"Bahkan jika hari-hariku tidak berjalan sesuai dengan apa yang ku inginkan, selalu bersamamu aku tahu aku bisa melaluinya..."
A NoHyuck Story by Bee 🐝
• NOHYUCK
• GENDERSWITCH
• Romance, Fluffy, Highschool
• ft. JaemRen + JiChen
Let's fill this sum...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kesalahpahaman yang sebelumnya terjadi antara Jeno dan Haechan memang sudah terselesaikan, keduanya sudah kembali seperti sedia kala. Hanya saja masih ada satu yang belum bisa diterima oleh Jeno. Semenjak mereka pisah kelas, Haechan memang lebih sering menghabiskan waktu dengan Jaemin dan Jisung.
Tapi Jisung biasanya berada di lapangan bola pada jam istirahat, bermain bersama kakak kelas. Jisung lebih memilih untuk mengembangkan skill atletiknya ketimbang harus memaksimalkan fungsi otaknya karena dia tahu dia tidak akan mampu, maka dari itu dia ingin jadi pemain bola saja siapa tahu nanti bisa ikut beasiswa di universitas olahraga.
Nah biasanya Jaemin dan Haechan akan menonton Jisung bermain sambil bersantai dengan es krim di tangan mereka, mengingat ini sudah memasuki musim panas dan panasnya terik. Sayangnya kelas A selalu keluar istirahat lebih lama karena jam belajar mereka yang lebih banyak. Padahal kan harusnya disamaratakan atau justru kelas C-F yang diberi jam belajar tambahan agar setidaknya mereka bisa masuk universitas.
Oleh karena itu setiap kali Jeno dan Renjun selesai dengan kelas mereka dan menyusul teman-teman mereka ke lapangan, mereka pasti selalu mendapati Jaemin dan Haechan duduk berduaan di tribun. Seperti sekarang ini. Otak sudah panas karena diisi banyak materi baru, matahari yang mungkin sedang pada kondisinya yang paling fit jadi menimbulkan suhu panas yang tidak main-main juga, lalu sekarang di depan matanya Jaemin membukakan penutup botol minum untuk Haechan lalu memberikannya pada gadis itu.
Nampak biasa saja bagi Haechan dan Jaemin, bahkan di kelas pun mereka saling membantu. Jisung seringkali membantunya, mereka bertiga saling membantu. Namun sepertinya Jeno tidak melihat itu seperti hal yang biasa saja.
"Permisi." Kata Jeno yang menyerobot masuk ke tengah, duduk di antara Jaemin dan Haechan. Untung saja air dalam botol minuman gadis itu tidak tertumpah karena botolnya tidak tertutup. Haechan dengan cepat mengarahkan botol itu menjauhi tubuh mereka dengan sedikit terkejut karena tindakan Jeno barusan.
"Apa yang kau lakukan? Banyak tempat duduk tapi kau malah lebih memilih masuk tengah. Panas tau?!" Protes Jaemin yang kemudian menggeser tubuhnya, memberi jarak agar tidak gerah.
"Ya memang di sini cukup panas." Balas Jeno memasang tampang kesalnya. Haechan sampai memiringkan kepalanya mencoba untuk membaca ekspresi Jeno tersebut hingga kemudian gadis itu tersenyum lebar. Karena sepertinya Haechan sudah paham kenapa Jeno bertindak dan memasang tampang sebalnya seperti itu.
"Lee Jeno..."
Baru memanggil nama Jeno, tiba-tiba ponselnya berdering. Ah itu dari sepupunya di Seoul, Chenle. Kalau tidak diangkat sekarang Chenle akan terus mengganggunya karena pada dasarnya gadis itu tidak suka diabaikan.
"Chenle menelepon, aku akan segera kembali..." Kata Haechan sebelum menjauhkan dirinya dari anak-anak itu untuk menerima telepon dari Chenle.