Bochap 01

4.1K 139 14
                                    

Halo,maaf bochap nya lama ni readers.

Hehehe maaf maaf di luar ekspetasi end nya tapi gapapa lah kan jean dan mavin hidup bahagia nanti sih kalo beneran.

Happy reading di chapter akhir sekaligus bochap satu satu nya...

__________________________

Mavin menangis sendu melihat batu nisan bertulisan nama kekasih nya saat ini, remaja tersebut menangis keras memeluk jean nya yang sudah tidak ada.

Dia datang ke rumah kekasih nya bersama ali dan Jennie namun bukannya sambutan yang menyambut mereka melainkan bendera kuning tertata jelas di depan mereka.

Ditambah dengan ucapan berduka dari kolega kolega teman bisnis donghae membuat mereka bertiga menjaga tak percaya.

Di malam itu ali selaku sahabat jean yang berjanji akan membawa mavin untuk jean terpukul keras dengan keadaan rumah sahabat nya yang sudah di penuhi orang orang.

Dokter berkata bahwa jean pergi bukan karena gelas melainkan karena gangguan syarat otak yang putus dan pembuluh darah otak nya yang pecah membuat jean tak bisa bertahan.

"Hiks Jean! Ayo bangun. . . aku udah kembali buat kamu hiks. . ." mavin menangis.

Entah sudah berapa jam perut nya terasa sakit, tetapi ia mengabaikan nya yang ia rasa hanya rasa tak percaya dan kecewa secara bertubrukan dan tidak teratur.

Aliendra dan eun bi yang sudah berapa kali tak sadarkan diri, semua orang tak percaya bahwa jean sudah pergi dan meninggalkan semua orang disini, jean nya sudah pergi di tengah anak nya yang beberapa bulan dekat akan lahir tanpa di sambut oleh sang ayah, ia rasa semua ini tak nyata.

Mereka semua berkumpul ber tujuh di depan tempat peristirahatan terakhir nya, tak mereka sangka.

"Yan. . . padahal lo udah janji sama gua kalo lo sembuh mau balapan sama gua" seru Jehan menangis.

Mereka semua mengangguk setuju tidak ada yang menyangka bahwa jean akan meninggalkan mereka secepat ini, sangat mengecewakan namun sudah kehendak tuhan, mereka tidak bisa melawan atau tidak setuju.

"Kita selalu jadi sahabat lo jeandra. . ." ucap aliendra sambil menepuk tanah yang sudah penuh dengan bunga duka di atas nya.

Seorang pria tengah mendorong stroller bayi dengan bayi laki laki tampan dan lucu di dalam nya.

Mavin tersenyum setelah mengunjugi makam kekasih nya ia kembali ingat dimana jean berkata untuk segera mengecek apakah di dalam perut nya ada makhluk kecil yang tengah hidup.

"Jean. . . baby udah lahir, kamu gak mau liat?" ucap nya sendiri.

Ia menunduk melihat bayi kecil nya yang tengah tertidur pulas dengan muka yang sangat mirip dengan jeandra mendiang kekasih nya yang mungkin sudah tidak merasakan rasa sakit di alam sana.

"Jiandra guluhpati diantara" ujar nya.

Ya, jian, mavin sengaja memberi nama anak nya hampir sama persis dengan jean, dikarenakan mereka mirip dan ya. . . mavin berharap jian bisa menjadi kuat seperti sosok mendiang ayah nya kelak.

Mavin berjalan kembali lalu tiba tiba tubuh nya tidak sengaja menabrak orang yang sedang buru buru, ia merintih pelan ketika tubuh nya hampir terhuyung kebelakang namun untung saja pria tersebut menahan tubuh nya.

Brugh!

"Ahk, maafin saya. . ." ujar pria tersebut.

Mavin mengangguk lalu mendongak melihat wajah pria tersebut yang mampu membuat nya terdiam berkaca kaca tanpa sengaja ia meremat baju yang di kenakan pria tersebut lalu menangis memeluk nya.

"Hiks. . . jean, kamu jean kan?" ujar nya.

Ya, pria tersebut sangat mirip dengan jean, kekasih nya, ayah dari bayi di samping nya ia menangis deras lalu menahan tangan pria yang mencoba melepaskan pelukannya paksa.

"Jean siapa? Maaf saya jevandra" ucap pria tersebut.

Mavin mengangguk lalu semakin memeluk erat Jevan, rasa rindu yang beberapa bulan ini ia rasakan perlahan memudar dengan adanya pria yang bahkan ia tidak kenal sama sekali namun ia merasakan ikatan yang hebat.

"Maaf. . . maafin aku, aku mohon biarkan aku memelukmu sebentar saja hiks. . ."

Mavin menangis pilu menyembunyikan wajah nya di leher jevandra yang tampak kebingungan tapi mengangguk.

Kalo diliat liat kasian juga, ia membalas pelukan remaja tersebut mengusap pelan punggung sang empu agar tenang, karena demi apapun rasanya seperti ada rasa bersalah dan juga sedih melihat orang yang tengah memeluk nya sekarang.

"Sstt. . . jangan nangis, saya disini ada buat kamu" ujar nya perlahan mengusap rambut mavin yang sesegukan.

Mavin mengangguk terus memeluk jevan hingga dirasa tenang lalu melepaskan nya mengusap air matanya yang berada di pipi nya lalu tersenyum manis walau terlihat sedih.

"Maafin aku ya? Tapi kamu beberan mirip pacar aku yang udah gak ada" ucap nya sendu.

Pria tersebut lalu mengangguk tangannya mulai mengusak pelan rambut mavin yang membuat sang empu mematung karena kaget, tetapi ia menutup matanya menikmati usapan pria di depannya.

"Kamu manis, nama kamu siapa".

__________________________________

Hai maaf ya bocap nya kurang seru, soalnya otak aku udah putus kalo soal sad end hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai maaf ya bocap nya kurang seru, soalnya otak aku udah putus kalo soal sad end hehehe. . .

Cerita baru cuy, jangan lupa baca dan vote juga, masa numpang liat doang ?

See you di next book !

SMOKE 🔞 NOMARK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang