga besarmu..

Tapi ia tetap tersenyum sambil menundukan kepala...

Tapi tahukah kau sesungguhnya hatinya menangis dan merana?

~

Dan puncaknya, ketika kau melihat istrimu bersama pria lain..

Apa yang kau lakukan?

Kau marah, kau memukulnya, menyakitinya.

Padahal tahukah kau bahwa rasa cemburumu itu belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan rasa cemburunya padamu?

Kau tak tahu apa rasanya jika mengetahui suaminya

Pulang larut malam, mabuk, dan bermain perempuan..

Ketika ia tanya alasanmu kenapa kau seperti itu, apa yang kau jawab?

"Aku bersama perempuan malam ini, dan itu sangat menyenangkan.."

~

Kini ketika ia terbaring tak berdaya dirumah sakit

Kau tak bisa berbuat apa-apa

Hanya duduk meringkuk dan menangis..

Kau bodoh Shani... Kau bodoh.

-&-

Memori Tanpa NamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang