🌞 The weather is getting hot, isn't it? 🌞

741 150 69
                                    

Jeno datang ke sekolah pagi itu berharap dia bisa bertemu Haechan karena biasanya gadis itu akan datang lebih awal untuk meletakkan sarapan di atas mejanya, tak lupa yoghurt favorit Haechan yang sekarang jadi favorit Jeno juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno datang ke sekolah pagi itu berharap dia bisa bertemu Haechan karena biasanya gadis itu akan datang lebih awal untuk meletakkan sarapan di atas mejanya, tak lupa yoghurt favorit Haechan yang sekarang jadi favorit Jeno juga. Berharap jika yang terjadi kemarin itu hanyalah suatu kebetulan. Mungkin memang Haechan sedang dalam perasaan yang buruk atau ada sesuatu yang terjadi yang terjadi namun gadis itu belum siap mengatakannya.

Begitu dia tiba di kelas, malah tidak ada tanda-tanda keberadaaan Haechan. Bahkan mejanya kosong.

"Belum datang ya?" Gumam Jeno pelan.

"Siapa? Haechan? Kau lupa Haechan sudah pindah ke kelas F. Kita tidak sekelas lagi dengannya."

Ah, Jeno baru mengingatnya. Kemarin Haechan dipanggil ke ruang guru oleh wali kelas mereka. Jeno sudah memprediksikan hal ini sebelumnya, dia sudah khawatir karena gadis itu berada di peringkat akhir, namun tetap saja dia lupa.

'Jangan-jangan karena itu Haechan murung?'

"Mau kemana kau?" Tanya Renjun ketika Jeno buru-buru meletakkan tasnya dan berlari keluar kelas.

"Menemui Haechan."

Renjun tersenyum sambil dia berjalan ke arah mejanya. Ya, kembali ke setelan awal. Renjun yang duduk sendiri. Siapa juga yang mau duduk dengan anak yang jahil dan cerewet itu? Hanya Haechan yang bisa mengimbangi bahkan melebihinya. Mereka sudah sangat cocok menjadi teman sebangku, sayangnya kapasitas otak Haechan dengannya berbeda.

Jeno jarang bahkan hampir tidak pernah pergi ke kelas yang mereka sebut kelas buangan itu, bahkan ketika kedua teman baiknya berada di kelas itu. Dia rasa dia tidak punya kebutuhan di sana. Tapi sekarang sepertinya dia akan sering mengunjungi kelas F, untuk menemui Haechan.

Kebetulan sekali ketika Jeno pergi, dia langsung melihat Haechan yang baru saja tiba. Tas kuning pastel dengan gantungan kunci beruang itu begitu mencolok. Bahkan dari kejauhan meski hanya punggungnya saja Jeno tahu kalau dia adalah Haechan. Hanya dari tas dan gantungan kunci beruangnya tersebut. Saat itu mata mereka bertemu, tapi Haechan tidak tersenyum atau melambaikan tangan seperti yang biasanya dia lakukan ketika melihat Jeno. Kalau pergi Haechan akan berlari hingga dia berhenti tepat di depan pria itu.

Jeno baru ingin menghampirinya saat Haechan tiba-tiba menangkap sosok dua pemuda yang tengah berjalan menuju kelas mereka.

"Na Jaemin! Park Jisung!"

Keduanya menoleh. Haechan dengan cepat berlari menghampiri mereka bahkan menggandeng lengan kedua pria itu dan menarik mereka masuk ke dalam kelas membuat keduanya kebingungan. Jeno menyatukan kedua alisnya. Dia pun ikut kebingungan juga. Kenapa Haechan tiba-tiba berubah dan mengacuhkannya seperti ini. Pada akhirnya dia kembali ke kelasnya. Tidak mungkin memaksa masuk ke dalam kelas F dan menemui Haechan. Bagaimana kalau dia diusir.

Bahkan di jam istirahat pun ketiga anak itu tidak muncul di tempat mereka biasa beristirahat dan makan.

"Kemana anak-anak itu? Jen, kau tadi menemui Haechan kan? Apa yang dia katakan?"

'Us, Together.' NoHyuck 🌞🍦🧃🍋🥝🌞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang