CHAPTER IX

2 0 0
                                    

07.10 AM

Dalam kediaman keluarga Everhart yang megah, suasana dapur begitu riuh menyambut kedatangan tuan dan nyonya Everhart. Pasangan bangsawan itu baru saja kembali dari kunjungan mereka ke salah satu cabang keluarga Everhart yang tengah sakit. Para maid yang setia bekerja dengan penuh semangat untuk menyambut kedatangan tuan dan nyonya rumah.

Di pagi hari yang dingin ini, semangat mereka berkobar-kobar hingga menghapus rasa letih di wajah mereka. Dapur yang luas dipenuhi dengan bau harum makanan yang sedang dimasak. Sebuah api yang berkepul-kepul membakar kayu di dalam perapian besar, menyulut panci-panci besi yang digunakan untuk memasak hidangan lezat. Sejumlah maid berlarian ke sana kemari, mengambil bahan-bahan dari rak dan lemari, serta mencampurkan rempah-rempah dengan hati-hati.

Seorang maid yang sedang mengaduk sup di dalam panci memecah keheningan, "Hei kau tahu gak? Entah mengapa aku merasa lebih segar saat bangun dari tidur hari ini. Kau merasakan hal yang sama, gak?"

Di sampingnya, seorang maid yang tengah memotong daging membalas, "Iya loh! Hari ini aku merasa begitu bersemangat dan lebih berenergi dari hari kemarin!"

"Ada apa, ya? Kok, rasanya ada yang berbeda gitu hari ini."

"Entahlah. Mungkin ini adalah pertanda baik karena nyonya Duchess akan segera pulang!" ucap maid yang sedang memotong daging itu. "Iya, kan? Benar, gak?"

"Iya... iya mungkin saja." Balas temannya, lanjut mengaduk sayuran di dalam kuali.

Mereka berdua berbincang tentang hal aneh yang mereka rasakan saat bangun dari tidur. Tidak seperti pagi-pagi biasanya dimana mereka terbangun dengan nyeri dan pegal disekujur tubuh, akibat pekerjaan mereka terlalu banyak. Walaupun tuan dan nyonya rumah sedang tidak ada di rumah, namun tetap tugas mereka ada menjaga agar rimah tetap bersih.

Fenomena ini pun bukan hanya dirasakan oleh kedua maid tersebut, namun maid yang lainnya pun merasakan hal yang sama. Mereka seakan bangun dari tidur yang sangat nyenyak, bahkan rasa pegal dan nyeri disekujur tubuh mereka pun sudah hilang.

Mereka bingung dengan apa yang terjadi, dan terus mempertanyakan kepada sesamanya hingga sekarang.

Namun perbincangan hangat mereka seketika buyar saat seorang wanita, yang terlihat lebih tua dibandingkan mereka masuk ke dapur, dia sedari tadi memperhatikan kedua maid tersebut yang tampaknya sedang asik berbincang.

"Dua kalian! Ini bukan saatnya untuk berbincang-bincang! Tuan dan Nyonya Everhart akan segera tiba, dan kita harus memastikan semuanya sempurna!" bentaknya dengan nada yang memerintah. Kedua maid itu tersentak dan segera bergerak lebih cepat, mencoba menyelesaikan tugas mereka secepat mungkin..

"Hampir tiba waktunya sarapan, nih! Tolong dipercepat!" Wanita itu bersorak lagi.

"Baik, nyonya!" Semua maid yang berada di dapur bersorak serentak, mengiayakan arahan wanita tersebut.

Dia adalah kepala maid yang bekerja untuk kediaman Everhart, nyonya Ilyas namanya. Dia adalah wanita yang dihormati oleh para maid, karena posisinya sebagai kepala maid tentu dia memiliki tugas penting dalam menjaga agar pekerjaan berjalan dengan lancar. Kini dia tengah mengawasi persiapan untuk menyambut tuan dan nyonya Everhart.

Makanan dan tempat adalah hal penting yang harus dia perhatikan sekarang. "Baiklah. Semua berjalan dengan baik." Dia bergumam sambil mengamati seisi dapur dengan teliti. Matanya tak lepas dari para maid yang tengah menyiapkan berbagai macam hidangan.

"Kalau sudah selesai, bawa semua makanan ke ruang makan, secepatnya!"

"Baik, nyonya!"

Setelah dirasa cukup di dapur, dia menarik kakinya menjauh dari dapur, pergi ke ruang depan. Para maid yang berada di dapur pun menarik napas legas setelah nyonya Ilyad melangkah pergi dari sana.

The Tale of Ryuko EverhartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang