🍋 Lowest Rank 🍋

774 168 73
                                    

"Apa yang kau lakukan? Kenapa jam segin kau belum tidur, bocah?" Tanya Seungkwan ketika dia memasuki kamar putrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa jam segin kau belum tidur, bocah?" Tanya Seungkwan ketika dia memasuki kamar putrinya. Sudah 2 jam lebih anak itu berbaring di atas tempat tidurnya sambil menatap pergelangan tangannya. "Ya Eomma tahu kau baru mendapat hadiah dari seseorang yang spesial tapi tidak perlu dilihat terus-menerus seperti itu juga. Itu tidak akan hilang kecuali kau ceroboh menjatuhkannya seperti open diamond bangle Graff yang Eomma belikan padamu tahun lalu."

"Eomma tidak seharusnya memberiku gelang dengan desain terbuka seperti itu, apalagi Eomma tahu putri tunggal Eomma ini seceroboh itu. Eomma... duduklah." Kata Haechan yang pada akhirnya duduk di tempat tidurnya, menepuk-nepuk sisi tempat tidurnya meminta Seungkwan untuk duduk.

Entah sudah berapa Haechan tidak melakukan hal ini tapi Seungkwan berterima kasih karena setelah sekian lama Haechan akhirnya mau berbicara lagi dengan Eomma-nya. Hal yang tentu Seungkwan rindukan. Bisa mendengarkan apa curahan hati putri tunggalnya. Dan ia bersyukur untuk hal itu.

"Eomma, Haechan rasa Jeno punya masalah berat." Kata Haechan membuka percakapan Ibu-anak mereka malam itu.



"Aku ingin peluk kamu sekarang. Boleh, Haechan?"

Mana mungkin Haechan tidak senang mendengar Tuan Crush-nya meminta untuk memeluk dirinya.

"Tentu saja boleh, Jenoo! Astaga, ku rasa ini adalah hadiah ulang tahun terbaik yang ku dapat tahun ini. Kau memberiku hadiah yang berharga dan aku-"

Haechan belum sempat menyelesaikan kalimatnya dan Jeno sudah melemparkan dirinya pada gadis itu. Tadinya Haechan tersenyum tapi ada yang aneh dari pelukan Jeno tersebut. Atau mungkin hanya perasaannya saja? Tapi Haechan bisa merasakannya. Ada sesuatu yang terjadi. Namun Haechan memutuskan untuk tidak bertanya tapi menyediakan kenyamanan yang dibutuhkan Jeno saat ini. Dengan membalas pelukannya dan menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.





"Apa sebaiknya Haechan bertanya, Eomma? Mungkin Jeno akan menjawab jika dipancing terlebih dahulu."

"Atau dia mungkin akan merasa tidak nyaman dengan orang lain yang menanyakan tentang kehidupan pribadinya. Beri waktu sebentar lagi. Dia sudah memberanikan diri untuk datang dan meminta pelukan darimu, jangan terburu-buru, Nak. Dia pasti akan mengatakannya bila dia rasa sudah siap. Untuk saat ini, kau hanya perlu ada di sisinya, Eomma rasa itu sudah lebih dari cukup untuknya."

"Eomma benar, Haechan tidak boleh memaksa dan mendesak Jeno untuk menceritakan masalahnya. Itu akan membuat Jeno merasa tidak nyaman. Tidak boleh, Haechan harus menghiburnya. Besok bawa apa ya untuk Jeno? Apa Eomma ada ide?"

"Akan Eomma pikirkan besok.Sebaiknya kau tidur saja, ini sudah larut. Yah! Bukankah besok sudah mulai ujian tengah semester? Kenapa kau tidak belajar, anak nakal?!"

"Sejak kapan Eomma melihat Haechan belajar? Hehe"

"Kim Haechan, jangan samakan Geoje dengan Seoul. Kau tahu Eomma tidak bisa lagi membantumu seperti yang Eomma lakukan di Seoul. Sekolah di Geoje terakreditasi meski letaknya di desa. Sekolah ini bahkan punya kelas khusus untuk menampung orang-orang berprestasi yang nantinya akan direkomendasikan langsung oleh sekolah ke universitas-universitas nasional bergengsi di Korea Selatan. Guru-guru di sini tidak bisa dirayu atau disuap. Eomma tidak bisa melakukan apa-apa, kau sendiri sekarang di sekolah itu."

'Us, Together.' NoHyuck 🌞🍦🧃🍋🥝🌞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang