🍦 That's all I want to say 🍦

898 143 49
                                        

"Aku minta maaf karena telah merepotkanmu hari ini, Njun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku minta maaf karena telah merepotkanmu hari ini, Njun..."

"Eyy, tidak masalah. Seperti orang asing saja. Kita berteman, Jen. Lagipula aku tidak punya kegiatan hari ini jadi aku bisa menggantikanmu. Ahjumma juga senang-senang saja kok."

"Tapi karena ini akhir pekan mungkin akan sedikit lebih ramai dari biasanya. Mungkin kau akan kewalahan."

"Tidak masalah..."

"Iya, tidak masalah karena akan ada aku yang membantu Renjun di sepanjang hari ini."

Perhatian Jeno dan Renjun kini teralihkan oleh kehadiran sosok pria dengan hoodie putih dan celana jeans berwarna terangnya.

"Wah, apa-apaan ini?" Tanya Renjun sedikit tidak percaya.

"Permisi Lee Jeno, kenapa kau minta tolong Renjun untuk menggantikanmu bekerja hari ini sementara ada aku yang bisa kau mintai tolong?" Kata Jaemin dengan ekspresinya yang 'sedikit' kesal kalau boleh dibilang.

"Sejak kapan kau merelakan akhir pekanmu untuk berkegiatan di luar rumah, Bapak Na Jaemin?" Jeno balas bertanya.

Ya belasan tahun bersama mereka Jeno jelas sudah tahu kegiatan akhir pekan dari Na Jaemin, si mageran. Untuk alasan itulah alih-alih bertanya pada Jaemin atau Jisung yang kemungkinan besar sibuk bersama Neneknya, Jeno meminta tolong pada Renjun. Jika Jaemin keluar di akhir pekan untuk membantu Renjun bekerja maka itu sudah sangat jelas bukan?

"Badanku pegal-pegal karena tidak banyak bergerak. Aku harus memanfaatkan hari ini dengan baik. Hitung-hitung olahraga. Kau pergi saja sekarang. Mau ke Seoul kan? Jisung memberitahuku."

Awalnya memang Jeno tidak sadar, tapi melihat bagaimana Jaemin langsung memposisikan dirinya di belakang Renjun membuat pemuda itu akhirnya paham juga. Kalau ternyata ada alasan kenapa Jaemin meninggalkan kasur tercintanya di akhir pekan.

'Sekarang kau rasakan kan apa yang ku rasakan kemarin-kemarin, Jaem?' Batin Jeno.

Ini mengarah pada Jaemin yang secara tidak sadar dekat dengan Haechan membuat Jeno panas dan cemburu setengah mati sampai harus menyerobot duduk di antara mereka berdua. Jeno tahu mereka tidak ada apa-apa tapi perasaannya tidak bisa dikelabui. Tetap saja Jeno panas melihat Haechan terlalu dekat dengan pria lain, cemburu.

"Baiklah, terima kasih untuk kalian berdua. Aku janji akan menraktir kalian ayam goreng nanti ketika aku kembali."

"Tidak usah pikirkan itu Jen, pergilah temui Haechan. Anak itu membanjiriku dengan chat mengirimkan stiker menangis. Menyedihkan." Kata Renjun menunjukkan room chat-nya dengan Haechan yang sungguh isinya hanya sticker menangis. Membayangkan Haechan benar seperti sticker menangis berguling-guling itu membuat Jeno tersenyum gemas.

Jeno akhirnya berpamitan pada Jaemin dan Renjun. Melihat jam pada ponselnya, dia harus pergi sekarang kecuali harus menunggu beberapa jam lagi untuk bis yang selanjutnya. Begitu tiba di terminal bis, Jeno tepat waktu. Hampir terlambat kalau saja Jaemin lebih banyak mengoceh tadi. Segeralah Jeno naik dan duduk di barisan paling belakang. Membuang nafas lega setelah duduk dengan nyaman di tempatnya.

'Us, Together.' NoHyuck 🌞🍦🧃🍋🥝🌞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang