🧃 ½ : 2 🧃

911 176 122
                                    

"ASTAGA!! Yah anak nakal! Mengagetkan Eomma saja!" Seungkwan berteriak histeris mendapati putrinya yang masih pagi-pagi buta sudah berjongkok di kulkas dengan rambut panjang yang menutupi wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ASTAGA!! Yah anak nakal! Mengagetkan Eomma saja!" Seungkwan berteriak histeris mendapati putrinya yang masih pagi-pagi buta sudah berjongkok di kulkas dengan rambut panjang yang menutupi wajahnya. "Eomma pikir kau hantu. Tidak bisakah kau ikat rambutmu itu?"

"Tidak bisa Eomma, Haechan sedang berusaha memikat pria jadi Haechan ingin tampil cantik dengan rambut yang Haechan gerai hehe aw! Eomma!"

Haechan protes karena Seungkwan yang tiba-tiba menoyor kepalanya.

"Umur berapa kau? Cinta-cintaan saja di otakmu itu."

"Eomma, bukankah Eomma harusnya memberi selamat atas perkembangan pesat putri kesayangan Eomma ini? Apa Eomma pernah dengar Haechan curhat tentang pria di Seoul selama ini? Tidak kan? Putrimu ini tidak memusingkan pria, hanya menganggap mereka semua teman."

"Dan kau ingin bilang kalau kau menyukai seorang pria di hari pertamamu pindah ke kampung? Congratulations~ ha. ha. ha."

"TENTU SAJA EOMMA! Terima kasih telah membawa Haechan mudik ke kampung Eommaaa..." Kata Haechan sambil memeluki Seungkwan dari samping dan mencium pipinya lalu terkekeh.

"Tch, dasar tidak konsisten. Baru beberapa hari yang lalu kau bilang tidak ingin berlama-lama di kampung, kau tidak tahan. Cepat sekali berubah pikirannya."

"Jadi Eommaa, dimana yoghurt Haechan?? Haechan harus bawa satu untuk Jeno."

"Aaaa jadi namanya Jeno. Apa marganya? Dimana dia tinggal? Eomma harus tahu."

"Lee. Lee Jeno. Dia tinggal di sebelah utara Geoje di bawahnya ada dermaga tempat lelang ikan. Dimana tepatnya rumahnya Haechan belum tahu, tapi akan Haechan cari tahu hehee kemarin baru sampai di perempatan di bawah saja. Haechan belum sempat naik. Lagipula kenapa sih desa ini rumahnya harus di jalan menanjak??"

Seungkwan tidak menjawab ocehan Haechan karena sibuk mencari yoghurt favorit yang diminta Haechan. Setelah menemukannya, Seungkwan menarik laci paling bawah kulkas yang merupakan snack draw, berisi semua jenis cemilan dan roti. Dia mengeluarkan satu.

"Oh Eomma, keluarkan lagi yang banyak. Aku punya 3 teman baru juga yang harus diberi cemilan."

Seungkwan memutar bola matanya malas. Meski begitu, dia tetap mengeluarkan berbagai jenis roti dan cemilan dan menyerahkannya pada Haechan sampai wajah Haechan tertutupi dengan cemilan.

"Itu, ambil semua. Sekalian kamu buka warung di sekolah. Dasar. Eomma tidak akan memberimu jajan! Kau sudah bawa banyak cemilan. Pergilah ganti baju. Sudah jam berapa ini dan kau belum pakai seragammu?"

"Iya iyaa... dasar Ibu-Ibu. Mengomel saja kerjaannya tiap hari."

"Eomma mendengarmu Kim Haechan!"

"Kalau Eomma tidak memberikanku jajan, aku minta Appa saja! Appa tidak akan tega melihat dompet putrinya kosong wleee hahaha"

Seungkwan melempar sayur ke arah Haechan tapi Haechan dengan cepat menghindar sehingga sayur yang dilempar Seungkwan mendarat dengan sempurna tepat di wajah Mingyu.

'Us, Together.' NoHyuck 🌞🍦🧃🍋🥝🌞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang