🧃 The After Storm 🧃

684 129 48
                                    

"Kau yakin tidak ingin berpesta dengan kami, Haechan? Dimana Haechan yang dulu? Yang tidak bisa hidup tanpa pesta? No Haechan, No party

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau yakin tidak ingin berpesta dengan kami, Haechan? Dimana Haechan yang dulu? Yang tidak bisa hidup tanpa pesta? No Haechan, No party. Remember?"

"Yeah, that's the old Haechan. Sebentar lagi CSAT akan dilangsungkan. Apa kalian tidak takut tidak diterima di perguruan tinggi nantinya? Lupakan soal pesta, kalian bisa mengadakan pesta jika pengumuman hasil CSAT telah diumumkan. Pergilah, jangan ganggu aku dan membuyarkan konsentrasiku."

Padahal Haechan sengaja memilih cafe yang sedikit lebih jauh dari sekolah karena tahu dia akan jadi bulan-bulanan dari teman-temannya dengan segala panggilan dan undangan untuk berpesta. Ya memang Haechan yang dulu akan menerimanya, ikut berpesta bersama mereka dan bersenang-senang. Tapi sekembalinya dari Geoje Haechan pun mengalami banyak perubahan yang membuatnya untuk fokus menatap masa depan. Apalagi dia telah membuat janji dengan Jeno. Yang pasti tidak melibatkan uang Appa-nya lagi. Haechan juga penasaran ingin tahu sampai dimana kemampuan belajarnya.

"Sudah ku bilang kan aku tidak-"

"Chill, sist... it's me."

"Dan apa yang kau lakukan di sini, Le?"

"Apalagi? Menemani sepupuku yang ku sayang ini untuk belajar dan juga menjauhkan orang-orang gila pesta itu darimu. Mereka menjadi menyebalkan bukan?"

"Bagaimana denganmu, Le? Kau tidak ikut berpesta bersama mereka?"

"Mungkin tidak. Pesta anak-anak orang kaya selalu monoton, aku sudah bosan. Bagaimana kalau kita ke Geoje? Ku dengar akan ada festival merayakan hari raya panen di sana. Bukankah akan sangat menyenangkan?"

"Bilang saja kau ingin bertemu Jisung, Le."

"Ya, itu tujuanku. Memangnya kau tidak ingin bertemu Jeno, sist? Apa ini sudah mau 6 bulan? Wah, waktu berlalu dengan begitu cepat, kau tidak bertemu dengan Jeno selama itu. Apa kau bisa menahannya lebih lama lagi?"

Haechan akui dia tidak bisa. Dan kepada siapa lagi dia berkeluh kesah kalau bukan kepada Chenle atau Renjun? Kebanyakan pada Renjun karena bagaimana pun yang masih berada di Geoje bersama Jeno kan Renjun. Tapi dia sudah membuat janji dengan Jeno untuk tidak dulu bertemu, setidaknya hingga CSAT berakhir dan pengumuman tiba. Awal-awalnya pun memang berat, tapi karena komunikasi mereka yang tidak terputus, sepertinya Haechan sudah mulai terbiasa.

"Tinggal sebentar lagi, Le. Aku hanya harus menahan sebentar lagi. Kalau kau datang kemari hanya untuk menggangguku maka sebaiknya kau pergi juga, bocah gila!"

"Hahaha oke, oke... ada yang tidak kau pahami sist? Sepupu yang setahun lebih muda darimu ini akan membantumu. Kepalaku jauh lebih besar darimu itu bukan tanpa alasan hehe"

Haechan memutar bola matanya malas. Tentu saja Chenle dan kesombongan akan kepala besarnya itu tidak akan bisa dipisahkan.

"Fisika. Aku berencana masuk KAIST tapi nilai fisikaku sama sekali tidak membantu."

'Us, Together.' NoHyuck 🌞🍦🧃🍋🥝🌞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang