CHAPTER II

3 2 0
                                    

Suasana di dalam ruangan mandi manor begitu tenang dan nyaman. Ryuko duduk dengan santai, dalam bak mandi yang berisikan air hangat, ditemani oleh gelembung-gelembung sabun yang jumlahnya banyak. Seorang maid membasuh lembut rambut silvernya yang panjang.

Air hangat mengalir menenangkan melalui rambutnya, dan Ryuko merasa sepenuhnya terpenuhi dengan sensasi itu. Wajahnya merefleksikan kelegaan dan kesenangan, serta bibirnya yang bergerak pelan dalam kegumaman kecil.

"Ah, rasanya begitu menyegarkan," gumamnya pelan, menikmati mandi paginya.

Maid yang membantunya tersenyum penuh perhatian. Dia sadar bahwa Ryuko baru bangun dari komanya, butuh waktu agar kesehatannya dapat pulih kembali. "Apakah ada hal lain yang bisa saya lakukan untuk membantu, Milady?" tanya maid itu dengan lembut, meskipun tahu bahwa Ryuko mungkin tidak akan menjawab.

Menyadari tak ada jawaban dari Ryuko, lantas tak ada pertanyaan lain yang keluar dari mulut wanita itu.

Namun yang ia tak bisa lihat adalah bahwa gadis itu sedang berpikir keras, memikirkan dirinya saat ini.

"Apa yang harus aku lakukan?" batinnya. "Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan setelah ini."

Ingatan masa lalunya Ryuu miliki, itu bagus, namun yang ia khawatirkan adalah pengetahuan tentang dunia ini. Jika benar dia bereinkarnasi ke dalam dunia, game otome yang dimainkan anaknya, maka pengetahuannya tentang game itu terbilang sedikit.

'Aku nyaris benar-benar tidak tahu apa-apa.'

Sebagai seorang shogun, pemimpin klan, ia memiliki waktu luang yang terbilang sedikit. Bahkan, jika pun Ryuu miliki waktu luang untuk beristirahat, maka ia habiskan untuk menenangkan diri sambil meminum secangkir teh.

Itu adalah kebetulan yang tidak disengaja, menemui anaknya yang sedang bermain game otome.

'Ya, tapi setidaknya aku masih bisa mengingat sedikit informasi tentang game itu,' batinnya lagi. 'Kalau tidak salah tentang kisah cinta anak remaja, bukan?'

Umumnya salah satu tujuan, di samping tujuan plot utama, menamatkan cerita, adalah untuk mengembangkan hubungan romantis antara karakter pemain wanita dan salah satu dari beberapa karakter laki-laki, itulah permainan Otome. Jika dilihat dari perannya saat ini, bisa dibilang Ryuko adalah seorang villain, itu berarti dia adalah penjahat dalam permainan ini.

'Penebusan kesalahan dan dosa adalah akhir dari kisahnya, bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan.'

Siapapun tahu peran seorang villain, dan akhir dari mereka tidak jauh dari kematian.

Ryuko sadar jika dunia ini mengambil latar abad pertengahan, masa dimana hukuman mati masih dilegalkan. Mengapa dia tahu? Sebab abad ke-21 adalah masa dimana informasi bisa diakses dengan mudah, termasuk sejarah.

"Tidak! Aku tidak mau berakhir seperti itu," gumam Ryuko dengan keras, merasakan kematian mendekatinya.

"Hah? Apakah Milady mengatakan sesuatu?" tanya maid itu, menatap Ryuko yang bangun dari alam pikirannya.

Ryuko lantas menjawab, "A-Ah... Tidak! Tidak ada apa-apa. Aku hanya bertanya apakah kita sudah bisa keluar dari sini?" dengan nada terbata-bata.

Maid tersebut lantas terkejut, berpikir jika Ryuko mulai kedinginan. "Astaga! Ma-Maafkan saya... Milady! Tampaknya Anda sudah kedinginan, ya?" cetus maid tersebut, mengambil handuk yang tergantung di atas pintu.

Keadaan tubuhnyaa masih belum stabil, tidak baik jika berendam terlalu lama. Ryuko mengelap tubuh dan rambutnya yang basah, keluar dari kamar mandi.

****

The Tale of Ryuko EverhartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang